MENU

Islamic Widget

Senin, 01 November 2010

Arogansi Densus 88 & Qishos Dalam Islam


Arogansi tembak mati adalah ciri khas Densus 88, sebuah pasukan khusus bentukan Polri pasca Bom Bali I. Banyak alasan dan justifikasi yang mungkin akan disampaikan oleh institusi berwenang negeri ini atas arogansi gaya koboi AS dan Australia (sebagai donatur Densus 88), mulai dari alasan bela negara, kalau tidak menembak duluan maka akan ditembak, dan sejenisnya.

Masalahnya kemudian, setiap ada aksi maka pasti akan ada reaksi. Maka yang perlu diperhatikan apakah tindakan main tembak dan membunuh orang tanpa haq ini akan mengikis habis terorisme atau malah menyuburkannya?

Hal lain yang juga patut diperhitungkan adalah 'balasan' yang pasti telah dipersiapkan oleh para korban Densus 88. Apalagi untuk kalangan mujahid yang sangat memperhitungkan hilangnya nyawa seseorang, apalagi nyawa seorang Muslim. Karena bagi mereka, darah harus dibayar dengan darah dan nyawa harus dibayar dengan nyawa. Jadi, sampai kapan pertumpahan darah ini akan terus berlangsung?

Densus 88 & Arogansi Koboi Binaan AS-Australia

Coba simak kekejaman dan arogansi Densus 88 dalam aksinya baru-baru ini.

Ahad malam (19/9) sekitar pukul 20.00, Iwan sedang bermain dengan anaknya, Faruq, 8 tahun. Sejumlah anggota Densus 88 tanpa sepatah kata masuk dan langsung menembak Iwan di hadapan anak yang sangat dicintainya.

"Sampai saat ini tak seorang pun keluarga diperkenankan melihat jasad Iwan. Kami hanya mendengar cerita dari anak Iwan yang mengatakan ayahnya ditembak di bagian dada dari jarak dekat oleh polisi," cerita Siti, 62, ibu kandung Iwan, ketika ditemui wartawan di rumahnya.

Menurut Siti, saat malam kejadian, Iwan dan Faruq berada di ruang rumah. "Faruq dan Iwan berada di ruang rumah, sedangkan dua adik Faruq; Ifal, 4, dan Harun, 4 bulan, tidur di dalam kamar," terang Siti.

Setelah ditembak, sambungnya, tubuh Iwan langsung diboyong polisi dari dalam rumah. Waktu jasad Iwan dibawa pergi, kepala dusun tempat Iwan tinggal sempat bertanya kepada polisi perihal apa yang terjadi. Tapi, polisi yang membawa jasad Iwan itu tidak memedulikan pertanyaan kepala dusun tersebut. ''Jangan menghalang-halangi, mau kau kutembak,'' ungkap Siti menirukan ucapan polisi.

Keluarga korban penembakan dilarang melihat jenazah dilarang polisi dengan alasan masih dalam penyelidikan. Mereka tidak yakin Iwan terlibat perampokan maupun terorisme. (http://www.jawapos.com/halaman/index...ail&nid=156163)

Sekarang bayangkan bagaimana perasaan anak Iwan, yakni Faruq (8), istrinya Siti (62), dan anak-anaknya yang lain, Ifal (4) dan Harun (4 bulan) serta apa yang akan dilakukan jika mereka besar nanti?. Fikirkan juga yang akan dilakukan oleh kawan-kawan Iwan?

Ini cerita lain yang hampir sama.

Julheri Sinaga SH, Koordinator Advokasi MM Sumut menceritakan arogansi Densus 88 lainnya di Medan, Sumut.

"Penangkapan Hadiyono di Hamparan Perak bermula saat kediaman Nanong kedatangan dua orang pria sebagai tamu, dua hari yang lalu. Karena sebagai istri yang muslimah istri Nanong lantas memanggil abang iparnya Kasman Hadiyono yang tidak jauh dari rumah mereka," beber Julheri.

Julheri juga memaparkan lebih lanjut, karena masih suasana lebaran maka istri Nanong lantas, menyiapkan makanan dan minuman menunggu Hadiyono datang.

"Pada saat Mursanti (istri Nanong, Red) datang tiba-tiba salah satu dari kedua tamu tersebut sudah tergeletak di lantai rumah miliknya dengan bersimbah darah. Sedangkan Hadiyono dibawa secara paksa dan entah kemana keberadaannya hingga saat ini,'' tegas Julheri.

Julheri meminta niat baik Kapolri untuk mengembalikan mayat Nanong dan memberi tahu keberadaan Hadiyono. Hingga kini, pihak keluarga belum tahu apakah yang bersangkutan masih hidup atau sudah meninggal. (http://arrahmah.com/index.php/news/read/9211/dianggap-menculik-kapolri-akan-digugat#ixzz10AVZmoAY

Dalam aksi terbarunya di Medan, Sumut, Densus 88 menembak mati 3 orang Muslim. Sudah tidak terhitung lagi berapa nyawa yang dicabut paksa oleh pasukan sombong lagi arogan ini.

Penembakan demi penembakan, penculikan, penganiayaan, penyiksaan selalu dilakukan Densus 88 dan kini mencuat menjadi sebuah polemik publik. Muncul pertanyaan, mengapa dalam setiap aksinya Densus 88 harus langsung menembak mati buruannya? Apakah itu memang instruksi langsung dari atasan mereka atau hanya karena sebuah arogansi saja?

Sejak didirikan pasca Bom Bali I (2002) pasukan khusus dengan logo burung hantu predator ini telah 'memangsa' banyak nyawa kaum Muslimin. Ya, harus diberi penegasan bahwa yang banyak terbunuh adalah nyawa kaum Muslimin. Sepertinya nyawa kaum Muslimin begitu murah di mata Densus 88.

Sebelum aksi di Medan, Densus 88 sebenarnya sedang disorot terkait rencana investigasi dari Australia (sang donatur) atas perlakuan Densus 88 kepada separatis RMS. Australia wajib marah karena Densus 88 selama ini sudah disuplay dana sekian banyak dan keberadaan Densus 88 sendiri dimaksudkan untuk menjaga stabilitas negara non muslim tersebut dari berbagai macam ancaman.

Kabidpenum Mabes Polri sendiri, Kombes Marwoto Suto mengakui sejumlah paket dan bantuan untuk pelatihan dari Australia kepada Densus 88. Sayangnya belum pernah ada audit kepada Densus 88 yang semakin hari semakin arogan ini.

Amran Nasution, jurnalis senior yang juga mantan Redpel Tempo pernah mengungkapkan dana-dana yang mengalir ke Densus 88 sebagai berikut :

"Detasemen Khusus (Densus 88) Anti-Teror Polri ternyata dibentuk atas biaya sepenuhnya dari pemerintah Amerika Serikat. Majalah "Far Eastern Ekonomic Review" (FEER), edisi 13 November 2003, menulis bahwa pemerintahan Bush mengeluarkan biaya 16 juta dolar (Rp 150 Milyar ) Untuk membentuk detasemen yang punya 400 Anggota itu. Hal yang sama ditulis Koran " Jakarta Post", 6 September 2004, dan "Warta Kota", 12 November 2003."

"Laporan Congressional Research Service (CRS), Lembaga riset di bawah The Library Of Congress pada tahun 2005, memaparkan dengan rinci dana yang di keluarkan pemerintah Bush untuk Indonesia, termasuk untuk polri dan pasukan Anti - terornya. Misalnya, pada tahun 2004, Amerika Serikat memberikan bantuan $US. 5.778.000 tahun 2005 sebesar $ US 5.300.000."

Mengapa Amerika dan juga Australia getol menggelontorkan dana untuk Densus 88? Karena Indonesia dianggap berjasa dalam perang melawan terorisme dan kontribusi Indonesia dalam memerangi terorisme ini adalah kepentingan vital AS. Padahal siapapun tahu bahwa perang melawan terorisme hakikatnya adalah perang menghancurkan Islam dan kaum Muslimin. Jadi, mengapa keberadaan Densus 88 dengan aksi arogan dan brutalnya terus dipertahankan?

Akar Masalah Terorisme

Kalau kita mau menghentikan aksi-aksi terorisme, maka kita harus mencari tahu terlebih dahulu apa akar dari masalah terorisme. Perang melawan terorisme diproklamirkan pertama kali oleh George W Bush, 20 September 2001. Bush mengatakan bahwa perang melawan terorisme adalah "Crusade" alias perang salib.

"Perang melawan teror tak akan berhenti sampai semua group teroris dunia ditemukan, dihentikan dan dikalahkan," ujarnya.

Proklamasi perang itu diikuti pengarahan pesawat tempur membombardir Afganistan, Oktober 2001, dengan dalih untuk menghancurkan teroris Al-Qaedah, Pemimpinya Syekh Usama Bin Laden , serta Rezim Taliban yang melindunginya. Lalu, bagaimana pendapat Syekh Usamah bin Ladin sendiri?

Dalam Risalah Taujihat Manhajiyah, Syekh Usamah menjelaskan alasan mengapa Amerika menjadi target serangan-serangan jihadnya.

"Ketika para mujahidin melihat bahwa kelompok penjahat di gedung putih menggambarkan masalah tidak dengan sebenarnya, bahkan pemimpin mereka mengaku-orang bodoh yang ditaati-bahwa kami ini iri dengan cara kehidupan mereka, padahal sebenarnya kenyataan yang disembunyikan oleh Fir'aun masa kini sebenarnya kami menyerang mereka karena kedzoliman mereka pada dunia Islam, khususnya di Palestina dan Irak serta penjajahan mereka terhadap negeri Haromain (Mekkah dan Madinah). Dan ketika para mujahidin berpendapat untuk memusnahkan opini tersebut dan memindahkan pertempuran ke dalam negeri mereka."

Syekh Usamah juga mengatakan :

"Pada saat darah orang-orang Islam mengalir dan ditumpahkan, di Palestina, Chechnya, Philipina, Kashmir dan Sudan, dan anak-anak kita mati lantaran embargo Amerika di Irak. Dan ketika luka-luka kita belum sembuh, sejak serangan-serangan salib terhadap dunia Islam pada kurun yang lalu, dan yang merupakan hasil dari kesepakatan Saiks-Beko atara Inggris dan Prancis, yang menyebabkan dunia Islam terbagi-bagi menjadi potongan-potongan, sedangkan para kaki-tangan salib masih berkuasa di dalamnya sampai hari ini, tiba-tiba keadaan yang serupa menghadang kita dengan kesepakatan Saiks-Beko, yaitu kesepakatan Bush-Blair, akan tetapi kesepakatan itu di bawah bendera yang sama dan dengan tujuan yang sama. Benderanya adalah bendera salib dan tujuannya adalah merampas dan menghancurkan umat nabi kita shollAllah u 'alaihi wasallam yang dicintai.

Dalam sebuah video yang dikeluarkan oleh As Sahab Media berjudul "Badr Riyadh" para mujahid mengatakan :

"Kami adalah teroris, kami adalah teroris. Kami teroris karena melawan musuh-musuh kami, utamanya Amerika, karena mereka telah menzolimi kita."

Jadi, itulah akar masalah terorisme. Ketidakadilan dan penjajahan kaum kafir AS dan sekutu-sekutunya atas kaum Muslimin. Perspektif penanganan terorisme pun seharusnya dilihat dari sisi ini sehingga solusinya adalah menghentikan arogansi AS dan antek-anteknya, bukan malah membentuk pasukan khusus seperti Densus 88 yang menjadi kaki-tangan AS di negeri-negeri Muslim untuk melanggengkan perang salib tersebut, termasuk di Indonesia.

Coba kita ingat rilis Nurdin M Top atas peledakan hotel JW Marriot & Ritz Carlton medio Juli 2009, aksi tersebut dilakukan sebagai qishos (pembalasan yang setimpal) atas perbuatan AS dan antek-anteknya, serta qishos atas Dr Azhari dan Jabir, teman seperjuangan mereka yang ditembak mati Densus 88. (http://arrahmah.com/index.php/news/read/5168/nur-din-m-top-klaim-bertanggung-jawab-atas-peledakan-hotel)

Kita lihat juga alasan Humam Khalil Abu-Mulal al Balawi (36) alias Abu Dujanah Al Khurasany meledakkan dirinya di basis militer AS di propinsi Khost, Afghanistan menewaskan 7 orang anggota CIA dan seorang agen Yordania sebagai balasan yang setimpal (qishos) atas dibunuhnya pimpinan Taliban Pakistan, Hakimullah Meshud. (http://arrahmah.com/index.php/news/read/6523/media-barat-pelaku-serangan-agen-cia-di-afghanistan-adalah-agen-ganda

Hukum Qishos Bagi Pembunuh

Secara fitrah, tidak ada seorangpun yang berkeinginan dirinya dibunuh secara dzolim (tanpa haq), begitu pula dengan keluarganya. Dalam Islam, salah satu bentuk hukuman atau sanksi terberat adalah pembunuhan tanpa hak. Allah SWT berfirman :

"Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah member kekuasaan kepada ahli warisnya." (QS Al Isra (17) : 33)

"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan adzab yang besar baginya." (QS An Nisa (4) : 93)

Dalam hukum Islam, siapa saja yang membunuh dengan sengaja maka pembunuhnya akan dibunuh (qishos). Dalam kasus pembunuhan yang disengaja wajib dijatuhkan qishos bagi pelakunya, yaitu membunuh si pembunuhnya sebagai balasan atas perbuatannya membunuh orang dengan sengaja. Allah SWT berfirman:

"Diwajibkan atas kamu qishas berkaitan dengan orang-orang yang dibunuh." (QS Al Baqarah (2) : 179).

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda :

"Barangsiapa yang terbunuh, maka walinya memiliki dua hak, bisa meminta tebusan (diyat), atau membunuh si pelakunya."

Qishah atau hukum balas bunuh bagi para pembunuh dzolim ini sangat diyakini oleh kaum Muslimin, apalagi mujahidin. Bahkan para mujahid tergerak untuk berjihad adalah dalam rangka membela setiap tetes darah kaum Muslimin yang ditumpahkan secara dzolim oleh musuh-musuhnya. Bagi para mujahid, mereka rela meregang nyawa asalkan bisa membela saudara muslimnya yang tertindas dan didzolimi.

Berapa banyak darah kaum Muslimin dihargai dengan sangat murah oleh AS dan sekutu-sekutunya, di Irak, Afghanistan, Palestina, Kashmir, Moro, dan di pelbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Belum pernah ada investigasi serius yang mengungkapkan secara jujur berapa korban pembantaian kaum Muslimin di Poso dan di Ambon ketika terjadi kerusuhan di sana. Belum lagi sembuh luka dan kekecewaan kaum Muslimin atas seluruh tragedi tersebut, kini Densus 88 membabi buta memburu dan menangkapi kaum Muslimin bahkan menembaki mereka.

Dengan demikian, aksi-aksi arogan dan brutal Densus 88 yang main tembak di tempat dengan alasan menghentikan terorisme sangat berbahaya dan mengundang aksi teror berkelanjutan. Hal ini dikarenakan mereka yang menjadi korban pasti tidak rela dan tidak akan pernah diam untuk kemudian melakukan aksi balas bunuh (qishas), karena itu merupakan sebuah kewajiban bagi mereka.

Seharusnya penyelesaian masalah terorisme dilakukan dengan jalan menghentikan atau memotong akar permasalahannya, yakni menghentikan pasukan AS dan sekutu-sekutunya yang menjajah bumi Islam, seperti di Irak, Afghanistan, Palestina, dan lainnya serta stop membunuhi kaum Muslimin tidak berdosa di sana. Kalau hal ini bisa dilakukan, maka bisa dipastikan serangan kepada AS dan fasilitas-fasilitasnya pun akan berkurang atau bahkan berhenti.

Tetapi, jika AS dan sekutu-sekutunya, termasuk Densus 88 tetap dengan arogansi dan secara brutal mereka menembak mati kaum Muslimin di manapun termasuk di negeri ini, maka permasalah terorisme tidak akan pernah berakhir dan pembalasan atau tuntutan qishah (balas bunuh) pasti akan terus dikumandangkan oleh para korbannya. Wallahu'alam!



Source: http://arrahmah.com/index.php/blog/read/9212/arogansi-densus-88-qishos-dalam-islam#ixzz3q2gXAJav

Indonesia Bertobat

Indonesia diguncang gempa, diterpa tsunami, dan diterjang banjir besar. Masihkah seluruh bencana ini hanya dianggap kejadian alam biasa? Tiadakah terfikir bahwa semua ini adalah peringatan dari Allah SWT., kepada umat Islam Indonesia bahwa mereka harus kembali kepadaNya, kembali kepada Islam, dengan menerapkan seluruh aturanNya? Saatnya Indonesia bertobat!

Sebuah Peringatan Dari Allah SWT

Syekh Muhammad Rowi, seorang ulama dari Kairo, Mesir, mengatakan dalam "Musibah Dunia" :

Saya ingin mengingatkan, bahwa gempa dapat terjadi dimana saja. Maka itu adalah peringatan bagi seluruh makhluk agar mereka sadar bahwa bumi yang telah Allah jadikan sebagai tempat tinggal mereka tunduk terhadap perintah Allah.

Lalu, masihkan kita hanya menganggap semua bencana ini terjadi begitu saja? Tidakkah kita takut dan mengambil pelajaran dari seluruh kejadian tersebut ? Ataukah kita hanya menunggu saja hingga gempa dan berbagai musibah itu kembali menerpa kita?

Sesungguhnya, Allah SWT mengingatkan orang-orang yang lalai, dengan mendatangkan tanda-tanda dan peringatan-Nya.

"Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti."

"Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur...?"

"Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu dhuha ketika mereka sedang bermain?

"Maka apakah mereka merasa aman dari adzab Allah, tiadalah yang merasa aman dari adzab Allah kecuali orang-orang yang merugi."


Demikianlah ayat-ayat peringatan dari Allah SWT yang realisasinya bisa merupakan gempa bumi, tsunami, banjir bandang, angin topan, dan sejenisnya. Hendaknya manusia memahami, khususnya bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, bahwa Allah SWT tengah murka kepada kita dan sengaja memberikan seluruh tanda-tanda tersebut untuk menakut-nakuti kita, mengingatkan kita, agar sadar dan segera kembali kepada Islam.

Wajib Mengubah Kemungkaran!

Syekh Umar Bakri Muhammad dalam "Kitabul Hisbah" menjelaskan bahwa ada beberapa kondisi yang akan terjadi jika kita meninggalkan amar ma'ruf nahi munkar, diantaranya :

1.Tersebarnya Kemaksiatan

Dengan ditinggalkannya amar ma'ruf nahi munkar, maka kemungkaran alias kemaksiatan akan tersebar luas. Masyarakat akan bangga dan tidak takut lagi untuk melakukan kemungkaran. Mereka tidak takut lagi melakukan perbuatan haram, kufur, bahkan syirik. Saat ini kita bisa melihat tersebarnya semua kemesuman dan kemaksiatan seperti minuman keras, pornografi, prostitusi, perkosaan, pencurian, talbis, dan syirik secara bebas dan tanpa malu-malu tersebar mulai dari daerah hingga kota besar, tanpa sedikitpun hukuman.

2.Turunnya Adzab Allah SWT

Allah SWT telah memperingati bahwa hukuman Allah SWT tidak hanya berdampak pada orang-orang yang melakukan dosa tetapi itu juga akan menimpa kita, jika kita hanya berdiam diri saja. Allah SWT berfirman :

"Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang dzalim saja di antara kamu. Dan Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya." (QS. Al Anfal (8) : 25)

Rasulullah SAW., bersabda :

"Demi jiwa yang aku berada ditanganNya, telah jelas kalian harus menyeru ma'ruf dan kalian harus mencegah munkar atau dengan kata lain Allah akan menimpakan kepada kalian sebuah hukuman kemudian doa dan permohonan kalian tidak akan dikabulkan." (...hadits dilanjutkan dan Dia SAW., mengutip ayat)

"Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu." (QS. Al Maidah (5) : 78-79)

Allah SWT memperingati kita untuk tidak meninggalkan tugas ini (amar ma'ruf nahi munkar) atau Allah SWT akan mempercepat menghukum kita dalam kehidupan ini dan nanti (Hari Kiamat), dan itu menjadi penyebab hukuman dari Allah SWT.

Rasulullah SAW., bersabda :

"Jika seseorang melihat seorang pemimpin yang dzalim yang membuat sesuatu yang dilarang menjadi boleh, yang melanggar hak Allah, yang memerintahkan orang-orang dengan apa yang tidak Allah SWT., telah turunkan tanpa bangkit melawannya dengan sebuah perkataan atau perbuatan, Allah SWT., akan menghukumnya dengan orang dzalim tersebut." (HR. Ibnu Hibban)

3.Munculnya Pekelahian, Perselisihan, dan Perpecahan

Meninggalkan kewajiban ini akan menyebabkan fitnah (Fitnah berarti kekufuran, syirik, atau bisa juga merupakan cobaan dari Allah) diantara Muslim, orang-orang akan mulai untuk berperang satu sama lain, cekcok, dan mereka akan kehilangan kriteria dengan apa mereka seharusnya mengadili segala masalah.

4.Musuh Akan Menguasai Kaum Muslimin

Rasulullah SAW., dan Shahabat-shahabatnya mengajarkan kepada kita bahwa kita tidak menang di medang perang atau peperangan dengan (hanya) senjata kita atau dengan jumlah kita, tetapi juga dengan perbuatan kita, iman kita, Do'a dan Tawakkal pada Allah SWT. Inilah sebabnya mengapa Umar Ibnu Khattab ra. pada saat dia memerintahkan kepada para prajurit untuk memperkuat dalam medan peperangan, dia telah mengirimkan sebuah peringatan kepada mereka untuk memelihara perbuatan mereka karena hal itu adalah penyebab kemenangan.

Sungguh jika kita berhenti saling menasihati antara satu dengan yang lain, menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran, kita tidak akan pernah menang dan Allah SWT akan membiarkan kita untuk didominasi dan ditaklukan oleh musuh. Naudzu billah min dzalik!

5.Tidak Dikabulkannya Do'a

Rasulullah SAW., memperingati kita bahwa Allah tidak akan menjawab semua do'a kita, jika kita melepaskan atau meninggalkan seruan kita kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran (amar ma'ruf nahi munkar). Beliau SAW., bersabda :

"Demi jiwa yang aku berada ditanganNya, telah jelas kalian harus menyeru ma'ruf dan kalian harus mencegah munkar atau dengan kata lain Allah akan menimpakan kepada kalian sebuah hukuman kemudian do'a dan permohonan kalian tidak akan dikabulkan." (HR Tirmidzi)

6.Hukuman Keras Di Hari Akhir

Allah SWT menjanjikan hukuman yang berat di akhirat jika kita meninggalkan dakwah ini, Dia SWT., memperingati kita di banyak waktu yang kita akan berhadapan dengan hukuman di neraka jika kita berhenti menyeru kebaikan dan mencegah kemunkaran.

7.Kemiskinan & Krisis Ekonomi

Allah SWT menjanjikan kemelaratan jika kita tidak menaati Allah SWT., dan menginformasikan kepada kita bahwa kita tidak akan kehilangan semua rezqi kita karena kita menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran serta menginformasikan kepada kita bahwa kita akan berhadapan dengan kemiskinan dan malapetaka jika kita meninggalkannya.

8.Candu Kepada Munkar

Jika kita tidak mencegah orang-orang melakukan kemunkaran, itu akan menjadi mudah bagi mereka untuk melakukan demikian (kemungkaran) sampai mereka menjadi kecanduan untuk melakukan semua kemungkaran tersebut.

Mengubah Kemungkaran Asasi

Kemungkaran manakah yang lebih prioritas untuk segera dibasmi? Sungguh kemungkaran tidak terjadi dengan sendirinya tetapi seringkali terjadi bersamaan dan tidak bisa diubah secara bersamaan, terutama sekali jika kita berhadapan dengan Munkar Asasi, yaitu munkar yang menyebabkan kemungkaran yang lainnya.

Sungguh pada saat kita bangkit untuk menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran, kita harus membuat skala prioritas mana yang lebih penting. Dalam kasus ini, maka Munkar Asasi (akar kemungkaran yang menyebabkan kemungkaran yang lain) selalu lebih tinggi dan didahulukan untuk dibasmi di atas Munkar Far'i (cabang kemunkaran).

Sungguh, jika hukum buatan manusia menjadi umum dan pada waktu yang sama wanita berjalan dengan "telanjang" (tidak menutup auratnya) maka kewajiban kita adalah mengutamakan syirik dari hukum buatan manusia, dan pada saat kita tertuju kepada wanita yang tidak menutupi auratnya kita harus menghubungkannya pada akar penyebabnya yaitu hukum buatan manusia.

Syirik adalah kemunkaran yang paling besar dan penyebab munkaraat (kemungkaran) yang lain.

"Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka diantara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (QS An Nahl (16) : 36)

Allah telah menetapkan sebagai prioritas dalam dakwah untuk mengubah masyarakat menuju keridhaan Allah SWT. Allah SWT menunjukkan kepada kita apa yang menjadi prioritas penting yaitu bahwa syirik adalah sebuah kemungkaran terbesar (asasi) dan menjadi penyebab kemungkaran lainnya. Untuk itu, kita harus mengekspos dan melepaskan syirik dan hukum kufur buatan manusia dengan tujuan untuk menerapkan hukum Islam.

Indonesia Bertobat!

Kini, sudah saatnya Indonesia bertobat! Krisis multidimensi yang dialami bangsa ini hingga hari ini memerlukan penyelesaian dan perbaikan menyeluruh sekarang juga. Setahun pemerintahan SBY-Boediono terbukti gagal mensejahterakan rakyat. Bahkan negeri ini terus saja diguncang dan dihantam musibah berturut-turut. Semua ini adalah peringatan dan hukuman dari Allah SWT kepada kita kaum muslimin negeri ini, agar segera kembali kepada syariat Islam, sebagai satu-satunya solusi.

Indonesia Bertobat. Caranya adalah dengan jalan menjadikan syariat Islam sebagai satu-satunya pondasi dalam bernegara dan mengatur seluruh urusan serta menjadikannya sebagai rujukan utamanya. Syariat Islam harus dijadikan hukum yang akan mengatur bangsa ini keluar dari keterpurukan menuju keadilan dan kedamaian yang hakiki.

Ini adalah solusi global berbagai persoalan bangsa yang kini tengah dilanda krisis multi dimensi dan dirudung malapetaka tiada henti. Indonesia Bertobat adalah sebuah keniscayaan dan satu-satunya solusi. Terlebih mengingat mayoritas penduduk negeri ini adalah ummat Islam. Untuk itu, menjadi suatu kewajiban bagi ummat Islam berjuang menegakkan syariat Islam di negeri ini jika mereka memang ingin selamat dunia dan akhirat.

Wallahu'alam bis showab!

Source : almuhajirun.net



Source: http://arrahmah.com/index.php/blog/read/9713/indonesia-bertobat#ixzz3q2hpWV00