MENU

Islamic Widget

Senin, 30 Agustus 2010

Sarah Allen: Pengalaman Puasa Yang Berat, Menuntunnya Masuk Islam


PDF Cetak E-mail

Bulan Ramadhan menjadi bulan yang penuh kenangan bagi Sarah Allen. Karena pada bulan suci itulah Sarah mengalami perubahan besar dalam hidupnya, yang membulatkan tekadnya untuk segera bersyahadat.

Ia ingat, ketika Ramadhan tiba, baru setahun ia mempelajari agama Islam. Meski baru setahun mempelajari Islam, Sarah menemukan bahwa agama Islam adalah agama yang sempurna dan saat itu Sarah sudah punya keinginan untuk menjadi seorang Muslim.

"Setelah mempelajari agama Islam, saya makin tertarik untuk memperdalam agama ini, yang menurut saya sangat sempurna. Setelah mempelajari agama Islam, saya merasakan hidup saya pelan-pelan berubah. Cara berpakaian saya jadi lebih sopan, saya jadi lebih rendah hati dan saya merasakan kedamaian dengan perubahan itu," ungkap Sarah.

Ia melanjutkan, "Saya sadar apa yang telah membuat saya berubah dan saya memutuskan untuk masuk Islam. Saya tahu, keputusan ini akan membawa perubahan besar bukan hanya bagi hidup saya, tapi juga orang-orang tercinta di sekeliling saya. Saya pun memutuskan untuk melakukannya dengan pelan dan bertahap sebelum saya betul-betul menyatakan diri sebagai seorang Muslim."

Bulan Ramadhan datang, Sarah berpikir inilah saat yang tepat baginya untuk mempraktekkan apa yang ia ketahui tentang Islam. Ia memutuskan untuk ikut berpuasa meski saat itu ia belum menjadi seorang Muslim. Selama mempelajari Islam, Sarah tahu umat Islam diwajibkan berpuasa pada saat bulan Ramadhan. Ia berpikir, pastilah sangat berat melakukan puasa, tidak makan dan tidak minum sehari penuh. Dan itu akhirnya ia rasakan sendiri saat Sarah mencoba berpuasa.

"Saya berpikir, pasti sulit rasanya tidak makan dan tidak minum seharian penuh. Dan saya benar ! Apalagi berpuasa pada saat musim panas, masa yang paling berat yang pernah saya rasakah. Tapi pahalanya juga besar," ujar Sarah tentang pengalaman puasanya.

Menurutnya, ketika ia berpuasa hal yang paling berat adalah melihat orang di sekitarnya makan tanpa menyadari ia sedang berpuasa. Tapi tantangan itu membuat tekad Sarah makin kuat. "Saya kira apa yang saya rasakan juga dialami oleh saudara-saudara seiman saya di seluruh dunia, kami menahan diri dari makan dan minum untuk Allah Swt. Kita akan merasakan perasaan yang luar biasa ..." ujar Sarah.

"Saya merasa seperti seorang yang sangat kuat, karena saya harus mengendalikan perilaku dan tubuh kita. Dalam kondisi itu, Anda akan merasakan bahwa Anda-lah yang punya kekuatan dan menentukan apa saja yang akan Anda lakukan."

"Kebiasan-kebiasaan buruk harus ditunggalkan dan Anda akan merasa seperti manusia yang baru. Anda akan merasa lebih kuat dari sisi spiritual, lebih disiplin dan lebih memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan sosial Anda," papar Sarah mengungkapkan apa yang dirasakannya saat berpuasa.

Tiga tahun lamanya, Sarah mempelajari Islam dan selalu ikut berpuasa di bulan Ramadhan. Akhirnya, pada bulan Januari 2005, pada usia 19 tahun, perempuan asal Sydney Australia itu memutuskan untuk bersyahadat dan menjadi seorang Muslimah.

Pengalaman berpuasa telah memberikannya banyak pengalaman batin untuk menghayati makna ibadah puasa bagi seorang Muslim. Bedanya, kata Sarah, setelah ia menjadi seorang Muslim, ia jadi lebih memahami kewajiban berpuasa dan aturan dan tata cara menjalankan ibadah puasa.

"Satu hal yang paling saya sukai pada bulan Ramadhan, saya merasakan Ramadhan makin memperkuat umat Islam dan saya merasakan rasa persatuan yang begitu dalam," kata Sarah menutup ceritanya tentang pengalaman berpuasa yang mengantarkannya menjadi seorang Muslimah.

Konsep Trinitas Tak Masuk Akal, Kathryn Memilih Islam


PDF Cetak E-mail


Kathryn Bouchard dibesarkan dalam lingkungan keluarga Katolik yang moderat. Kedua orangtuanya adalah guru sekolah Katolik. Hubungan antar keluarg mereka terbilang akrab satu sama lain. Kathryn yang asal Kanada menghabiskan masa remajanya di London dan Ontario. Seperti penganut Katolik lainnya, ia pergi ke gereja setiap hari minggu, sekolah di sekolah Katolik hingga ke jenjang universitas. Kathyrn kuliah di Brescia University College, sebuah perguruan tinggi Kristen khusus perempuan yang berafiliasi dengan Universitas Western Ontario.
"Meski saya dibesarkan dalam lingkungan Katolik, orangtua mendorong saya untuk berteman dengan beragam orang dari berbagai latar belakang dan boleh menanyakan apa saja berkaitan dengan kehidupan dan agama," kata Kathryn.

Konsep Trinitas Yang Tak Masuk Akal

Ia mulai mempelajari agama-agama dalam usia yang relatif masih mudah ketika ia berusia 16 atau 17 tahun dan masih duduk di sekolah menengah. Kathryn mengatakan, ia tidak mau menjadi bagian dari sebuah agama hanya karena ia sudah menganut agama itu sejak ia dilahirkan. Itulah sebabnya, Kathryn tidak sungkan mempelajari beragam agama mulai dari Hindu, Budha sampai Yudaisme. Ketika itu, ia hanya sedikt saja mengeksplorasi agama Islam.

Alasan Kathryn mempelajari beragam agama, salah satunya karena banyak hal dalam ajaran Katolik yang tidak dipahami Kathryn. "Kami sering kedatangan pendeta di sekolah dan kami melakukan pengakuan dosa. Saya pernah bertanya pada seorang pendeta,'Saya betul-betul tidak paham dengan konsep Trinitas. Bisakah Anda menjelaskannya?' Tapi pendeta itu menjawab 'Yakini saja'. Mereka tidak memberikan jawabannya," tutur Kathryn.

Ia belum mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang konsep Trinitas dalam agama Kristen, hingga ia di bangku kuliah dan mempelajari berbagai ilmu di seminari dan mempelajari teologi agama Katolik.

"Jika saya menanyakan tentang Trinitas, mereka akan menjawab 'ayah dan ibumu saling mencintai, ketika mereka memiliki anak, itu seperti tiga dalam satu dengan identitas berbeda'. Jadi, banyak sekali analogi yang diberikan untuk menjelaskan bagaimana Yesus bisa menjadi Tuhan dan menjadi anak Tuhan dan menjadi dirinya sendiri. Saya pikir banyak penganut Kristen yang menerima konsep ini tanpa memahaminya, " ujar Kathryn.

Ia lalu menanyakan konsep Trinitas ke beberapa temannya dan ia mendapat jawaban bahwa konsep Trinitas ada dan ditetapkan sebagai dasar kepercayaan dalam agama Kristen setelah Yesus wafat. Sebuah jawaban yang mengejutkan Kathryn, karena itu artinya semua dasar dalam ajaran Kristen adalah ciptaan manusia. Yesus semasa hidupnya tidak pernah bilang dirinya adalah anak Tuhan dan tidak pernah mengatakan bahwa dirinya Tuhan.

"Saya membaca Gospel Mathias pertama dan dalam Gospel itu Yesus tidak direferensikan sebagai anak Tuhan, tapi anak seorang manusia. Tapi dalam Gospel yang ditulis setelah Yesus wafat, banyak sekali disebutkan bahwa Yesus adalah anak Tuhan. Dan disebutkan pula bahwa ada alasan politis dibalik argumen konsep Trinitas," papar Kathryn.

Ia melanjutkan,"Saya juga menemukan bahwa Yesus berdoa dan memohon pertolongan pada Tuhan. Jika Yesus minta pertolongan pada Tuhan, lalu bagaimana Yesus bisa menjadi Tuhan. Ini tidak masuk akal buat saya."

Mengenal Islam

Setelah menyelesaikan studinya di Ontario, Kathryn pindah ke Montreal dan di kota ini ia bertemu dengan banyak Muslim dari berbagai latar belakang mulai dari Eropa, Afrika dan Karibia. Keberagaman ini membuka mata Kathryn bahwa pemeluk Islam ternyata berasal dari berbagai latar belakang kebangsaaan. Fakta ini mendorongnya untuk lebih banyak belajar tentang Muslim dan latar belakang mereka.

Kathryn mulai membaca banyak referensi tentang Islam. Tapi ia menemukan bahwa contoh-contoh ekstrim tentang Islam di internet sehingga ia sempat berkomentar "Saya tidak mau menjadi bagian dari agama ini (Islam)." Oleh sang ayah, Kathryn disuruh terus membaca karena menurut sang ayah, dalam banyak hal sering terjadi salah penafsiran.

Kathryn pun melanjutkan pencariannya tentang Islam. Ia bergabung dengan situs "Muslimahs", sebuah situs internasional yang beranggotakan para Muslimah maupun para mualaf dari berbagai negara. Dari situs inilah ia banyak belajar dan bertanya tentang Islam.

Kathryn mengatakan banyak hal yang ingin ia ketahui tentang ajaran Islam. Misalnya, apa saja persamaan dan perbedaan ajaran Islam dan Kristen, bagaimana posisi Yesus dalam Islam, siapa Nabi Muhammad, masalah poligami dan berbagai isu Islam yang muncul pasca serangan 11 September 2001 di AS.

Selama kuliah di Montreal, Kathryn belajar banyak hal tentang Islam. Ketika ia pulang ke London, orangtuanya mengira bahwa Kathryn hanya rindu kembali ke rumah dan bukan untuk memperdalam minatnya pada Islam. Kathryn lalu membeli al-Quran dan buku-buku hadist. Pada ayahnya, ia bilang bahwa al-Quran bukan buatan manusia, ketika membaca al-Quran sepertinya Tuhan sedang bicara pada kita.

"Anda merasa bahwa ada juga kebenaran yang ditulis dalam alkitab, tapi Anda tidak akan merasa bahwa itu semua tidak ditulis langsung oleh Tuhan. Sedangkan al-Quran, Anda akan merasakan kebenaran yang sesungguhnya," ujar Kathryn.

"Saya juga menemukan banyak ilmu pengetahuan yang sudah lebih dulu diungkap oleh al-Quran dan baru muncul kemudian dalam kehidupan manusia. Saya pikir, al-Quran diturunkan pada manusia dengan tingkat emosional dan logis. Islam mendorong umatnya untuk berpikir dan mencari ilmu," sambung Kathryn.

Kathryn pun mulai belajar salat, datang ke ceramah-ceramah agama dan mengontak masjid terdekat untuk mencari informasi apakah masjid itu punya program untuk orang-orang sepertinya dirinya, yang berminat pada agama Islam.

"Pertama kali saya masuk ke masjid, saya menangis. Saya merasakan ada energi yang begitu besar yang tidak saya rasakan ketika saya ke gerejat," kisah Kathryn yang kemudian belajar membaca al-Quran di masjid itu. Ia terus belajar dan bergaul dengan para warga Muslim. Sedikit demi sedikit, Kathryn bisa mengubah gaya hidupnya.

Ditanya apakah orangtuanya keberatan dengan perubahan dirinya. Kathryn mengaku butuh waktu cukup panjang untuk meyakinkan orangtuanya bahwa ia tidak menjauh dari keluarganya jika memeluk Islam.

Mengucap Dua Kalimat Syahadat

Kathryn mengungkapkan bahwa ia sendiri tidak pernah menyangka akhirnya memutuskan masuk Islam dan itu semua terjadi begitu saja. Saat itu, di bulan Juni tahun 2008, seperti biasanya ia datang ke pengajian mingguan di sebuah Islamic Center. Ia sama sekali berniat mengucapkan dua kalimat syahadat hari itu. Tapi ketika ia tiba di gedung Islamic Center, banyak sekali orang-orang yang telah ia kenal hadir.

Hari itu, tema pengajian adalah umrah. Banyak anak-anak muda Muslim yang datang dan menceritakan pengalaman mereka ikut umrah serta bagaimana hidup mereka berubah setelah umrah. Pengajian dibimbing oleh Dr Munir El-Kassem. Saat Dr El-Kassem bertanya apakah ada diantara para hadirin yang ingin mengajukan pertanyaan, Kathryn dengan spontan mengangkat tangan dan berkata,"Bisakah saya mengucapkan syahadat?" Kathryn sempat kaget sendiri dengan pertanyaan itu karena ia merasa tidak merencanakannya. Semua terjadi begitu saja, spontan.

"Seketika ruangan menjadi sunyi dan saya pikir Dr El-Kassem juga terkejut. Saya memang mengenakan kerudung setiap kali datang pengajian sebagai bentuk penghormatan saya pada Islam. Dr El-Kassem lalu meminta saya maju ke depan dan menceritakan di depan hadirin bagaimana saya bisa sampai pada Islam," tutur Kathryn.

Kathryn mengaku gemetar ketika mengucapkan dua kalimat syahadat. "Tapi saya merasa hati saya begitu lapang, penuh dengan cahaya ibarat sebuah pintu hati yang terbuka. Saya mereka sudah mengambil jalan yang benar," ungkap Kathryn.

Itulah hari bersejarah bagi Kathryn, hari dimana ia memulai kehidupan sebagai seorang Muslimah. Tahun pertama menjalankan puasa di bulan Ramadhan, diakui Kathryn sangat berat. Namun ia merasa bahagia setelah menjadi seorang Muslim. Kathryn mengaku hidupnyan lebih teratur, disiplin dan sehat karena ia tidak lagi makan daging babi dan minum minuman beralkohol. Kathryn juga mengatakan bahwa ia kini tahu apa sebenarnya tujuan dan mau kemana arah hidupnya.

Aisha Robertson, Kehangatan Umat Islam Menuntunnya Menjadi Seorang Muslimah


PDF Cetak E-mail

Aisha Robertson, Kehangatan Umat Islam Menuntunnya Menjadi Seorang Muslimah
Interaksi dengan teman-teman Muslim selama emapat tahun masa kuliahnya telah memberi pengaruh yang besar dalam kehidupan seorang Aisha Robertson. Interaksi itu membawa Aisha yang semula menganut agama Kristen pada jalan Islam, agama yang ia peluk sejak tahun 1991.
"Selama empat tahun, saya bergaul dengan teman-teman Muslim dan Muslimah. Mereka semua sangat baik dan banyak membantu saya menuju jalan kebenaran dengan sabar dan telaten," kata Aisha, nama Islam yang digunakan setelah mengucapkan dua kalimah syahadat.

Ketika itu, Aisha sedang menyelesaikan gelar masternya di bidang sejarah. Aisha yang kini berprofesi sebagai guru dan penulis lepas di Wisconsin, AS sebelumnya sudah menyelesaikan gelar kesarjanaan di bidang pendidikan dari Universitas Wisconsin.

Aisha mulai mempelajari Islam secara formal dua tahun sebelum ia memutuskan pindah agama ke Islam. Suatu malam di bulan Agustus tahun 1991, Aisha mencoba mencari berbagai referensi tentang kekristenan di dalam al-Quran. Saat itu, masih ada hal yang mengganjal hatinya dan mencegahnya memutuskan untuk memeluk Islam. Namun ia meyakini adanya jalan "kebenaran" dan jalan langsung untuk berdialog dengan Tuhan.

"Selama ini saya tidak pernah secara penuh menerima konsep-konsep dalam agama Kristen, yang mengatakan bahwa Kristen adalah jalan satu-satunya menuju Tuhan. Saya pernah menanyakan konsep Trinitas pada seorang pendeta, tapi ia tidak bisa menjawabnya yang membuat saya makin ragu dengan ajaran Kristen. Pendeta itu hanya menasehati saya untuk menerima saja konsep Trinitas itu sebagai sebuah keimanan," tutur Aisha.

Ia melanjutkan,"Dengan kata lain, ajaran Kristen tidak perlu masuk akal. Saya diminta mengimani saja konsep itu apa adanya, jika tidak berarti saya bukan seorang penganut Kristen yang baik. Hal ini sangat mengganggu saya. Saya berpikir, untuk apa Tuhan memberikan manusia akal dan pikiran jika kita tidak menggunakannya ketika kita menyangkut masalah penyembahan padaNya."

Itulah awal Aisha tergerak untuk mempelajari agama lain. Ketika berkunjung ke Jepang, Aisha sempat belajar agama Budha. Tapi ia merasa tidak nyaman karena harus menundukkan diri pada patung Budha. Ia pun kembali berusaha untuk menerapkan ajaran Kristen yang ia anut. Ketika itu, Aisha belum tahu sama sekali tentang Islam. Yang ia pahami, Islam hanyalah budaya dan tradisi orang-orang Arab. "Sebuah pemikiran yang sulit dipercaya. Sebagai seorang mahasiswi yang mempelajari sejarah, bagaimana bisa saya memiliki pandangan yang salah tentang Islam. Ini sekaligus menjadi bukti bahwa buku-buku teks sejarah yang ditulis Barat sudah dengan tidak adil bersikap bias terhadap Islam." papar Aisha.

Akhirnya, malam itu, pencarian dan semua tanya Aisha terjawab. "Alhamdulillah. Saya membaca surat Al-Maidah ayat 82 sampai 85 dan malam itu saya makin yakin bahwa jauh di dalam lubuk hati saya, saya benar-benar ingin menjadi seorang Muslim," ujar Aisha.

Ia mengungkapkan, salah satu aspek yang sangat mempengaruhi keinganannya masuk Islam adalah karena ia melihat bukan hanya Muslim yang begitu semangat dan dengan bangga menjalankan ajaran Islam, tapi juga Muslim yang begitu toleran dengannya yang ketika itu masih seorang non-Muslim.

"Saya menemui banyak sekali Muslim yang seperti itu di Universitas. Saya melihat seorang Muslimah asal Malaysia, dengan anggun mengenakan jilbab dan baju Muslimnya yang panjang dan tanpa canggung berjalan ke kursinya di kelas. Saya bertemu dengan seorang Muslim yang sering datang ke toko buku tempat saya bekerja. Penampilannya selalu terlihat rapi dan bersih," ungkap Aisha.

Setelah memeluk Islam, barulah ia mengerti mengapa Muslim yang dijumpainya selalu terlihat segar dan bersih. Karena seorang Muslim berwudhu lima kali dalam sehari.

Suatu kali dalam perjalanan dengan pesawat terbang, pesawat yang ditumpangi Aisha mengalami turbulensi. Laki-laki yang duduk di sebelah Aisha, yang ternyata seorang pilot, dengan ramah dan sopan mencoba menenangkan Aisha yang gelisah dan ketakutan bahwa semuanya akan baik-baik saja sambil menjelaskan pada Aisha bagaimana pesawat bekerja dalam menghadapi kondisi semacam itu. Belakangan Aisha tahu, bahwa pilot yang dijumpainya itu adalah seorang Muslim.

"Akhirnya saya tahu bahwa mereka adalah Muslim dari berbagai penjuru dunia. Saya kagum dengan cara mereka membawa diri dan menyaksikan betapa mereka bangga menjadi seorang Muslim. Mereka juga sangat toleran dan baik pada saya yang non-Muslim," ujar Aisha.

Setahun sebelum Aisha bertekad masuk Islam, Aisha melihat pengumuman dialog Kristen dan Islam di majalah dinding gereja yang sering ia kunjungi. Di buletin itu Aisha membaca sedikit informasi tentang Islam. Yang membuat ia kagum, dalam buletin itu disebutkan bahwa saat itu ada sekitar satu milyar Muslim di seluruh dunia.

"Jumlah orang Arab saja tidak sampai satu milyar. Itu artinya Islam adalah agama untuk semua orang. Jika begitu banyak orang yang menganut Islam, pastilah ada kebenaran dalam agama itu," pikir Aisha.

Aisha tidak menghadiri dialog tersebut, tapi ia pergi ke perpustakaan untuk mencari arti al-Quran dalam bahasa Inggris. Tiga hari Aisha membaca terjemahan al-Quran dan ia mengakui bahwa Islam ada cara hidup dan berdasarkan pada keseimbangan antara keadilan dan pengampunan. Sejak itu Aisha bertekad untuk mencari tahu lebih banyak tentang Islam.

Beruntung, di universitasnya ada cabang organisasi Muslim Student Association. Dari sanalah Aisha banyak mendapatkan buklet-buklet berisi informasi tentang Islam dan berkenalan dengan para mahasiswa dan mahasiswi Muslim. "Saya banyak bertanya pada mereka tentang Islam, tapi tak satupun dari mereka yang mendorong-dorong saya untuk pindah agama. Saya mengagumi kesabaran mereka menjawab semua rasa keingintahuan saya tentang Islam," ungkap Aisha.

Setelah menjadi seorang Muslim, Aisha mengaku sangat bersyukur atas hidayah yang telah diberikan Allah swt padanya. "Saat itu saya seperti melangkah di atas angin. Saya ingin sekali belajar salat dan mengenakan jilbab, meski saya tahu orang akan menatap aneh pada saya dan memberikan komentar yang tidak mengenakkan," tutur Aisha.

Seperti mualaf pada umumnya, Aisha melalui masa-masa sulit untuk menjelaskan pada keluarga bahwa ia sudah menjadi seorang Muslim. Hampir semua teman non-Muslim Aisha menolaknya, tapi Allah swt memberi ganti teman-teman yang lebih baik buat Aisha.

"Saya pikir, cara terbaik untuk mengungkapkan rasa terima kasih saya pada Allah swt atas hadiah keimanan yang sangat berharga ini adalah dengan mengatakan bahwa hari-hari terburuk dan tersulit saya sebagai seorang Muslim jauh lebih indah dibandingkan hari-hari terbaik saya saat masih menjadi non-Muslim," tandas Aisha.

Penyumbat Saluran Rezeki


PDF Cetak E-mail
Allah SWT menciptakan semua makhluk telah sempurna dengan pembagian rezekinya. Tidak ada satu pun yang akan ditelantarkan- Nya, termasuk kita. Karena itu, rezeki kita yang sudah Allah jamin pemenuhannya. Yang dibutuhkan adalah mau atau tidak kita mencarinya. Yang lebih tinggi lagi benar atau tidak cara mendapatkannya. Rezeki di sini tentu bukan sekadar uang. Ilmu, kesehatan, ketenteraman jiwa, pasangan hidup, keturunan, nama baik, persaudaraan, ketaatan termasuk pula rezeki, bahkan lebih tinggi nilainya dibanding uang.

Walau demikian, ada banyak orang yang dipusingkan dengan masalah pembagian rezeki ini. “Kok rezeki saya seret banget, padahal sudah mati-matian mencarinya?� “Mengapa ya saya gagal terus dalam bisnis?� “Mengapa hati saya tidak pernah tenang?� Ada banyak penyebab, mungkin cara mencarinya yang kurang profesional, kurang serius mengusahakannya, atau ada kondisi yang menyebabkan Allah Azza wa Jalla “menahan� rezeki yang bersangkutan. Poin terakhir inilah yang akan kita bahas. Mengapa aliran rezeki kita tersumbat? Apa saja penyebabnya?

Saudaraku, Allah adalah Dzat Pembagi Rezeki. Tidak ada setetes pun air yang masuk ke mulut kita kecuali atas izin-Nya. Karena itu, jika Allah SWT sampai menahan rezeki kita, pasti ada prosedur yang salah yang kita lakukan. Setidaknya ada lima hal yang menghalangi aliran rezeki.

Pertama, lepasnya ketawakalan dari hati. Dengan kata lain, kita berharap dan menggantungkan diri kepada selain Allah. Kita berusaha, namun usaha yang kita lakukan tidak dikaitkan dengan-Nya. Padahal Allah itu sesuai prasangka hamba-Nya. Ketika seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah, maka keburukan-lah yang akan ia terima. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Demikian janji Allah dalam QS Ath Thalaaq [63] ayat 3.

Kedua, dosa dan maksiat yang kita lakukan. Dosa adalah penghalang datangnya rezeki. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki disebabkan oleh perbuatan dosanya.� (HR Ahmad). Saudaraku, bila dosa menyumbat aliran rezeki, maka tobat akan membukanya. Andai kita simak, doa minta hujan isinya adalah permintaan tobat, doa Nabi Yunus saat berada dalam perut ikan adalah permintaan tobat, demikian pula doa memohon anak dan Lailatul Qadar adalah tobat. Karena itu, bila rezeki terasa seret, perbanyaklah tobat, dengan hati, ucapan dan perbuatan kita.

Ketiga, maksiat saat mencari nafkah. Apakah pekerjaan kita dihalalkan agama? Jika memang halal, apakah benar dalam mencari dan menjalaninya? Tanyakan selalu hal ini. Kecurangan dalam mencari nafkah, entah itu korupsi (waktu, uang), memanipulasi timbangan, praktik mark up, dsb akan membaut rezeki kita tidak berkah. Mungkin uang kita dapat, namun berkah dari uang tersebut telah hilang. Apa ciri rezeki yang tidak berkah? Mudah menguap untuk hal sia-sia, tidak membawa ketenangan, sulit dipakai untuk taat kepada Allah serta membawa penyakit. Bila kita terlanjur melakukannya, segera bertobat dan kembalikan harta tersebut kepada yang berhak menerimanya.

Keempat, pekerjaan yang melalaikan kita dari mengingat Allah. Bertanyalah, apakah aktivitas kita selama ini membuat hubungan kita dengan Allah makin menjauh? Terlalu sibuk bekerja sehingga lupa shalat (atau minimal jadi telat), lupa membaca Alquran, lupa mendidik keluarga, adalah sinyal-sinyal pekerjaan kita tidak berkah. Jika sudah demikian, jangan heran bila rezeki kita akan tersumbat. Idealnya, semua pekerjaan harus membuat kita semakin dekat dengan Allah. sibuk boleh, namun jangan sampai hak-hak Allah kita abaikan. Saudaraku, bencana sesungguhnya bukanlah bencana alam yang menimpa orang lain. Bencana sesungguhnya adalah saat kita semakin jauh dari Allah.

Kelima, enggan bersedekah. Siapapun yang pelit, niscaya hidupnya akan sempit, rezekinya mampet. Sebaliknya, sedekah adalah penolak bala, penyubur kebaikan serta pelipat ganda rezeki. Sedekah bagaikan sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat (QS Al Baqarah [2]: 261). Tidakkah kita tertarik dengan janji Allah ini? Maka pastikan, tiada hari tanpa sedekah, tiada hari tanpa kebaikan. Insya Allah, Allah SWT akan membukakan pintu-pintu rezeki-Nya untuk kita. Amin.

Mantan Bintang NBA: "Tegakkan Islam Dimanapun Kalian Berada"


PDF Cetak E-mail

Mantan Bintang NBA: "Tegakkan Islam Dimanapun Kalian Berada"
"Ilmu pengetahuan bisa membuat seorang budak menjadi seorang raja," itulah nasehat yang disampaikan oleh Mahmoud Abdul Rauf, mantan bintang National Basketball Association (NBA) yang kini menjadi imam masjid yang dibangunnya sendiri di Gulport, Mississipi.
Malam itu, di lantai dua masjidnya, Abdul Rauf memberikan ceramah di hadapan para jamaah yang kebanyakan remaja dalam acara makan malam dan penggalangan dana untuk sekolah Islam masjid tersebut. Dalam ceramahnya, ia berpesan pada anak-anak muda Muslim untuk menegakkan Islam dimanapun mereka berada dan menuntut ilmu sebanyak mungkin.

"Kita senantiasa melihat pendidikan sebagai bekal untuk mencari kerja demi keamanan finansial. Tapi kita melupakan tujuan utama pendidikan yang seharusnya menjadi bekal bagi seseorang agar bisa bertahan dalam kehidupan," kata Abdul Rauf.

Ia membandingkan pendidikan Barat yang berbasis sekularisme, memisahkan antara negara dengan agama. Menurutnya, pendidikan dalam Islam harus mencakup segala aspek kehidupan. "Umat Islam tidak bisa menyingkirkan agamanya ke dalam 'kloset'," ujar Abdul Rauf.

Pada kesempatan itu, ia menguraikan hasil studi yang dilakukan oleh para profesor di Universitas Harvard dan Universitas Yale. Hasil studi itu menunjukkan bahwa anak-anak Afrika memiliki bakat lebih cepat menangkap pelajaran. "Sejarah membuktikan bahwa orang-orang Afrika dan Muslim adalah para penemu disiplin ilmu modern seperti aljabar dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya," tutur Abdul Rauf.

Ketika masih menjadi bintang di NBA, Abdul Rauf pernah menimbulkan kontroversi karena menolak berdiri saat dipedengarkan lagu kebangsaan. Menurutnya, sikap itu adalah pengejewantahan dari agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. "Saya memanfaatkan kontroversi itu sebagai alat untuk menjelaskan pada orang lain tentang agama saya," tukas Rauf.
Pada akhirnya, ia berhasil meyakinkan banyak orang untuk menghormati nilai-nilai dan prinsip yang dianutnya. Mereka menghormati Rauf dan bahkan dalam banyak hal mengikuti langkah yang dilakukan Rauf. Secara khusus, ia berpesan pada anak-anak Muslim yang bersekolah di sekolah publik dan bukan sekolah Islam, agar bisa mengambil posisi sebagai pemimpin agar melakukan pendekatan seperti yang dilakukannya, terutama bagi mereka yang non-Muslim.

"Kita harus belajar tentang sejarah kita, memahami masa yang sedang kita jalani dan menyiapkan masa depan kita," pesan Rauf.

Abdul Rauf adalah mantan bintang NBA yang bermain untuk klub basket Denver Nugget dari tahun 1990-1995. Ia adalah bintang lapangan bagi timnya dan memenangkan penghargaan sebagai pemain yang paling kaya improvisasinya pada tahun 1993.

Rauf kemudian pindah ke klub basket Sacramento Kings lalu ke klub Vancouver Grizzlies. Ia membawa kemenangan bagi timnya tahun 1994 dan 1996. Setelah itu, Rauf memutuskan untuk meninggalkan lapangan basket dan mulai giat berdakwah. Ia membangun masjiddi kota kelahirannya di Gulport, Mississipi dan menjadi imam di masjidnya.

Hikmah Di Balik Hijrah Rasulullah Saw


PDF Cetak E-mail
Para pembaca mungkin sedikit banyak sudah mengetahui bagaimana proses hijrah Rasulullah saw bersama sahabatnya Abu Bakar ra. ke Madinah.

Semua kita tahu bahwa Rasulullah berhasil sampai di negri tujuan hijrah, Madinah Munawwarah. Kita juga tahu Rasulullah bersama para sahabat dan kaum muslimin berhasil membangun sebuah peradaban dan memiliki kekuasaan yang jangkauannya cukup luas. Kita sama-sama tahu di masa Rasulullah, Islam telah tersebar ke banyak negri. Tapi ada satu hal yang mungkin kita perlu cermati bersama.
Memang kemenangan dan keberhasilan tergantung pada pertolongan Allah. Tapi pertolongan Allah tidak turun begitu saja, sebagaimana yang dialami oleh Rasulullah saw ketika berhijrah.
Rasulullah terlebih dahulu melakukan berbagai usaha. Rasulullah saw meminta Ali bin Abi Thalib ra. untuk tidur di peraduan beliau saw dan menggunakan selimut beliau.
Beliau saw juga sudah memperhitungkan bahwa musuhnya akan mengejar ke arah Madinah. Untuk itu ia dan sahabatnya Abu Bakar besembunyi di Gua Tsur yang letaknya berlawanan dengan arah Madinah. Rasulullah dan Abu Bakar tinggal di gua ini selama tiga hari.
Untuk menghilangkan jejak perjalanan Rasulullah dan Abu Bakar ra. ke Gua Tsur, mereka meminta Amir bin Fuhairah, mantan budak Abu Bakar untuk menggembalakan kambing di sekitar dan sepanjang jalan ke gua. Selain itu susu kambingnya dapat mereka ambil pula.
Selama tiga hari bersembunyi di gua, Rasulullah dan Abu Bakar tidak kekurangan makanan. Karena Asma, putri Abu Bakar senantiasa menyuplai makanan buat mereka.
Untuk mengetahui keadaan lawan, Rasulullah saw menyuruh Abdullah bin Abu Bakar menginap bersama mereka di gua. Sebelum matahari terbit, Abdullah sudah berada lagi di Mekkah. Sehingga Rasulullah dapat mengetahui rencana para kafir Quraisy yang terus mengejar dan ingin membunuhnya.
Setelah dirasa keadaan cukup aman, Rasulullah dan Abu Bakar meninggalkan gua Tsur dan meneruskan perjalanan ke arah selatan. Setelah melewati daerah pantai dan daerah sepi yang nyaris tak pernah dilewati orang, mereka berbalik ke arah utara menuju Madinah.
Berbagai upaya yang dilakukan Rasulullah ini, hanya merupakan usaha manusia semata yang dilakukan secara maksimal. Adapun mengenai keberhasilan dan kegagalan merupakan hak Allah yang menentukannya.
Buktinya, walaupun Ali bin Abu Thalib diminta Rasulullah menggantikan posisinya di tempat tidur beliau, tetap saja ada yang mengetahui bahwa Rasulullah telah tidak di rumahnya. Pada saat itulah pertolongan Allah turun. Allah menutup mata dan hati para kafir Quraisy yang mengepung rumah Rasulullah saw.
Meskipun sudah memperhitungkan secara matang, tetap saja para kafir Quraisy berhasil sampai di mulut Gua Tsur –tempat Rasulullah dan Abu Bakar bersembunyi-. Namun karena adanya kekuasaan Allah yang mampu menggetarkan hati orang-orang kafir. Mereka tidak melongok ke dalam gua. Kekuasaan Allah pulalah yang memerintahkan burung merpati untuk bertelur di pintu gua. Allah pulalah yang berperan dengan memerintahkan laba-laba untuk merangkai sarangnya menutupi pintu gua.
Rasulullah dan Abu Bakar sudah memilih jalan yang aman menuju Madinah, tetap saja Suraqah bin Naufal mampu menemukan mereka. Lagi-lagi hanya karena pertolongan Allah yang menyebabkan kaki kuda Suraqah terperosok sehingga menyebabkan tak sanggup menangkap dan membunuh Rasulullah saw.
Begitulah perjuangan. Ia tak hanya cukup dengan kerja keras dan usaha maksimal, tapi juga memerlukan bantuan dari Allah. Sebaliknya, bantuan dari Allah tak bisa turun begitu saja. Ia memerlukan usaha yang maksimal. Dua faktor ini ibarat mata keping uang yang tak bisa dipisahkan.
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad (47):7) (Disarikan dari buku Belajar dari Dua Umar, Bab 1 Antara Usaha dan Pertolongan Allah, karya Hepi Andi Bastoni)

Menempuh Perjalanan Membutuhkan Rambu


PDF Cetak E-mail

Hari Ahad kemarin (25 Januari 2009), saya berkunjung ke rumah seorang sahabat, kang Taufan E. Prast namanya. Menurut keterangan, jika berangkat dari Blok M, maka rutenya adalah naik metro mini S 69 jurusan Blok M – Cileduk dan turun di Carrefour. Dari Carrefour naik angkot 02 jurusan Kunciran.

Bila berangkat dari Rambutan, rute yang harus diambil adalah naik PAC 73 jurusan Cileduk dan juga turun di Carrefour. Untuk selanjutnya naik angkot yang sama, angkot 02 jurusan Kunciran.

Itu bila naik angkutan umum. Sedangkan saya mengendarai kendaraan pribadi. Ada perbedaan antara mengendarai angkutan umum dan kendaraan pribadi. Naik angkutan umum dengan rute yang sudah jelas, relatif lebih mudah daripada mengendarai kendaraan pribadi. Soalnya bila naik angkutan umum, kita hanya pesan kepada kondektur, tolong ingatkan halte tempat kita turun. Setelah itu kita dapat bersantai. Dapat bercakap-cakap dengan teman, dapat pula dimanfaatkan untuk istirahat atau digunakan untuk membaca.

Lain halnya jika mengendarai kendaraan pribadi. Daerah Cileduk tidak terlalu asing bagi saya, tapi juga tidak tahu banyak tentang daerah Cileduk. Saya hanya ingat arah ke Cileduk, bila datang dari arah jl. Sudirman dan sampai di perempatan menjelang terminal Blok M, maka kendaraan dibelokkan ke kanan. Kemudian kendaraan akan melewati RS Pertamina. Untuk selanjutnya kendaraan hanya mengikuti jalan, terus lurus dan tidak perlu berbelok-belok.

Begitu yang saya tahu. Bingung nggak, dengan perjalanan yang cukup jauh dan pengetahuan daerah yang dituju hanya pas-pasan???

Segala yang diketahui dijadikan petunjuk. Belok ke kanan setelah sampai diperempatan menjelang terminal Blok M, ini merupakan petunjuk pertama.

Saya berangkat dari rumah pukul 09.30. Melewati Pasar Pondok Gede, daerah Pinang Ranti, Hek, Kramat Jati dan sampai di Cawang. Dari Cawang, motor saya arahkan ke Komdak. Dari sana, saya langsung mengambil jalan Sudirman hingga sampai di pintu IX Senayan. Selanjutnya kendaraan diarahkan ke terminal Blok M hingga sampai di perempatan menjelang terminal.

Kendaraan selanjutnya dibelokkan ke kanan menuju daerah Cileduk. Sampai di rute ini, saya tidak bingung. Petunjuk kedua adalah dari perempatan itu hingga ke perempatan Cileduk kurang lebih berjarak 10 km. Petunjuk ketiga adalah mall Carefour.

Perjalanan motor melintasi rumah sakit Pertamina, memasuki jalan fly over. Beberapa saat setelah melewati fly over, saya terkejut. Lho! Ini ada mall Carefour? Letaknya di kiri jalan. Saya langsung menelpon seorang teman mencari jawaban dari kebingungan ini. “Wi, letak Carefour yang dekat rumah kang Taufan itu di kiri jalan atau kanan jalan?”

“Kanan jalan.”
Mendengar jawaban itu, saya langsung memahami bahwa Carefour yang baru saja dilihat bukan Carefour yang dimaksud petunjuk.

Saya terus memacu sepeda motor. Memperhatikan jalan sambil tetap memperhatikan kanan jalan. Saya khawatir mall Carefour yang menjadi patokan terlewati. Saya teringat kembali petunjuk yang kedua bahwa jarak dari perempatan Blok M hingga perempatan Cileduk kurang lebih 10 km.

Teringat petunjuk kedua ini membuat saya mempercepat laju kendaraan. Berarti mall Carefour masih jauh. Setiap ada mall, mata mencoba mencermati. Apakah Carefour atau bukan. Setiap ada bangunan yang besar, saya coba untuk mengingat-ingat namanya. Saya melintasi sebuah rumah sakit, saya coba rekam nama rumah sakit itu, barangkali nanti dibutuhkan. Saya melintasi sebuah mall lain.

Sudah jauh jalan yang ditempuh, namun mall Carefour tidak kunjung terlihat. Motor terus dipacu, sambil tetap terus memperhatikan sekitar dengan seksama. Pandangan saya menangkap sebuah tulisan yang menjelaskan bahwa jarak mall Carefour tinggal 3 km lagi. Informasi ini membuat saya menjadi lega. Berarti saya sudah berada di jalan yang benar. Metro mini nomor S 69 juga masih berjalan searah dengan laju motorku. Ini juga semakin membuat saya lega.

3 km sisa telah saya lalui dan mall Carefour pun terlihat. Saya segera menanyakan dimana perempatan Cileduk. Sebab teman berjanji akan menjemput saya di sana. Kerena dia tidak ada, saya segera menelpon ke tempat tujuan.

Saya kembali memperoleh petunjuk-petunjuk yang dapat mengantarkan ke tujuan. Petunjuk berikutnya adalah setelah pasar Bengkong belok ke kiri. Letak pasar Bengkong itu setelah mall Giant.

Singkat cerita, mall Giant pun terlihat dan pertigaan pasar Bengkong pun dapat ditemukan. Untuk mempermudah saya berniat mengikuti angkot 02. Namun ternyata angkot 02 tidak terlihat. Saya terus saja melanjutkan perjalanan. Dari arah berlawanan, nampak angkot 02. Ini berarti saya berada di jalan yang benar. Sampai di sebuah pertigaan, saya kembali bertanya, “Dimana kompleks Pepabri?”

“Terus saja!”
Saya kembali melanjutkan perjalanan. Baru saja beberapa kali putaran roda, nampak angkot 02 melintas. Saya segera menyusul dan mengikutinya. Beberapa meter kemudian, angkot itu berhenti. Saya segera menyalipnya beberapa meter dan menghentikan motor. Sambil menunggu angkot tadi melintas, saya minum seteguk dua teguk air. Tapi ternyata, angkot itu tidak kunjung melintas. Saya segera bertanya kepada seorang ibu yang ada di sana, “Dimanakah kompleks Pepabri?”

“Itu!” jawabnya
Ibu itu menunjuk ke sebuah belokan yang jaraknya kurang lebih dua meter dari tempat saya bertanya. Akhirnya perjalanan jauh saya menemukan dermaganya juga. Perjalanan yang cukup jauh. Kalau dihitung dari rumah hingga tujuan jarak yang telah ditempuh kurang lebih mencapai 40 km, sekali jalan.

Perjalanan dalam hidup ini lebih dari 40 km. Rambu-rambu yang mengantarkan kita ke tujuan tentulah banyak. Memperhatikan rambu-rambu merupakan sesuatu yang tidak dapat ditawar-tawar. Bila ingin sampai di tujuan, mengikuti pesan-pesan yang terdapat di rambu tidak bisa diabaikan. Rambu mengajarkan bahwa Rasulullah berpuasa dan juga berbuka, shalat malam dan juga tidur. Tindakan melakukan puasa terus menerus dan tidak berbuka, sama saja dengan mengabaikan rambu.

Kita terkadang bingung, kemanakah kaki harus melangkah. Apakah kaki yang sedang menempuh jalan ini akan mengantarkan sampai ke tujuan atau tidak? Cobalah bertanya kepada orang yang tahu! Jangan dibiarkan pikiran ?mengambil keputusannya sendiri tanpa adanya pertimbangan-pertimbangan yang jelas. Bila akal tidak dituntun oleh rambu, tentu perjalanan tidak akan berujung pada tujuan yang sebenarnya.

Mengamati kondisi perjalanan juga merupakan hal yang penting. Masihkah kita berada di jalan yang benar? Adakah rambu selanjutnya yang semakin mendekatkan kita pada tujuan? Bila kita tidak menemukan rambu-rambu lain yang semakin mendekatkan kita pada tujuan, maka waspadalah! Jangan-jangan kita sudah berada di luar jalur alias bukan di jalan yang benar. (arnab)

Meraih makna tertinggi sholat Arbain


PDF Cetak E-mail

Shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih utama 1000 kali dibanding shalat di masjid lainnya kecuali di Masjidil Haram dan shalat di Masjidil Haram lebih utama 100.000 kali shalat daripada masjid lainnya. (HR. Ahmad Ibnu Huzaimah dan Hakim).

MADINAH-Jemaah haji Indonesia yang berangkat dalam gelombang I kini tengah berada di Madinah Al Munawarah. Mereka berada di sana selama 8-9 hari lamanya. Berbagai aktifitas ibadah mereka lakukan di sana. Mulai dari shalat fardhu yang lima waktu, ibadah-ibadah sunnah, berziyarah ke makam Rasulullah Saw dan para sahabat, dan melakukan Shalat Arbain. Apa itu Arbain? Arbain adalah sebuah silsilah ibadah shalat fardhu yang dilakukan sebanyak 40 kali tanpa terputus sekalipun. Sebagaimana yang disampaikan dalam sebuah hadits Rasulullah Saw yang berbunyi:
Dari Anas bin Malik yang diriwayatkan secara marfu'' bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang shalat di masjidku (nabawi) sebanyak 40 kali shalat tidak terlewat satu kali pun, maka telah ditetapkan baginya kebebasan dari neraka, keselamatan dari adzab dan kemunafikan." (HR Ahmad dan At-Thabrany)


Meski terdapat perdebatan mengenai status hadits ini, namun yang perlu menjadi perhatian kita semua adalah bagaimana hikmah terpenting yang dapat diambil dari pelajaran Shalat Arbain bagi setiap jemaah haji yang melakukannya.Rasulullah Saw pernah bersabda bahwa shalat di masjid Nabawi pahalanya adalah 1000 kali lipat dibanding shalat di tempat lain. Sebagaimana sabdanya:
Shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih utama 1000 kali dibanding shalat di masjid lainnya kecuali di Masjidil Haram dan shalat di Masjidil Haram lebih utama 100.000 kali shalat daripada masjid lainnya. (HR. Ahmad Ibnu Huzaimah dan Hakim).

Hadits ini menjadi stimulan dan motivasi bagi setiap muslim yang berada di Madinah untuk memperbanyak ibadah di masjid Nabawi wa bil khusus ibadah shalat baik fardhu maupun sunnah. Maka tak jarang demi mempertahankan shalat berjamaah di Masjid Nabawi, terlihat banyak sekali jemaah haji yang rela beri'tikaf di masjid berlama-lama hanya demi menunggu datangnya waktu shalat berjamaah. Dari waktu shalat yang satu ke waktu yang lain mereka semua menanti dengan penuh harap. Hal ini seperti yang digambarkan dalam hadits Rasulullah Saw:
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bertanya, 'Maukah kalian aku tunjukan amalan yang dapat menghapus dosa-dosa dan dapat mengangkat derajat (di surga)?". Para Sahabat menjawab, 'Tentu, wahai Rasulullah.' Yaitu menyempurnakan wudhu pada waktu-waktu yang tidak disukai, memperbanyak langkah ke mesjid dan menunggu shalat setelah selesai shalat. Itulah yang harus kalian utamakan.'" (HR. Muslim)

Spirit yang mereka rasakan saat menjalankan ibadah Shalat Arbain di Masjid Nabawi adalah betapa mereka merasa sayang apabila tertinggal shalat berjamaah meski hanya satu kali, sebab hal itu akan membuat Arbain yang hendak mereka capai menjadi gugur.
Pernah suatu saat ada seorang jemaah haji dari Indonesia yang begitu sigap menghadiri shalat berjamaah di Masjid Nabawi. Namun begitu terdengar iqamah berkumandang, tiba-tiba ia merasakan perutnya tidak beres dan ia pun pergi ke toilet untuk mengambil air wudhu lagi. Ia hanya tertinggal takbiratul ihram imam shalat, bukannya tertinggal shalat berjamaah. Namun ia menyatakan penyesalannya sebab ia datang terlambat menghadiri shalat berjamaah. Begitu bersemangat dan pantang menyerah mereka mempertahankan shalat berjamaah di masjid Nabawi. Dan itulah gambaran kaum muslimin sejati yang sigap menjawab panggilan Allah Swt saat adzan berkumandang.

Jemaah haji yang tengah menjalani ibadah Shalat Arbain di Madinah tengah belajar menghilangkan sifat kemunafikan dalam diri mereka dan menghadiri panggilan Allah Swt saat adzan berkumandang. Hal itu seperti yang termaktub dalam hadits Shalat Arbain di atas bahwa hikmah dari ibadah tersebut adalah membebaskan manusia dari sifat munafik dan membebaskan mereka dari belenggu api neraka.


Hanya muslim yang berpasrah diri kepada Allah yang ringan untuk menjawab pangggilan Allah Swt, baik secara jiwa maupun harta. Maka ibadah shalat fardhu empat puluh waktu atau Arbain inilah yang melatih mereka untuk menjadi hamba Allah yang tulen, yang terbebas dari kungkungan dunia dan terbebas dari belenggu kemunafikan dirinya.


Semoga sekembalinya para jemaah haji dari tanah suci, mereka akan terus diberi kekuatan untuk menghadiri shalat berjamaah di rumah-rumah Allah yang berada di lingkungan mereka. Amien!

Cat Steven, Masuk Islam Saat Berada di Puncak Ketenaran


PDF Cetak E-mail
Popularitas dan kekayaan tidak menjamin seseorang hidup bahagia. Cat Steven, bintang pop era tahun '70-an, yang kemudian dikenal dengan nama Yusuf Islam, justeru merasakan kegelisahan hidupnya ketika sedang berada di puncak popularitas dimana ia hidup bergelimang harta. Kegelisahan yang mendorongnya untuk menyusuri jalan panjang mencari Tuhan hingga ia menemukan cahaya Islam dan akhirnya menjadi juru dakwah lewat kegiatan musiknya dan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial.

Bintang Pop

Sejak kecil Yusuf Islam sudah akrab dengan panggung-panggung hiburan karena bisnis keluarganya bergerak dalam bidang itu. Ia terbiasa hidup dalam kemewahan kalangan sosial kelas tinggi di Inggris. Sebagai penganut ajaran Kristen, keluarganya mengajarkan Yusuf bahwa Tuhan itu ada, tapi manusia tidak bisa melakukan kontak langsung dengan Tuhan. Umat Kristiani meyakini Yesus sebagai perantara antara manusia dengan Tuhan.

"Saya menerima ajaran itu, tapi saya tidak menelannya mentah-mentah," kata Yusuf.

"Saya melihat patung-patung Yesus, mereka cuma benda mati tanpa nyawa. Saya tambah bingung ketika mereka bilang Tuhan ada tiga. Tapi saya tidak mendebat pernyataan itu. Saya menerimanya, karena saya harus menghormati keyakinan orang-orang tua saya," sambungnya.

Beranjak dewasa, Yusuf mulai menggeluti musik dan ia mulai melupakan kebingungannya terhadap ajaran agamanya karena ia sendiri mulai jauh dari kekristenan. Impiannya saat itu hanyalah menjadi bintang musik pop. Apa yang ia lihat dan ia baca di media massa sangat mempengaruhi pemikirannya untuk menjadi seorang bintang. Yusuf punya paman yang punya mobil mewah dan mahal. Ketika itu Yusuf berpikir, pamannya punya mobil mewah karena punya banyak uang.

"Banyak orang di sekeliling saya memberi pengaruh pada pemikiran saya bahwa uang dan dunia adalah Tuhan mereka. Sehingga saya memutuskan untuk bahwa itulah hidup saya. Banyak uang, hidup enak," tutur Yusuf.

Meski demikian, Yusuf mengaku saat itu masih ada sisi kemanusiaan jauh di dalam hatinya, keinginan untuk membantu sesama manusia jika ia jadi orang kaya kelak.

Yusuf pun membangun karirnya sebagai musisi dan penyanyi. Dalam usia yang masih remaja, Yusuf sudah mengenyam kesuksesan dan keinginannya menjadi seorang 'bintang besar' tercapai. Nama dan foto-fotonya muncul di hampir seluruh media massa. Yusuf pun merasakan kenikmatan dunia, tapi itu tak membuatnya jadi puas, ia ingin kehidupan yang lebih dan lebih dari apa yang ia miliki, sayangnya Yusuf terjerumus ke jalan yang salah. Ia memilih narkoba dan minuman keras untuk mencari kehidupan yang ia inginkan itu.

Mencari Kebenaran

Baru setahun Yusuf mengenyam kesuksesan dalam karir dan finansialnya. Yusuf terkena tubercolusis akibat gaya hidup dan kebiasaannya menenggak minuman keras dan narkoba. Ia sakit parah dan harus dirawat di rumah sakit. Saat itu Yusuf pun berpikir, 'mengapa saya di sini, tergelatak di tempat tidur?, 'apa yang terjadi pada saya? apakah saya cuma seonggok tubuh? apakah tujuan hidup saya semata-mata hanya untuk memuaskan tubuh ini?. Pertanyaan-pertanyaan itu mengganggu pikirannya dan ia mencoba mencari jawabannya.

Karena pada masa itu di kalangan masyarakat Barat sedang trend mempelajari hal-hal yang berbau mistis dari Timur, Yusuf pun ikut mempelajarinya. Ia mulai sadar tentang kematian. Ia mulai melakukan meditasi dan menjadi vegetarian. Tapi pertanyaan-pertanyaan bahwa dirinya bukan hanya seonggok tubuh manusia, tetap mengganggu pikirannya.

Sebagai bintang pop, namanya terus merangkak ke tangga popularitas. Kekayaan terus mengalir, tapi ketika itu Yusuf mulai mencari kebenaran. Ia pun belajar agama Budha, namun di satu sisi, Yusuf belum berani meninggalkan kehidupan glamournya, meninggalkan kenikmatan dunia dan hidup seperti layaknya pendeta Budha, mengisolasikan diri dari masyarakat.

Selanjutnya, Yusuf juga mempelajari Zen dan Ching, numerologi, kartu tarot dan astrologi, balik lagi mempelajari alkitab, tapi Yusuf tidak menemukan apa yang dicarinya, kebenaran yang hakiki. Sampai kemudian apa yang disebutnya mukjizat itu datang.

"Saudara lelaki saya baru saja kembali dari kunjungannya ke Yerusalem dan disana ia mengunjungi sebuah masjid. Saudara saya itu sangat terkesan melihat masjid yang ramai dikunjungi orang, seperti ada denyut kehidupan, tapi atmosfir ketenangan dan kedamaiannya tetap terasa. Berbeda rasanya ketika ia mengunjungi gereja dan sinagog yang sepi," kata Yusuf.

Ketika kembali ke London, saudara lelakinya itu memberikan al Quran pada Yusuf Islam. "Dia tidak masuk Islam, tapi ia merasakan sesuatu di agama ini (Islam) dan ia pikir saya juga akan merasakan hal yang sama. Saya menerima al Quran pemberian saudara saya itu dan membacanya. Saat itulah saya merasakan bahwa saya telah menemukan agama yang benar, agama yang tidak seperti pandangan masyarakat Barat selama ini bahwa agama hanya untuk orang-orang tua," tukas Yusuf.

Ia melanjutkan,"Di Barat, jika ada orang yang ingin memeluk satu agama dan menjadikannya sebagai cara hidunya, maka orang yang bersangkutan akan dianggap fanatik. Tapi setelah membaca al Quran saya yang awalnya bingung tentang tubuh dan jiwa, akhirnya menyadari bahwa keduanya adalah bagian yang tak terpisahkan, Anda tidak perlu pergi ke gunung untuk menjadi religius."

Saat itu, satu-satunya yang diinginkan Yusuf Islam adalah menjadi seorang Muslim. Dari al Quran ia tahu bahwa semua rasul dan nabi dikirim Allah swt untuk menyampaikan pesan yang sama. "Mengapa kemudian Yahudi dan Kristen berbeda? Kaum Yahudi tidak mau menerima Yesus sebagai Mesiah dan mereka mengubah perintah-perintah Tuhan. Sementara Kristen salah memahami perintah-perintah Tuhan dan menyebut Yesus sebagai anak Tuhan. Tapi dalam al Quran saya menemukan keindahan, al- Quran melarang menyembah matahari atau bulan tapi memerintahkan umat manusia untuk mempelajari dan merenungi semua ciptaan Allah swt ," papar Yusuf Islam.

"Ketika saya membaca al Quran lebih jauh lagi, al Quran bicara soal salat, sedekah dan perbuatan baik. Saya belum menjadi seorang Muslim saat itu, tapi saya merasa al Quran adalah jawaban buat saya dan Allah swt telah mengirimkannya pada saya," sambung Yusuf Islam.

Mengucap Dua Kalimat Syahadat

Yusuf Islam kemudian memutuskan untuk berkunjung ke Yerusalem. Di kota suci itu, ia datang ke masjid dan duduk di sana. "Seseorang bertanya, apa yang ia inginkan, saya menjawab bahwa saya seorang Muslim. Orang itu bertanya lagi, siapa nama saya. Saya jawab 'Steven'. Orang itu tampak bingung. Saya ikut salah berjamaah, meski salat saya tidak begitu sukses," kisah Yusuf menceritakan pengalamannya di sebuah masjid di Yerusalem.

Kembali ke London, Yusuf menemui seorang muslimah bernama Nafisa dan mengatakan bahwa ia ingin masuk Islam. Nafisa kemudian mengajak Yusuf ke Masjid New Regent. Ketika itu tahun 1977, satu satu setengah tahun sesudah ia membaca al Quran yang diberikan saudara lelakinya. Pada hari Jumat, setelah salat Jumat, Yusuf menemui imam masjid dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia pun menjadi seorang Muslim. Nama Cat Steven diganti menjadi Yusuf Islam.

"Saya pun akhirnya tahu bahwa saya bisa melakukan kontak langsung dengan Tuhan, tidak seperti dalam agama Hindu dan Kristen yang harus melalui perantara. Dalam Islam, semua penghalang itu tidak ada . Satu-satunya yang membedakan orang yang bertakwa dan tidak bertakwa adalah salatnya, salat adalah proses pemurnian diri," papar Yusuf Islam.

"Akhirnya, saya ingin mengatakan bahwa apa yang saya lakukan saat ini adalah untuk Allah swt semata. Saya berharap Anda mendapatkan inspirasi dari pengalaman saya ini. Satu yang ingin saya katakan, saya tidak pernah sekalipun berinteraksi dengan seorang Muslim pun sebelum saya masuk Islam. Saya lebih dulu membaca al Quran dan menyadari bahwa tak seorang pun sempurna. Tapi Islam adalah agama yang sempurna dan jika kita mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah Muhammad saw, hidup kita akan selamat. Semoga Allah swt senantiasa membimbing umat Rasulullah Muhammad saw ke jalan yang lurus. amiin," kata Yusuf Islam menutup pembicaraan.

Hikmah Dibalik Turunnya Ayat Larangan Minuman Keras


PDF Cetak E-mail

Bagaimana sikap para pembaca sekarang, ketika melihat sebuah motor ?melintas dengan kondisi lampu depannya menyala di siang hari? Apakah para ?pembaca akan mengingatkan pengendaranya untuk mematikan lampu itu? Tentu ?tidak. Karena saat ini, motor dianjurkan (diwajibkan) untuk menyalakan lampu ?depannya di siang hari. Tatkala kita ingat peraturan baru itu, kita akan ?mengurungkan niat untuk menegur yang semulanya ingin menegur. Berbeda ?ketika peraturan baru itu belum keluar.?


Ketika peraturan baru itu belum keluar, mungkin kita akan serta merta ?menegur pengendara motor untuk mematikan lampu depannya di siang hari. ?Sementara itu, si pengendara motor juga akan segera mematikan lampu ?depannya. Dia akan mengangkat tangannya sebagai tanda terima kasih. Dia ?sadar bahwa di siang hari lampu depan belum perlu untuk dinyalakan.?


Berbeda sewaktu peraturan baru sudah keluar. Mungkin bila ada orang ?yang menegur pengendara motor untuk mematikan lampu depan motornya di ?siang hari, dia tidak akan peduli dengan teguran itu. Dia tidak akan mengangkat ?tangan tanda ucapan terima kasih. ?


Begitulah kondisi masyarakat sebelum dan sesudah ada peraturan. ?Sesuatu yang semulanya tidak pantas dapat menjadi pantas. Menyalakan lampu ?motor di siang hari semula dianggap tidak pantas menjadi pantas setelah ?dilegalkan oleh peraturan.?

Adakah masyarakat yang protes dengan peraturan ini? Tentu saja ada. ?Diantaranya beralasan, “Wah kalau seperti ini, accu (baca aki) motor saya cepat ?habis.”?


Sekarang, pemerintah –khususnya Pemda DKI- sedang galak-galaknya ?menggalakkan anti rokok. Penggerebakan orang-orang yang merokok di tempat ?umum ini juga diliput oleh beberapa stasiun TV swasta.?

Bagaimana sikap masyarakat? Apakah disambut tangan terbuka, diterima ?dengan lapang dada? Bagaimana sikap pengusaha rokok? Bagaimana sikap ?para karyawan yang bekerja dalam memproduksi rokok? Bagaimana sikap ?keluarga para karyawan yang bekerja dalam memproduksi rokok??


Mungkin kondisi sikap masyarakat terhadap peraturan mengenai ?menyalakan lampu motor di siang hari dengan peraturan larangan merokok di ?tempat umum berbeda. Sikap masyarakat terhadap peraturan mengenai menyalakan ?lampu motor di siang hari bisa 90% setuju dan 10% tidak setuju. Sikap ?masyarakat terhadap larangan merokok di tempat umum mungkin bisa mencapai ?prosentase 50% lawan 50%. ?


Bagaimana agar peraturan berhasil diterapkan di tengah-tengah ?masyarakat? Yang jelas, perlu ada penyuluhan, pemberian pengertian dan ?pengertian itu disosialisasikan. Bila penyuluhan, pemberian pengertian dan ?pengertian itu disosialisasikan, tentu akan timbul kesadaran masyarakat.?


Bila kesadaran masyarakat telah muncul, maka peraturan itu dapat ?diterapkan tanpa susah-susah lagi. ? Contoh yang paling mudah dipahami adalah bagaimana Islam ?memberantas minuman keras.?


Di zaman permulaan Islam, minuman keras menjadi kebiasaan bangsa ?Arab, kebiasaan yang telah mendarah daging. Para penyair Arab memuji ?minuman keras dengan syairnya dan berpengaruh dalam masyarakat bangsa ?Arab. Umru’ul Qais, seorang penyair yang terkenal, ketika itu menerima berita ?bahwa ayahnya terbunuh. Mendengar berita ini, Umru’ul Qais tidak mau ?melepaskan gelas tuaknya dan dia tidak mau meninggalkan tempatnya ?bermabuk. Namun dia mengucapkan, “Al-Yauma khamru, wa ghadan amru” ??(Hari ini adalah untuk mabuk-mabukan dan besok baru boleh ada urusan).?


Dalam masyarakat Arab Jahiliyyah, hampir tidak ada orang yang tidak ?meminum khamar, selain beberapa orang yang dapat dihitung dengan jari dan ?dipandang aneh. ?


Bukti besarnya pengaruh dan meluasnya kebiasaan ini, kebanyakan ?sahabat-sahabat nabi -setelah turun dua ayat mengenai minuman keras, tetapi ?belum ada ketegasan larangan-, mereka masih mengkonsumsinya. Kedua ayat ?yang dimaksud adalah;? Allah berfirman, “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. ?Katakanlah, "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfa`at ?bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa`atnya." (Al-Baqarah ??(2):219)?
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, ?sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ?ucapkan.” (An-Nisaa’(4):43)?


Hingga turunlah ayat ketiga yang dengan tegas untuk mengkonsumsi ?minuman keras. Ayat yang dimaksud adalah, “Hai orang-orang yang beriman, ?sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, ?mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan ?syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat ?keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan ?permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan ?berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka ?berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (Al-Maidah (5):90-91)?


Apa yang terjadi? Perubahan yang ajaib secepat kilat. Orang-orang yang ?tadinya gemar meminum minuman keras, sekarang memecah piala tuaknya dan ?menumpahkan minuman keras yang masih ada. Dibuangnya di tengah-tengah ?jalan, sehingga jalan-jalan di kota Madinah dilanda banjir minuman keras. ?


Larangan minuman keras turun di Madinah. Rasulullah telah mendidik, ?menanam keimanan dan kesadaran taat pada Allah dan Rasul-Nya sewaktu ?masih di Mekkah. Bertahun-tahun, beliau melakukan hal ini. Menanam ?keimanan, menumbuhkan keimanan dan terus menyadarkan umatnya untuk ?selalu taat pada Allah dan Rasul-Nya.?


Modal inilah yang membuat kaum muslimin tidak kesulitan untuk ?menerima larangan Allah terhadap minuman keras. Padahal minuman keras ?sebelumnya merupakan hobi dan kegemaran mereka. Mengapa dapat ?demikian? Jawabannya, keimanan, kesadaran, pemahaman dan pengertian. ?Tidak jauh dari hal-hal seperti ini.?


Peraturan akan menghadapi tantangan yang amat berat bila masyarakat ?belum disadarkan terlebih dahulu. Peraturan akan menghadapi benturan keras ?dari masyarakat, bila pemerintah menerapkan peraturan secara paksa. ?(arnab)

Selalulah Berniat Baik dan Jagalah Niat Itu


PDF Cetak E-mail

Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa mati tanpa pernah berperang dan tidak pernah berniat untuk berperang, maka ia mati dalam keadaan memiliki salah satu cabang (sifat) kemunafikan.” (HR. Muslim)

Abdullah bin Abbas ra. berkata, "Rasulullah Saw bersabda, 'Sesungguhnya Allah mencatat kebaikan (hasanât) dan kejahatan/keburukan (sayyiat), kemudian menjelaskan keduanya. Maka siapa yang berniat akan berbuat kebaikan kemudian tidak dikerjakannya, Allah mencatat untuknya 1 kebaikan, dan jika berniat kebaikan, kemudian dikerjakan, dicatat sepuluh kebaikan, mungkin ditambah hingga 700 kali lipat atau lebih dari itu. Dan apabila berniat akan berbuat kejahatan/keburukan dan tidak dikerjakan, Allah mencatat baginya satu kebaikan. Dan jika niat itu dilaksanakan, maka ditulis baginya satu keburukan." (HR ukhari dan Muslim)

Dua hadits di atas menarik sekali untuk diperhatikan. Betapa tidak? Dengan niat, seseorang dapat dibedakan dengan yang munafik dan dengan yang tidak. Dengan hanya berniat untuk berperang di jalan Allah, membuat seseorang menjadi beda dengan orang yang munafik.

Padahal kalau kita mengingat apa balasan Allah bagi orang munafik, tentu akan merasa ngeri. Orang-orang munafik akan ditempatkan Allah di keraknya neraka. Bukankah dengan mengingat keterangan ini, niat menjadi sesuatu yang penting?

Hadits kedua juga tidak kalah menariknya. Hadits ini menekankan pentingnya kita untuk selalu berniat melakukan perbuatan amal shalih, jika belum mampu untuk mengerjakannya. Jika belum mampu menunaikan haji, maka berniatlah untuk menunaikan ibadah haji. Jika belum mampu untuk berkurban (memotong hewan kurban), maka niatlah. Jika belum bisa bangun malam untuk menunaikan shalat malam, niatlah!

Bila seseorang senantiasa memiliki niat baik, Insya Allah dia akan selalu mempunyai kecendrungan berbuat baik. Seseorang yang sudah mempunyai kecendrungan dan keinginan seperti ini tinggal menunggu adanya kesempatan untuk berbuat baik.

Seorang tidak dapat berbuat kemungkaran, bila dia tidak memperoleh kesempatan untuk mencuri misalnya, walaupun dia berniat untuk mencuri. Seorang tidak dapat berbuat kemungkaran, bila dia tidak berniat untuk mencuri misalnya, walaupun kesempatan itu ada.

Demikian pula dengan berbuat baik dan amal shalih. Seseorang tidak dapat menunaikan haji, bila hanya ada kesempatan saja. Bukankah banyak orang yang memiliki harta yang cukup untuk menunaikan haji, namun dia tidak berniat untuk menunaikannya? Bukankah tidak sedikit orang memiliki kemampuan untuk berkurban, namun keinginan untuk melakukannya tidak ada?

Pasanglah niat baik dan jagalah niat itu selalu hingga datang kesempatan untuk melakukannya. (arnab)

Selalulah Berniat Baik dan Jagalah Niat Itu


PDF Cetak E-mail

Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa mati tanpa pernah berperang dan tidak pernah berniat untuk berperang, maka ia mati dalam keadaan memiliki salah satu cabang (sifat) kemunafikan.” (HR. Muslim)

Abdullah bin Abbas ra. berkata, "Rasulullah Saw bersabda, 'Sesungguhnya Allah mencatat kebaikan (hasanât) dan kejahatan/keburukan (sayyiat), kemudian menjelaskan keduanya. Maka siapa yang berniat akan berbuat kebaikan kemudian tidak dikerjakannya, Allah mencatat untuknya 1 kebaikan, dan jika berniat kebaikan, kemudian dikerjakan, dicatat sepuluh kebaikan, mungkin ditambah hingga 700 kali lipat atau lebih dari itu. Dan apabila berniat akan berbuat kejahatan/keburukan dan tidak dikerjakan, Allah mencatat baginya satu kebaikan. Dan jika niat itu dilaksanakan, maka ditulis baginya satu keburukan." (HR ukhari dan Muslim)

Dua hadits di atas menarik sekali untuk diperhatikan. Betapa tidak? Dengan niat, seseorang dapat dibedakan dengan yang munafik dan dengan yang tidak. Dengan hanya berniat untuk berperang di jalan Allah, membuat seseorang menjadi beda dengan orang yang munafik.

Padahal kalau kita mengingat apa balasan Allah bagi orang munafik, tentu akan merasa ngeri. Orang-orang munafik akan ditempatkan Allah di keraknya neraka. Bukankah dengan mengingat keterangan ini, niat menjadi sesuatu yang penting?

Hadits kedua juga tidak kalah menariknya. Hadits ini menekankan pentingnya kita untuk selalu berniat melakukan perbuatan amal shalih, jika belum mampu untuk mengerjakannya. Jika belum mampu menunaikan haji, maka berniatlah untuk menunaikan ibadah haji. Jika belum mampu untuk berkurban (memotong hewan kurban), maka niatlah. Jika belum bisa bangun malam untuk menunaikan shalat malam, niatlah!

Bila seseorang senantiasa memiliki niat baik, Insya Allah dia akan selalu mempunyai kecendrungan berbuat baik. Seseorang yang sudah mempunyai kecendrungan dan keinginan seperti ini tinggal menunggu adanya kesempatan untuk berbuat baik.

Seorang tidak dapat berbuat kemungkaran, bila dia tidak memperoleh kesempatan untuk mencuri misalnya, walaupun dia berniat untuk mencuri. Seorang tidak dapat berbuat kemungkaran, bila dia tidak berniat untuk mencuri misalnya, walaupun kesempatan itu ada.

Demikian pula dengan berbuat baik dan amal shalih. Seseorang tidak dapat menunaikan haji, bila hanya ada kesempatan saja. Bukankah banyak orang yang memiliki harta yang cukup untuk menunaikan haji, namun dia tidak berniat untuk menunaikannya? Bukankah tidak sedikit orang memiliki kemampuan untuk berkurban, namun keinginan untuk melakukannya tidak ada?

Pasanglah niat baik dan jagalah niat itu selalu hingga datang kesempatan untuk melakukannya. (arnab)

Nourdeen Wilderman, Mualaf yang Memelopori Database Masjid di Belanda


PDF Cetak E-mail

Nourdeen Wilderman, Mualaf yang Memelopori Database Masjid di Belanda
Pemberitaan media Barat tentang Islam yang cenderung negatif, tidak membuat pemuda Belanda berusia 26 ini langsung percaya. Begitulah awal ia mengenal Islam dan membuatnya tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang Islam. Hingga akhirnya ia mengucap dua kalimat syahadat pada 9 Desember 2007.
"Saya mengenal Islam sejak empat atau lima tahun sebelum saya bersyahadat. Itupun secara tidak sengaja. Saya membaca media massa dan Islam kala itu menjadi isu yang ramai dibahas di media massa Eropa," kata Nourdeen Wilderman mengawali cerita perjalanannya menjadi seorang Muslim.

"Buku pertama tentang Islam yang saya baca sangat akademis dan sulit dimengerti. Saya lalu mencari buku lain dan saya terus membaca buku-buku tentang Islam. Setelah membaca buku-buku itu, Islam ternyata tidak seperti yang saya duga. Pada dasarnya, banyak pendapat-pendapat dalam Islam yang sama dengan apa yang pada umumnya saya yakini," tutur Nourdeen.

Ia juga akhirnya mengetahui bahwa pemberitaan media massa yang mengatakan bahwa Islam menindas perempuan, salah total. "Saya menemukan bahwa Islam adalah agama yang rasional, ilmiah, mendorong umatnya untuk mempelajari apa yang ada di sekitarnya, bermeditasi. Islam adalah agama yang kritis," ujar Nourdeen.

Sebelum mengenal Islam, Nourdeen selalu berpikir bahwa hidup sebagai ateis sangat mudah karena orang ateis bisa melakukan apa saja yang diinginkan. Tapi secara pribadi, Noudeen mengkritik gaya hidup seperti itu. Hingga pada suatu masa, kesadarannya tentang Tuhan mulai muncul. Hingga ia mengenal Islam, mempelajarinya dan merasakan kebenaran hakiki dalam al-Quran dan sunah-sunah Rasulullah Muhammad SAW.

Menurut Nourdeen, ia tidak pernah melakukan kontak dengan imam atau sahabat-sahabatnya yang Muslim dalam proses mengenal Islam. Semuanya ia ketahui dari buku-buku yang dibacanya. Bahkan pengetahuan Nourdeen tentang Islam kadang lebih luas dibandingkan teman-teman Muslimnya.

Nourdeen beruntung karena ia tidak menghadapi kendala berarti dari keluarganya ketika ia memutuskan masuk Islam. Ayah Nourdeen seorang atheis dan ibunya penganut Kristen. Untuk mengetahui reaksi orangtuanya, Nourden menanyakan pendapat mereka jika ia ingin memeluk agama lain, misalnya Islam. Dan orangtua Nourden menjawab, "Hidupmu adalah milikmu. Sepanjang engkau tidak mengganggu orang lain, engkau bebas menentukan."

Meski demikian, kata Nourdeen, ibunya menyarankan agar ia menjadi seorang Kristiani saja karena lebih mudah. Nourdeen menjawab saran ibunya dengan mengatakan bahwa ia bukan mencari agama yang gampang, tapi agama yang paling benar. Sementara ayah Nourdeen tidak berkomentar apa-apa lagi, bahkan yang membuatnya bahagia, sang ayah menemaninya saat ia bersyahadat dan merekam moment bersejarah itu ke dalam video.

"Dalam mendukung saya, Ayah punya konsep bahwa biarbagaimanapun saya adalah bagian dari dirinya dan Islam akan menjadi bagian dari diri saya, untuk itu Ayah menerima saya dan keislaman saya," imbuh Nourdeen.

Ia juga tidak menemui kesulitan dalam kehidupan profesionalnya setelah menjadi seorang Muslim. Setelah mengucapkan syahadat, Nourdeen langsung mengirim email pada bosnya di kantor dan mengabarkan bahwa ia sudah menjadi seorang Muslim. Dalam emailnya, Nourden menulis beberapa poin untuk diketahui atasannya, antara lain;

Akankah saya memanjangkan janggut? Tidak

Akankah saya bersalaman dengan perempuan? Ya

Akankah saya mengatakan pada para pelanggan bahwa saya Muslim? Tidak

Akankah saya mengambil cuti saat perayaan hari besar Muslim? Ya

"Alhamdulillah, Saya tidak dipecat. Saya malah dapat bonus di akhir tahun dari hasil evaluasi saya. Bos Saya bilang, selain kinerja Saya bagus sepanjang tahun, Saya juga sudah membuat keputusan yang sulit dengan menjadi seorang Muslim," kata Nourdeen.

Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, Nourdeen ikut dalam berbagai kegiatan dan forum-forum Muslim. Ia bertemu banyak Muslim lainnya dan meminta mereka mengajarkannya salat. "Mereka menyemangati saya untuk salat di masjid. Butuh waktu satu bulan buat saya untuk berani datang ke masjid. Awalnya saya sangat takut ke masjid, seperti anak kecil yang baru pertama kali ke kolam renang," ungkap Nourdeen.

Tapi sekarang, Nourdeen selalu menyempatkan diri untuk salat ke masjid. Ia juga sudah banyak memiliki teman Muslim dan sesama mualaf. Nourdeen juga mempelajari al-Quran dan tafsirnya di Dar al 'Ilm di Netherlands

Ditanya tentang buku Islam apa yang paling mempengaruhinya, Nourdeen menyebut buku berjudul "In the Footsteps of the Prophet" yang ditulis Tariq Ramadan, seorang cendekiawan Muslim kelahiran Mesir yang kini tinggal di Swiss. Ramadan juga cucu dari tokoh Ikhawanul Muslimin Mesir, Hassan Al-Banna. Ia menyukai buku ini, karena buku itu ditulis dengan pendekatan untuk warga Muslim yang tinggal di Barat.

Sekarang, Nourdeen Wilderman sedang sibuk mengerjakan proyek "Temukan Masjid yang Paling Sesuai untuk Anda". Dalam proyek ini, ia mengumpulkan semua data dan informasi masjid-masjid yang ada di Belanda dan memuatnya di internet. Saat ini, proyek Nourdeen sudah berhasil mengumpulkan data dan informasi lengkap 160 masjid dari ratusan masjid yang tersebar di seluruh Belanda. (ln/iol)

Silaturahmi Meluaskan Rezeki & Memperpanjang Umur


PDF Cetak E-mail

Manfaat lain dari membina hubungan antar sesama atau dalam bahasa Islamnya adalah silaturrahim adalah bahwa ia bisa membuat rezeki seseorang menjadi bertambah luas dan memperpanjang usia.

Hal ini disitir dari hadits Nabi Saw yang berbunyi:
Siapa yang ingin rezekinya diperluas dan umurnya panjang maka hendaknya ia bersilaturrahmi. HR. Bukhari.
Apakah maksud dari sabda Nabi Saw ini?! Mungkin banyak orang di antara kita yang menyanggah bukankah rezeki dan umur sudah Allah Swt tetapkan bahkan sebelum kita dilahirkan?!

Maka dalam menyikapi hadits shahih dari Rasulullah Saw kita harus memiliki pandangan yang bijak, sebab boleh jadi apa yang disampaikan Rasulullah Saw ini adalah makna tersirat bukan yang tersurat.
Beberapa makna yang dapat saya pahami dari hadits ini antara lain adalah:
1. Allah Swt akan memanjangkan umur sebab silaturrahmi. Karena kita rajin menjalin dan membina hubungan baik dengan sesama, maka kita akan dicintai dan disenangi orang. Meski kita sudah wafat berkalang tanah sekalipun, namun nama kita masih disebut dan dikenang orang. Coba Anda perhatikan tokoh-tokoh besar yang jasanya masih disebut orang hingga sekarang. Karena kebaikan hubungan yang pernah mereka bangun, dan jasa mereka terhadap orang lain, meski sudah wafat pun ia tetap dikenang orang dan itu menjadi doa kebaikan untuknya.

2. Silaturrahmi dapat memanjangkan umur juga bisa dipahami bahwa Allah Swt memberi keberkahan pada seseorang. Katakanlah untuk menjadi seorang dokter spesialis seseorang harus menimba ilmu bertahun-tahun. Saat ia praktik pun ia boleh memasang tarif sekehendak hatinya. Namun bila ada seseorang yang rajin menjalin hubungan baik dan suka bersilaturrahmi kepada dokter spesialis ini, tentu sang dokter akan enggan menerima bayaran dari orang baik tersebut. Ini boleh jadi yang disebut sebagai menambah rezeki. Dan disamping itu, orang baik yang suka bersilaturrahmi kepada dokter ini boleh bertanya apa saja kepada dokter tentang ilmu yang dokter kuasai tanpa harus kuliah kedokteran yang memakan waktu bertahun-tahun. Pria itu bisa dapat informasi tentang ilmu medis dalam waktu singkat tanpa harus buang-buang umur. Bukankah ini yang namanya panjang umur?! Apalagi, sang dokter pastilah akan dengan senang hati menjawab semua pertanyaan orang baik ini yang senantiasa menjaga hubungan silaturrahmi.

Saya baru-baru ini terkesima membaca sebuah artikel guratan Hendro Prasetyo di internet yang menyingkap hikmah dari sebuah kebiasaan silaturrahmi. Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa antara tahun 1965 – 1974 ada dua orang ahli epidemi penyakit yang melakukan riset pada gaya hidup dan kesehatan penduduk Alameda County, California yang berjumlah 4.725 orang.

Hasil menarik dari riset itu adalah bahwa mereka menemukan bahwa angka kematian tiga kali lebih tinggi pada orang yang eksklusif (tertutup) dibandingkan orang-orang yang rajin bersilaturrahmi dan menjalin hubungan.

Pada artikel tersebut juga disampaikan bahwa ada sebuah riset yang pernah dilakukan pada penduduk Seattle ditahun 1997. Riset tersebut menyimpulkan bahwa biaya kesehatan lebih rendah didapati pada keluarga yang suka bersilaturrahmi dengan orang lain, dan konon keluarga yang seperti ini jauh lebih sehat dibandingkan keluarga-keluarga lain. MacArthur Foundation di AS mengeluarkan kesimpulan sejalan yang menyatakan bahwa manusia lanjut usia (manula) bisa bertahan hidup lebih lama itu karena disebabkan mereka kerap bersilaturrahmi dengan keluarga & kerabat serta rajin hadir dalam pertemuan-pertemuan.

Subhanallah..., begitu dahsyatnya manfaat silaturrahmi yang diajarkan oleh Rasulullah Saw hingga ilmu pengetahuan modern telah membuktikan kebenaran bahwa ia dapat memperpanjang umur!!!

Lalu bagaimana silaturrahmi bisa menambahkan rezeki?! Rezeki bisa mudah dicari selagi kita punya hubungan baik dengan sesama. Karena suka berbuat baik terhadap orang lain, maka mereka pun akan berbuat baik kepada kita. Inilah yang seterusnya akan berkembang menjadi trust, kepercayaan, amanah. Bagaimana seseorang akan mempercayakan hartanya kepada kita untuk diurus dan dikelola, kalau kita tidak mempunyai hubungan baik kepadanya?

Seorang sosiolog Harvard bernama Mark Granovetter melakukan riset pada cara bagaimana orang mendapatkan pekerjaan. Riset ini dilakukan pada tahun 1970-an. Ia menemukan bahwa mayoritas orang mendapat pekerjaan berdasarkan koneksi pribadi. Karena koneksi atau hubungan silaturrahmi itulah seseorang mendapatkan pekerjaan.

Silaturrahmi yang mendatangkan rezeki barangkali terjawab dalam beberapa pengalaman ini:
Suatu hari ayah berpesan pada saya agar selalu datang setiap pagi ke rumah orang tua sebelum berangkat mencari nafkah. Beliau meminta ini sebab berkaca kepada seorang ibu janda yang sukses dalam mendidik anak-anaknya.

Saat ditanya oleh ayah saya, ibu itu selalu berpesan kepada ketiga anaknya untuk mencium tangannya terlebih dahulu sebelum mereka semua memulai aktifitas hari-hari mereka. Ketika anak-anaknya pergi meninggalkan rumah, ibu itu mengantarkan mereka dengan iringan doa hingga Allah beri keberkahan dan kebaikan yang banyak untuk anak-anaknya.

Seorang sahabat bernama Hisyam Said. Seperti kebanyakan pengusaha, maju-mundur bisnis adalah hal biasa. Namun belakangan ini bisnis fast food yg ia jalani begitu cepat berkembang. Puluhan outlet bernama Paparon Pizza sudah mengisi sudut-sudut kota di tanah air. Hisyam menyadari bahwa bisnis yang ia jalani amat erat bergantung dengan keridhaan ummi atau ibunya. Meski kantor pusat pizza tersebut berada di Warung Jati Jakarta Selatan, namun ia malah memilih berkantor di kawasan Kramat Jakarta Pusat. Di sana setiap pagi dan sore, Hisyam bisa mengunjungi umminya yang sudah berusia 80 tahun lebih dan menghiburnya di masa-masa tua usianya.

“Ridhallahi fi ridhal waalidaini, wa sukhtullahi fii sukhtil walidaini.”
Keridhaan Allah bergantung pada keridhaan kedua orang tua. Kemurkaan Allah juga berlaku sedemikian.

Demikianlah keberkahan Allah yg diturunkan bagi hamba-hambaNya yang kerap menyambungkan tali silaturahmi.