MENU

Islamic Widget

Senin, 01 November 2010

Arogansi Densus 88 & Qishos Dalam Islam


Arogansi tembak mati adalah ciri khas Densus 88, sebuah pasukan khusus bentukan Polri pasca Bom Bali I. Banyak alasan dan justifikasi yang mungkin akan disampaikan oleh institusi berwenang negeri ini atas arogansi gaya koboi AS dan Australia (sebagai donatur Densus 88), mulai dari alasan bela negara, kalau tidak menembak duluan maka akan ditembak, dan sejenisnya.

Masalahnya kemudian, setiap ada aksi maka pasti akan ada reaksi. Maka yang perlu diperhatikan apakah tindakan main tembak dan membunuh orang tanpa haq ini akan mengikis habis terorisme atau malah menyuburkannya?

Hal lain yang juga patut diperhitungkan adalah 'balasan' yang pasti telah dipersiapkan oleh para korban Densus 88. Apalagi untuk kalangan mujahid yang sangat memperhitungkan hilangnya nyawa seseorang, apalagi nyawa seorang Muslim. Karena bagi mereka, darah harus dibayar dengan darah dan nyawa harus dibayar dengan nyawa. Jadi, sampai kapan pertumpahan darah ini akan terus berlangsung?

Densus 88 & Arogansi Koboi Binaan AS-Australia

Coba simak kekejaman dan arogansi Densus 88 dalam aksinya baru-baru ini.

Ahad malam (19/9) sekitar pukul 20.00, Iwan sedang bermain dengan anaknya, Faruq, 8 tahun. Sejumlah anggota Densus 88 tanpa sepatah kata masuk dan langsung menembak Iwan di hadapan anak yang sangat dicintainya.

"Sampai saat ini tak seorang pun keluarga diperkenankan melihat jasad Iwan. Kami hanya mendengar cerita dari anak Iwan yang mengatakan ayahnya ditembak di bagian dada dari jarak dekat oleh polisi," cerita Siti, 62, ibu kandung Iwan, ketika ditemui wartawan di rumahnya.

Menurut Siti, saat malam kejadian, Iwan dan Faruq berada di ruang rumah. "Faruq dan Iwan berada di ruang rumah, sedangkan dua adik Faruq; Ifal, 4, dan Harun, 4 bulan, tidur di dalam kamar," terang Siti.

Setelah ditembak, sambungnya, tubuh Iwan langsung diboyong polisi dari dalam rumah. Waktu jasad Iwan dibawa pergi, kepala dusun tempat Iwan tinggal sempat bertanya kepada polisi perihal apa yang terjadi. Tapi, polisi yang membawa jasad Iwan itu tidak memedulikan pertanyaan kepala dusun tersebut. ''Jangan menghalang-halangi, mau kau kutembak,'' ungkap Siti menirukan ucapan polisi.

Keluarga korban penembakan dilarang melihat jenazah dilarang polisi dengan alasan masih dalam penyelidikan. Mereka tidak yakin Iwan terlibat perampokan maupun terorisme. (http://www.jawapos.com/halaman/index...ail&nid=156163)

Sekarang bayangkan bagaimana perasaan anak Iwan, yakni Faruq (8), istrinya Siti (62), dan anak-anaknya yang lain, Ifal (4) dan Harun (4 bulan) serta apa yang akan dilakukan jika mereka besar nanti?. Fikirkan juga yang akan dilakukan oleh kawan-kawan Iwan?

Ini cerita lain yang hampir sama.

Julheri Sinaga SH, Koordinator Advokasi MM Sumut menceritakan arogansi Densus 88 lainnya di Medan, Sumut.

"Penangkapan Hadiyono di Hamparan Perak bermula saat kediaman Nanong kedatangan dua orang pria sebagai tamu, dua hari yang lalu. Karena sebagai istri yang muslimah istri Nanong lantas memanggil abang iparnya Kasman Hadiyono yang tidak jauh dari rumah mereka," beber Julheri.

Julheri juga memaparkan lebih lanjut, karena masih suasana lebaran maka istri Nanong lantas, menyiapkan makanan dan minuman menunggu Hadiyono datang.

"Pada saat Mursanti (istri Nanong, Red) datang tiba-tiba salah satu dari kedua tamu tersebut sudah tergeletak di lantai rumah miliknya dengan bersimbah darah. Sedangkan Hadiyono dibawa secara paksa dan entah kemana keberadaannya hingga saat ini,'' tegas Julheri.

Julheri meminta niat baik Kapolri untuk mengembalikan mayat Nanong dan memberi tahu keberadaan Hadiyono. Hingga kini, pihak keluarga belum tahu apakah yang bersangkutan masih hidup atau sudah meninggal. (http://arrahmah.com/index.php/news/read/9211/dianggap-menculik-kapolri-akan-digugat#ixzz10AVZmoAY

Dalam aksi terbarunya di Medan, Sumut, Densus 88 menembak mati 3 orang Muslim. Sudah tidak terhitung lagi berapa nyawa yang dicabut paksa oleh pasukan sombong lagi arogan ini.

Penembakan demi penembakan, penculikan, penganiayaan, penyiksaan selalu dilakukan Densus 88 dan kini mencuat menjadi sebuah polemik publik. Muncul pertanyaan, mengapa dalam setiap aksinya Densus 88 harus langsung menembak mati buruannya? Apakah itu memang instruksi langsung dari atasan mereka atau hanya karena sebuah arogansi saja?

Sejak didirikan pasca Bom Bali I (2002) pasukan khusus dengan logo burung hantu predator ini telah 'memangsa' banyak nyawa kaum Muslimin. Ya, harus diberi penegasan bahwa yang banyak terbunuh adalah nyawa kaum Muslimin. Sepertinya nyawa kaum Muslimin begitu murah di mata Densus 88.

Sebelum aksi di Medan, Densus 88 sebenarnya sedang disorot terkait rencana investigasi dari Australia (sang donatur) atas perlakuan Densus 88 kepada separatis RMS. Australia wajib marah karena Densus 88 selama ini sudah disuplay dana sekian banyak dan keberadaan Densus 88 sendiri dimaksudkan untuk menjaga stabilitas negara non muslim tersebut dari berbagai macam ancaman.

Kabidpenum Mabes Polri sendiri, Kombes Marwoto Suto mengakui sejumlah paket dan bantuan untuk pelatihan dari Australia kepada Densus 88. Sayangnya belum pernah ada audit kepada Densus 88 yang semakin hari semakin arogan ini.

Amran Nasution, jurnalis senior yang juga mantan Redpel Tempo pernah mengungkapkan dana-dana yang mengalir ke Densus 88 sebagai berikut :

"Detasemen Khusus (Densus 88) Anti-Teror Polri ternyata dibentuk atas biaya sepenuhnya dari pemerintah Amerika Serikat. Majalah "Far Eastern Ekonomic Review" (FEER), edisi 13 November 2003, menulis bahwa pemerintahan Bush mengeluarkan biaya 16 juta dolar (Rp 150 Milyar ) Untuk membentuk detasemen yang punya 400 Anggota itu. Hal yang sama ditulis Koran " Jakarta Post", 6 September 2004, dan "Warta Kota", 12 November 2003."

"Laporan Congressional Research Service (CRS), Lembaga riset di bawah The Library Of Congress pada tahun 2005, memaparkan dengan rinci dana yang di keluarkan pemerintah Bush untuk Indonesia, termasuk untuk polri dan pasukan Anti - terornya. Misalnya, pada tahun 2004, Amerika Serikat memberikan bantuan $US. 5.778.000 tahun 2005 sebesar $ US 5.300.000."

Mengapa Amerika dan juga Australia getol menggelontorkan dana untuk Densus 88? Karena Indonesia dianggap berjasa dalam perang melawan terorisme dan kontribusi Indonesia dalam memerangi terorisme ini adalah kepentingan vital AS. Padahal siapapun tahu bahwa perang melawan terorisme hakikatnya adalah perang menghancurkan Islam dan kaum Muslimin. Jadi, mengapa keberadaan Densus 88 dengan aksi arogan dan brutalnya terus dipertahankan?

Akar Masalah Terorisme

Kalau kita mau menghentikan aksi-aksi terorisme, maka kita harus mencari tahu terlebih dahulu apa akar dari masalah terorisme. Perang melawan terorisme diproklamirkan pertama kali oleh George W Bush, 20 September 2001. Bush mengatakan bahwa perang melawan terorisme adalah "Crusade" alias perang salib.

"Perang melawan teror tak akan berhenti sampai semua group teroris dunia ditemukan, dihentikan dan dikalahkan," ujarnya.

Proklamasi perang itu diikuti pengarahan pesawat tempur membombardir Afganistan, Oktober 2001, dengan dalih untuk menghancurkan teroris Al-Qaedah, Pemimpinya Syekh Usama Bin Laden , serta Rezim Taliban yang melindunginya. Lalu, bagaimana pendapat Syekh Usamah bin Ladin sendiri?

Dalam Risalah Taujihat Manhajiyah, Syekh Usamah menjelaskan alasan mengapa Amerika menjadi target serangan-serangan jihadnya.

"Ketika para mujahidin melihat bahwa kelompok penjahat di gedung putih menggambarkan masalah tidak dengan sebenarnya, bahkan pemimpin mereka mengaku-orang bodoh yang ditaati-bahwa kami ini iri dengan cara kehidupan mereka, padahal sebenarnya kenyataan yang disembunyikan oleh Fir'aun masa kini sebenarnya kami menyerang mereka karena kedzoliman mereka pada dunia Islam, khususnya di Palestina dan Irak serta penjajahan mereka terhadap negeri Haromain (Mekkah dan Madinah). Dan ketika para mujahidin berpendapat untuk memusnahkan opini tersebut dan memindahkan pertempuran ke dalam negeri mereka."

Syekh Usamah juga mengatakan :

"Pada saat darah orang-orang Islam mengalir dan ditumpahkan, di Palestina, Chechnya, Philipina, Kashmir dan Sudan, dan anak-anak kita mati lantaran embargo Amerika di Irak. Dan ketika luka-luka kita belum sembuh, sejak serangan-serangan salib terhadap dunia Islam pada kurun yang lalu, dan yang merupakan hasil dari kesepakatan Saiks-Beko atara Inggris dan Prancis, yang menyebabkan dunia Islam terbagi-bagi menjadi potongan-potongan, sedangkan para kaki-tangan salib masih berkuasa di dalamnya sampai hari ini, tiba-tiba keadaan yang serupa menghadang kita dengan kesepakatan Saiks-Beko, yaitu kesepakatan Bush-Blair, akan tetapi kesepakatan itu di bawah bendera yang sama dan dengan tujuan yang sama. Benderanya adalah bendera salib dan tujuannya adalah merampas dan menghancurkan umat nabi kita shollAllah u 'alaihi wasallam yang dicintai.

Dalam sebuah video yang dikeluarkan oleh As Sahab Media berjudul "Badr Riyadh" para mujahid mengatakan :

"Kami adalah teroris, kami adalah teroris. Kami teroris karena melawan musuh-musuh kami, utamanya Amerika, karena mereka telah menzolimi kita."

Jadi, itulah akar masalah terorisme. Ketidakadilan dan penjajahan kaum kafir AS dan sekutu-sekutunya atas kaum Muslimin. Perspektif penanganan terorisme pun seharusnya dilihat dari sisi ini sehingga solusinya adalah menghentikan arogansi AS dan antek-anteknya, bukan malah membentuk pasukan khusus seperti Densus 88 yang menjadi kaki-tangan AS di negeri-negeri Muslim untuk melanggengkan perang salib tersebut, termasuk di Indonesia.

Coba kita ingat rilis Nurdin M Top atas peledakan hotel JW Marriot & Ritz Carlton medio Juli 2009, aksi tersebut dilakukan sebagai qishos (pembalasan yang setimpal) atas perbuatan AS dan antek-anteknya, serta qishos atas Dr Azhari dan Jabir, teman seperjuangan mereka yang ditembak mati Densus 88. (http://arrahmah.com/index.php/news/read/5168/nur-din-m-top-klaim-bertanggung-jawab-atas-peledakan-hotel)

Kita lihat juga alasan Humam Khalil Abu-Mulal al Balawi (36) alias Abu Dujanah Al Khurasany meledakkan dirinya di basis militer AS di propinsi Khost, Afghanistan menewaskan 7 orang anggota CIA dan seorang agen Yordania sebagai balasan yang setimpal (qishos) atas dibunuhnya pimpinan Taliban Pakistan, Hakimullah Meshud. (http://arrahmah.com/index.php/news/read/6523/media-barat-pelaku-serangan-agen-cia-di-afghanistan-adalah-agen-ganda

Hukum Qishos Bagi Pembunuh

Secara fitrah, tidak ada seorangpun yang berkeinginan dirinya dibunuh secara dzolim (tanpa haq), begitu pula dengan keluarganya. Dalam Islam, salah satu bentuk hukuman atau sanksi terberat adalah pembunuhan tanpa hak. Allah SWT berfirman :

"Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah member kekuasaan kepada ahli warisnya." (QS Al Isra (17) : 33)

"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan adzab yang besar baginya." (QS An Nisa (4) : 93)

Dalam hukum Islam, siapa saja yang membunuh dengan sengaja maka pembunuhnya akan dibunuh (qishos). Dalam kasus pembunuhan yang disengaja wajib dijatuhkan qishos bagi pelakunya, yaitu membunuh si pembunuhnya sebagai balasan atas perbuatannya membunuh orang dengan sengaja. Allah SWT berfirman:

"Diwajibkan atas kamu qishas berkaitan dengan orang-orang yang dibunuh." (QS Al Baqarah (2) : 179).

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda :

"Barangsiapa yang terbunuh, maka walinya memiliki dua hak, bisa meminta tebusan (diyat), atau membunuh si pelakunya."

Qishah atau hukum balas bunuh bagi para pembunuh dzolim ini sangat diyakini oleh kaum Muslimin, apalagi mujahidin. Bahkan para mujahid tergerak untuk berjihad adalah dalam rangka membela setiap tetes darah kaum Muslimin yang ditumpahkan secara dzolim oleh musuh-musuhnya. Bagi para mujahid, mereka rela meregang nyawa asalkan bisa membela saudara muslimnya yang tertindas dan didzolimi.

Berapa banyak darah kaum Muslimin dihargai dengan sangat murah oleh AS dan sekutu-sekutunya, di Irak, Afghanistan, Palestina, Kashmir, Moro, dan di pelbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Belum pernah ada investigasi serius yang mengungkapkan secara jujur berapa korban pembantaian kaum Muslimin di Poso dan di Ambon ketika terjadi kerusuhan di sana. Belum lagi sembuh luka dan kekecewaan kaum Muslimin atas seluruh tragedi tersebut, kini Densus 88 membabi buta memburu dan menangkapi kaum Muslimin bahkan menembaki mereka.

Dengan demikian, aksi-aksi arogan dan brutal Densus 88 yang main tembak di tempat dengan alasan menghentikan terorisme sangat berbahaya dan mengundang aksi teror berkelanjutan. Hal ini dikarenakan mereka yang menjadi korban pasti tidak rela dan tidak akan pernah diam untuk kemudian melakukan aksi balas bunuh (qishas), karena itu merupakan sebuah kewajiban bagi mereka.

Seharusnya penyelesaian masalah terorisme dilakukan dengan jalan menghentikan atau memotong akar permasalahannya, yakni menghentikan pasukan AS dan sekutu-sekutunya yang menjajah bumi Islam, seperti di Irak, Afghanistan, Palestina, dan lainnya serta stop membunuhi kaum Muslimin tidak berdosa di sana. Kalau hal ini bisa dilakukan, maka bisa dipastikan serangan kepada AS dan fasilitas-fasilitasnya pun akan berkurang atau bahkan berhenti.

Tetapi, jika AS dan sekutu-sekutunya, termasuk Densus 88 tetap dengan arogansi dan secara brutal mereka menembak mati kaum Muslimin di manapun termasuk di negeri ini, maka permasalah terorisme tidak akan pernah berakhir dan pembalasan atau tuntutan qishah (balas bunuh) pasti akan terus dikumandangkan oleh para korbannya. Wallahu'alam!



Source: http://arrahmah.com/index.php/blog/read/9212/arogansi-densus-88-qishos-dalam-islam#ixzz3q2gXAJav

Indonesia Bertobat

Indonesia diguncang gempa, diterpa tsunami, dan diterjang banjir besar. Masihkah seluruh bencana ini hanya dianggap kejadian alam biasa? Tiadakah terfikir bahwa semua ini adalah peringatan dari Allah SWT., kepada umat Islam Indonesia bahwa mereka harus kembali kepadaNya, kembali kepada Islam, dengan menerapkan seluruh aturanNya? Saatnya Indonesia bertobat!

Sebuah Peringatan Dari Allah SWT

Syekh Muhammad Rowi, seorang ulama dari Kairo, Mesir, mengatakan dalam "Musibah Dunia" :

Saya ingin mengingatkan, bahwa gempa dapat terjadi dimana saja. Maka itu adalah peringatan bagi seluruh makhluk agar mereka sadar bahwa bumi yang telah Allah jadikan sebagai tempat tinggal mereka tunduk terhadap perintah Allah.

Lalu, masihkan kita hanya menganggap semua bencana ini terjadi begitu saja? Tidakkah kita takut dan mengambil pelajaran dari seluruh kejadian tersebut ? Ataukah kita hanya menunggu saja hingga gempa dan berbagai musibah itu kembali menerpa kita?

Sesungguhnya, Allah SWT mengingatkan orang-orang yang lalai, dengan mendatangkan tanda-tanda dan peringatan-Nya.

"Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti."

"Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur...?"

"Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu dhuha ketika mereka sedang bermain?

"Maka apakah mereka merasa aman dari adzab Allah, tiadalah yang merasa aman dari adzab Allah kecuali orang-orang yang merugi."


Demikianlah ayat-ayat peringatan dari Allah SWT yang realisasinya bisa merupakan gempa bumi, tsunami, banjir bandang, angin topan, dan sejenisnya. Hendaknya manusia memahami, khususnya bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, bahwa Allah SWT tengah murka kepada kita dan sengaja memberikan seluruh tanda-tanda tersebut untuk menakut-nakuti kita, mengingatkan kita, agar sadar dan segera kembali kepada Islam.

Wajib Mengubah Kemungkaran!

Syekh Umar Bakri Muhammad dalam "Kitabul Hisbah" menjelaskan bahwa ada beberapa kondisi yang akan terjadi jika kita meninggalkan amar ma'ruf nahi munkar, diantaranya :

1.Tersebarnya Kemaksiatan

Dengan ditinggalkannya amar ma'ruf nahi munkar, maka kemungkaran alias kemaksiatan akan tersebar luas. Masyarakat akan bangga dan tidak takut lagi untuk melakukan kemungkaran. Mereka tidak takut lagi melakukan perbuatan haram, kufur, bahkan syirik. Saat ini kita bisa melihat tersebarnya semua kemesuman dan kemaksiatan seperti minuman keras, pornografi, prostitusi, perkosaan, pencurian, talbis, dan syirik secara bebas dan tanpa malu-malu tersebar mulai dari daerah hingga kota besar, tanpa sedikitpun hukuman.

2.Turunnya Adzab Allah SWT

Allah SWT telah memperingati bahwa hukuman Allah SWT tidak hanya berdampak pada orang-orang yang melakukan dosa tetapi itu juga akan menimpa kita, jika kita hanya berdiam diri saja. Allah SWT berfirman :

"Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang dzalim saja di antara kamu. Dan Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya." (QS. Al Anfal (8) : 25)

Rasulullah SAW., bersabda :

"Demi jiwa yang aku berada ditanganNya, telah jelas kalian harus menyeru ma'ruf dan kalian harus mencegah munkar atau dengan kata lain Allah akan menimpakan kepada kalian sebuah hukuman kemudian doa dan permohonan kalian tidak akan dikabulkan." (...hadits dilanjutkan dan Dia SAW., mengutip ayat)

"Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu." (QS. Al Maidah (5) : 78-79)

Allah SWT memperingati kita untuk tidak meninggalkan tugas ini (amar ma'ruf nahi munkar) atau Allah SWT akan mempercepat menghukum kita dalam kehidupan ini dan nanti (Hari Kiamat), dan itu menjadi penyebab hukuman dari Allah SWT.

Rasulullah SAW., bersabda :

"Jika seseorang melihat seorang pemimpin yang dzalim yang membuat sesuatu yang dilarang menjadi boleh, yang melanggar hak Allah, yang memerintahkan orang-orang dengan apa yang tidak Allah SWT., telah turunkan tanpa bangkit melawannya dengan sebuah perkataan atau perbuatan, Allah SWT., akan menghukumnya dengan orang dzalim tersebut." (HR. Ibnu Hibban)

3.Munculnya Pekelahian, Perselisihan, dan Perpecahan

Meninggalkan kewajiban ini akan menyebabkan fitnah (Fitnah berarti kekufuran, syirik, atau bisa juga merupakan cobaan dari Allah) diantara Muslim, orang-orang akan mulai untuk berperang satu sama lain, cekcok, dan mereka akan kehilangan kriteria dengan apa mereka seharusnya mengadili segala masalah.

4.Musuh Akan Menguasai Kaum Muslimin

Rasulullah SAW., dan Shahabat-shahabatnya mengajarkan kepada kita bahwa kita tidak menang di medang perang atau peperangan dengan (hanya) senjata kita atau dengan jumlah kita, tetapi juga dengan perbuatan kita, iman kita, Do'a dan Tawakkal pada Allah SWT. Inilah sebabnya mengapa Umar Ibnu Khattab ra. pada saat dia memerintahkan kepada para prajurit untuk memperkuat dalam medan peperangan, dia telah mengirimkan sebuah peringatan kepada mereka untuk memelihara perbuatan mereka karena hal itu adalah penyebab kemenangan.

Sungguh jika kita berhenti saling menasihati antara satu dengan yang lain, menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran, kita tidak akan pernah menang dan Allah SWT akan membiarkan kita untuk didominasi dan ditaklukan oleh musuh. Naudzu billah min dzalik!

5.Tidak Dikabulkannya Do'a

Rasulullah SAW., memperingati kita bahwa Allah tidak akan menjawab semua do'a kita, jika kita melepaskan atau meninggalkan seruan kita kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran (amar ma'ruf nahi munkar). Beliau SAW., bersabda :

"Demi jiwa yang aku berada ditanganNya, telah jelas kalian harus menyeru ma'ruf dan kalian harus mencegah munkar atau dengan kata lain Allah akan menimpakan kepada kalian sebuah hukuman kemudian do'a dan permohonan kalian tidak akan dikabulkan." (HR Tirmidzi)

6.Hukuman Keras Di Hari Akhir

Allah SWT menjanjikan hukuman yang berat di akhirat jika kita meninggalkan dakwah ini, Dia SWT., memperingati kita di banyak waktu yang kita akan berhadapan dengan hukuman di neraka jika kita berhenti menyeru kebaikan dan mencegah kemunkaran.

7.Kemiskinan & Krisis Ekonomi

Allah SWT menjanjikan kemelaratan jika kita tidak menaati Allah SWT., dan menginformasikan kepada kita bahwa kita tidak akan kehilangan semua rezqi kita karena kita menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran serta menginformasikan kepada kita bahwa kita akan berhadapan dengan kemiskinan dan malapetaka jika kita meninggalkannya.

8.Candu Kepada Munkar

Jika kita tidak mencegah orang-orang melakukan kemunkaran, itu akan menjadi mudah bagi mereka untuk melakukan demikian (kemungkaran) sampai mereka menjadi kecanduan untuk melakukan semua kemungkaran tersebut.

Mengubah Kemungkaran Asasi

Kemungkaran manakah yang lebih prioritas untuk segera dibasmi? Sungguh kemungkaran tidak terjadi dengan sendirinya tetapi seringkali terjadi bersamaan dan tidak bisa diubah secara bersamaan, terutama sekali jika kita berhadapan dengan Munkar Asasi, yaitu munkar yang menyebabkan kemungkaran yang lainnya.

Sungguh pada saat kita bangkit untuk menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran, kita harus membuat skala prioritas mana yang lebih penting. Dalam kasus ini, maka Munkar Asasi (akar kemungkaran yang menyebabkan kemungkaran yang lain) selalu lebih tinggi dan didahulukan untuk dibasmi di atas Munkar Far'i (cabang kemunkaran).

Sungguh, jika hukum buatan manusia menjadi umum dan pada waktu yang sama wanita berjalan dengan "telanjang" (tidak menutup auratnya) maka kewajiban kita adalah mengutamakan syirik dari hukum buatan manusia, dan pada saat kita tertuju kepada wanita yang tidak menutupi auratnya kita harus menghubungkannya pada akar penyebabnya yaitu hukum buatan manusia.

Syirik adalah kemunkaran yang paling besar dan penyebab munkaraat (kemungkaran) yang lain.

"Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka diantara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (QS An Nahl (16) : 36)

Allah telah menetapkan sebagai prioritas dalam dakwah untuk mengubah masyarakat menuju keridhaan Allah SWT. Allah SWT menunjukkan kepada kita apa yang menjadi prioritas penting yaitu bahwa syirik adalah sebuah kemungkaran terbesar (asasi) dan menjadi penyebab kemungkaran lainnya. Untuk itu, kita harus mengekspos dan melepaskan syirik dan hukum kufur buatan manusia dengan tujuan untuk menerapkan hukum Islam.

Indonesia Bertobat!

Kini, sudah saatnya Indonesia bertobat! Krisis multidimensi yang dialami bangsa ini hingga hari ini memerlukan penyelesaian dan perbaikan menyeluruh sekarang juga. Setahun pemerintahan SBY-Boediono terbukti gagal mensejahterakan rakyat. Bahkan negeri ini terus saja diguncang dan dihantam musibah berturut-turut. Semua ini adalah peringatan dan hukuman dari Allah SWT kepada kita kaum muslimin negeri ini, agar segera kembali kepada syariat Islam, sebagai satu-satunya solusi.

Indonesia Bertobat. Caranya adalah dengan jalan menjadikan syariat Islam sebagai satu-satunya pondasi dalam bernegara dan mengatur seluruh urusan serta menjadikannya sebagai rujukan utamanya. Syariat Islam harus dijadikan hukum yang akan mengatur bangsa ini keluar dari keterpurukan menuju keadilan dan kedamaian yang hakiki.

Ini adalah solusi global berbagai persoalan bangsa yang kini tengah dilanda krisis multi dimensi dan dirudung malapetaka tiada henti. Indonesia Bertobat adalah sebuah keniscayaan dan satu-satunya solusi. Terlebih mengingat mayoritas penduduk negeri ini adalah ummat Islam. Untuk itu, menjadi suatu kewajiban bagi ummat Islam berjuang menegakkan syariat Islam di negeri ini jika mereka memang ingin selamat dunia dan akhirat.

Wallahu'alam bis showab!

Source : almuhajirun.net



Source: http://arrahmah.com/index.php/blog/read/9713/indonesia-bertobat#ixzz3q2hpWV00

Jumat, 24 September 2010

Mewaspadai ‘Islam Palsu’ Buatan Kristen Advent

Jangan mudah terkecoh, waspadalah terhadap ajaran Islam yang diembel-embeli nama lain, misalnya: Islam Hanif, Islam Jama’ah, Islam Murni, Islam Liberal, Islam Progresif, Islam Liberal, dan sebagainya, karena Islam yang benar dan diridhai Allah SWT adalah “Islam” (tanpa embel-embel apapun) yang mengamalkan Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Islam aneh-aneh ini adalah ajaran sesat yang tujuannya adalah merusak Islam.

Saat ini, di Bandung marak gerakan pemurtadan (kristenisasi) yang bermuara pada ajaran Islam Hanif yang digagas Robert Walean. Menurut Suryana Nurfatwa, Ketua Gerakan Reformis Islam Jawa Barat (Garis) Jawa Barat, dalam kasus pemurtadan di Garut dan Babakan Ciparay Bandung, semua pelakunya mengaku dari gereja Advent Hari Ketujuh. Modus dan buku-buku yang digunakan sama, yakni menyebarkan diktat yang ditulis oleh Robert Walean.

Dr Robert Paul Walean adalah aktivis Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK). Pria asal Minahasa 70 tahun yang kini tinggal di Koja, Tanjung Priok Jakarta Utara merekayasa agama ‘Islam Hanif’ sebagai trik penginjilan terselubung untuk memurtadkan umat Islam.

Untuk menyebarkan Islam Hanif, Walean menulis buku Alkitab Menubuatkan Islam Hanif Akan Masuk Surga (32 halaman). Sebelum membeberkan ajaran Islam Hanif, Walean meyakinkan pembaca bahwa buku yang ditulisnya sesuai dengan Al-Qur’an, lalu ia mewajibkan umat Islam menjadi pengikut Islam Hanif. Walean menegaskan:

“Islam Hanif bukan ajaran Kristen. Islam Hanif adalah ajaran yang ada dalam Al-Qur’an” (hlm. 5).

“Tujuan pekabaran bukan untuk mengkristenkan, tapi untuk membawa orang agar diselamatkan di akhirat nanti. Baiklah umat Islam tetap menjadi Islam, tapi harus menjadi Islam Hanif” (hlm. 10).

Setelah mengelabui pembaca, Walean mulai memasukkan doktrin Kristen Advent yang dikamuflase dengan ayat-ayat Al-Qur’an:

“Ajaran Islam Hanif berpatokan pada Kitab Al-Qur’an dan Kitab-kitab sebelumnya. Ayat utama ajaran Islam Hanif adalah pada Al-Qur’an surat An-Nahl 123: “Kemudian Kami wahyukan kepadamu Muhammad: “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif.”

Jadi, agama Islam yang benar adalah agama Nabi Ibrahim yang hanif... Cara ibadahnya tertulis pada ayat 124 surat yang sama (An-Nahl): “Sesungguhnya diwajibkan (menghormati) hari Sabtu atas orang-orang yang berselisih padanya. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar akan memberi putusan di antara mereka di hari kiamat terhadap apa yang telah mereka perselisihkan itu.” (hlm. 14-15).

Dalam uraian tersebut Walean sengaja mengacaukan istilah ”Islam Hanif.” Darimana Walean memungut nama agama ”Islam Hanif?” Padahal Al-Qur’an surat An-Nahl 123 yang dijadikan dalil itu sama sekali tidak menyebutkan kata “Islam Hanif.” Kata “hanif” dalam ayat tersebut jelas bukan menunjuk pada sebuah nama, tapi sifat yaitu sifatnya Nabi Ibrahim. Perhatikan baik-baik, dalam ayat tersebut tertulis dengan jelas “Ibrahim seorang yang hanif” (ibrohiima haniifan). Nabi Ibrahim disebut hanif karena memiliki ketulusan dan keikhlasan dalam beribadah kepada Allah, sesuai dengan penggalan ayat berikutnya, bahwa beliau adalah orang yang tidak mempersekutukan Allah.

Jika konsekuen ingin mengikuti agama Nabi Ibrahim, seharusnya Walean tidak beragama Islam Hanif maupun Kristen Advent. Karena Nabi Ibrahim mewasiatkan agar anak-anaknya berpegang teguh memeluk agama Islam (tanpa embel-embel Islam Hanif).

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam” (Qs. Al-Baqarah 132).

Mengaku sebagai pengikut Nabi Ibrahim yang mengamalkan ajaran Al-Qur’an, tapi masih setia menjadi Kristen Advent, menambah daftar penipuan Walean. Bukankah Al-Qur’an sejara tegas menyatakan Nabi Ibrahim bukan seorang Kristen (Nasrani)?

“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang hanif (lurus) lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik” (Qs Ali Imran 67).

Doktor Robert Paul Walean semakin terperosok dalam kesalahan fatal, ketika mengajarkan bahwa ibadahnya Nabi Ibrahim adalah hari Sabtu (Sabat) berdasarkan Al-Qur'an surat An-Nahl 124. Lagi-lagi Walean ceroboh dalam membaca. Ayat ini sama sekali tidak menyebutkan Nabi Ibrahim beribadah pada hari Sabtu. Bukankah dalam ayat tersebut termaktub dengan jelas bahwa syariat Sabat itu pernah diwajibkan kepada umat Yahudi? Perhatikan baik-baik kutipannya: ”Sesungguhnya diwajibkan menghormati hari Sabtu atas orang-orang Yahudi yang berselisih padanya.”

Dengan ajaran kebaktian hari Sabtu (Sabat) yang diklaim mengikuti teladan Nabi Ibrahim, jelaslah bahwa Walean adalah orang yang miskin wawasan agama, baik agama Islam maupun Kristen. Buktinya, dalam Bibel pun tidak ada ayat yang menyebutkan Nabi Ibrahim (Abraham) menjalankan hukum Sabat. Bukankah hukum Sabat diberlakukan pada masa Nabi Musa? Baca baik-baik kitab Perjanjian Lama berikut: Ulangan 5:1-12; bandingkan: Keluaran 16:23, 20:8-11, 35:2-3, 35:15, dan Imamat 16:31, 19:30.

Dengan penyimpanan yang disengaja, maka tak diragukan lagi bahwa Walean bukanlah pengagum Nabi Ibrahim, tapi pengkhianat sejati dan pembenci Nabi Ibrahim. Al-Qur’an mengingatkan bahwa para pembenci agama Ibrahim adalah orang bodoh yang memperbodohi dirinya sendiri.

“Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri.” (Qs. Al-Baqarah 130).

Doktrin Kristen dalam “Islam Hanif” Ajaran Walean

Di balik tipuan nama agama ‘Islam Hanif” itu, Walean mengajarkan doktrin-doktrin Kristen Advent yang dijustifikasi dengan ayat-ayat Al-Qur'an yang ditafsirkan secara menyimpang. Inilah beberapa doktrin Kristen yang disusupkan Walean dalam agama Islam Hanif:

1. Doktrin Soteriologi (Keselamatan) Melalui Penebusan Dosa

“Perlu diketahui bahwa di setiap pembuka surat Al-Qur’an tercantum ‘Bismillahiir Rahmaniir Rahiim’ yang artinya dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Bahkan di setiap kegiatan kita dianjurkan untuk menyebutkan demikian. Jadi sesungguhnya intisari Al-Qur’an adalah untuk menyatakan bahwa Allah adalah Allah yang Rohmaniir Rahiim. Sedangkan konsep keselamatan melalui penebusan adalah membuktikan bahwa Allah adalah Allah yang Rohmaniir Rohiim. Karena kita tidak disiksa” (Islam Hanif Akan Masuk Surga , hlm. 25).

2. Doktrin Kematian Yesus Kristus untuk Menebus Dosa

“Satu-satunya cara Allah membuktikan Dia adalah Allah yang Maha Kasih lagi Maha Penyayang dan tidak merubah hukum-Nya, adalah dengan cara Allah sediakan pengganti/Jurusyafaat. Siapakah Jurusyafaat itu? Kata Jurusyafaat sama dengan Perantara atau Juruselamat yaitu Almasih. Ada lebih 25 kali kata Almasih dalam Al-Qur’an yang ditujukan kepada Isa Putra Maryam. Isa Almasih adalah satu-satunya utusan Allah yang pantas menjadi pengganti (penebus) dosa umat manusia karena Dia sendiri tidak pernah berdosa. Satu-satunya utusan Allah yang tidak pernah berdosa adalah Isa Putra Maryam. Kalau dia pernah berdosa tentu tidak pantas menebus dosa orang lain. Ganjaran yang setimpal untuk dosa adalah harus mati di neraka. Maka untuk menggantikan (menebus) kematian umat manusia di neraka, Isa Almasih telah mati dan sudah dibangkitkan dan diangkat Allah.” (Islam Hanif Akan Masuk Surga, hlm. 26-27).

3. Doktrin Kristen Advent Sebagai Jemaat yang Benar

Dalam diktat berjudul “Kebenaran Yang Terungkap dari Al-Qur’an dan Alkitab,” Walean menyatakan bahwa satu-satunya kebenaran adalah Gereja Jemaat Advent:

“Kita patut dan sepantasnya bangga dan bersyukur kepada Allah karena kita berada dalam Gereja/Jemaat yang benar, yang telah dinubuatkan dalam Alkitab. Tidak ada lagi gereja lain yang dinubuatkan dalam Alkitab selain GMAHK (Wahyu 10:9-10) yang mempunyai tanda/ciri khusus Gereja yang sisa di akhir zaman yaitu: Menuruti 10 hukum Allah dan memiliki Kesaksian Yesus yaitu Roh Nubuat (Wahyu 1217, 19:10).

Maka meskipun Jemaat GMAHK mempunyai banyak kekurangan yang perlu ditegur dan perlu diperbaiki, janganlah kita keluar dari GMAHK karena Gereja inilah yang benar dan akan menjadi perhatian Kristus yang paling utama sampai akhir zaman” (hlm. 148).

Secara institusi, metode penginjilan berkedok Islam Hanif yang dipraktikkan oleh Walean itu didukung secara resmi oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) DKI Jakarta. Dalam surat pernyataan resmi di atas kop surat GMAHK DKI Jakarta, Pendeta L. Situmorang selaku Ketua GMAHK DKI Jakarta membuat pernyataan di atas materai bahwa ia mempercayai seperti apa yang dituliskan oleh Robert Walean. []

KEHANCURAN ISRAEL MENURUT AL-QUR'AN

alt
Oleh: Fauzan Al-Anshari
(Pimpinan Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Anshorulloh Ciamis)



Kejahatan Yahudi

Tragedi Flotilla pekan lalu benar-benar menggetarkan hati manusia di seluruh dunia yang masih memiliki nurani kemanusiaan. Sehingga kutukan terhadap kebiadaban Israel terus mengalir dari berbagai belahan dunia. Tragedi itu menunjukkan dengan kasat mata, betapa kejahatan Israel tidak memandang agama, ras, dan nilai-nilai kemanusiaan. Pokoknya siapa saja yang menentang kebijakan Israel memblokade Gaza akan mereka serang dengan cara apa pun. Kejahatan semacam ini belum seberapa dibandingkan dengan kejahatan nenek moyang mereka terhadap para Nabi. Berikut ini sejumlah kejahatan Yahudi yang direkam oleh Al-Qur’an dan Hadits.

“Dan telah Kami tetapkan bagi Israil dalam al-Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. (QS. Al-Isra: 4). Kejahatan Yahudi disebabkan sifat dengki mereka: “Sebagian besar Ahli Kitab (Yahudi) menginginkan sekali agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena kedengkian yang timbul dari diri mereka sendiri setelah nyata bagi mereka kebenaran......”. (QS. al-Baqarah: 109).

Makar jahat mereka yang pertama terjadi pada zaman Nabi Ya’qub moyang mereka. Mereka berkeinginan menyingkirkan saudaranya sendiri, Yusuf yang berakhlaq mulia sehingga mereka lebih dicintai bapaknya. (QS.Yusuf: 7-18). Kegemaran mereka membunuh para Nabi dan Rasul seperti membunuh Nabi Yahya secara kejam yaitu memenggal lehernya dan kepalanya diletakkan di nampan emas. Nabi Zakaria juga dibunuh secara keji, yaitu dengan digergaji tubuhnya. Kedua pembunuhan ini terjadi pada masa pemerintahan raja Herodes. Mereka juga gemar membunuh orang-orang sholeh lainnya. “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar, dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka dengan siksa yang pedih“. (QS. Ali Imran: 21).

Nabi Isa pun tidak luput dari rencana busuk mereka, akan tetapi Allah SWT menyelamatkannya. “Dan karena ucapan mereka: Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih Isa ibnu Maryam Rasul Allah”. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh dan salib itu ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka (Yudas Iskaryot). Sesungguhnya orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan Isa) benar-benar dalam keraguan tentang (yang dibunuh) itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh itu Isa”. (QS. An-Nisa’: 157).

Zu Nuwas adalah seorang raja Yahudi Najran di Yaman yang sangat fanatik, tidak ingin ada agama lain di daerah kekuasaannya. Alkisah ada sekelompok pengikut Nabi Isa yang setia (Nasrani), ketahuan oleh mata-mata kerajaan. Lalu mereka dipaksa murtad dan masuk Yahudi, siapa tidak mau akan dibakar hidup-hidup. Raja Zu Nuwas memerintahkan pasukannya untuk menggali parit dan menyiapkan kayu bakar, yang akan digunakan untuk membakar umat Nasrani yang tidak mau murtad. Kejadian ini dikisahkan di dalam Al-Qur’an: “Binasalah orang-orang yang membuat parit, yang berapi dinyalakan dengan kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu, melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah SWT Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”. (QS. al-Buruj: 4-8).

Singkat cerita, kejahatan Yahudi pada masa Rasulullah pun tak kurang kejinya. Yahudi Bani Qainuqa' adalah Yahudi pertama yang mengingkari janjinya dengan Rasulullah, pemicunya adalah diganggunya seorang muslimah yang datang ke pasar mereka. Ia duduk di depan salah seorang pengrajin perhiasaan, mereka merayunya agar membuka cadar yang dipakainya namun ia menolak. Lalu si pengrajin menarik ujung baju si wanita dan mengikatkannya ke punggung wanita tadi, ketika berdiri terbukalah auratnya, lalu mereka menertawakannya. Sang wanita pun berteriak minta tolong. Seorang lelaki muslim mendengar lalu menerjang si pengrajin dan membunuhnya. Melihat kejadian itu orang-orang Yahudi mengerumuninya, dan beramai-ramai membunuh lelaki muslim tersebut. Mendengar berita kematian lelaki itu, maka keluarganya menuntut pertanggungjawaban orang-orang Yahudi. Maka Rasulullah datang bersama para sahabat mengepung mereka selama 15 malam. Atas perintah beliau mereka diberi hukuman untuk meninggalkan Madinah.

Yahudi Bani Nadhir melakukan pengkhianatan yang kedua. Suatu saat Rasulullah pergi ke perkampungan Yahudi bani Nadhir untuk meminta diyat (denda) dua orang muslim yang terbunuh dari Bani Amir, yang melakukan pembunuhan adalah Amr bin Umayyah Ad-Dhimari, seorang Yahudi. Permintaan itu diajukan karena sudah adanya ikatan perjanjian persahabatan antara Rasulullah dengan mereka. Ketika beliau datang mengutarakan maksud kedatangannya, mereka berkata: “Baik wahai Abu Qasim! kami akan membantumu dengan apa yang engkau inginkan.” Pada saat Rasulullah duduk bersandar di dinding rumah mereka, kemudian mereka saling berbisik, kata mereka: “Kalian tidak pernah mendapati lelaki itu dalam keadaan seperti sekarang ini, ini kesempatan buat kita. Karena itu hendaklah salah seorang dari kita naik ke atas rumah dan menjatuhkan batu karang ke arahnya”, dan untuk tugas ini diserahkan kepada Amr bin Jahsy bin Ka’ab. Lantas ia naik ke atas rumah guna melaksanakan rencana pembunuhan ini, tetapi Allah melindungi Rasul-Nya dari makar orang-orang Yahudi tersebut dengan mengirimkan berita lewat Malaikat Jibril tentang rencana jahat itu. Kemudian Rasulullah bergegas pulang ke Madinah, dan memberitahukan kepada para sahabatnya tentang usaha makar tersebut. Beliau memerintahkan para sahabatnya untuk bersiap-siap pergi memerangi mereka. Ketika orang Yahudi Bani Nadhir mengetahui kedatangan pasukan Rasulullah, mereka cepat pergi berlindung di balik benteng. Pasukan Islam mengepung perkampungan mereka selama 6 malam, beliau memerintahkan untuk menebang pohon kurma mereka dan membakarnya. Kemudian Allah memasukkan rasa gentar dan takut di hati mereka, sehingga mereka memohon izin kepada Rasulullah untuk keluar dari Madinah dan mengampuni nyawa mereka. Mereka juga meminta izin untuk membawa harta seberat yang mampu dipikul unta-unta mereka kecuali persenjataan, dan Rasulullah pun mengizinkannya.

Peristiwa ini direkam oleh Al-Qur’an: “Dialah yag mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari siksaan Allah, maka Allah mendatangkan kepada mereka hukuman dari arah yang mereka tidak sangka. Dan Allah menancapkan ketakutan di dalam hati mereka, dan memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang beriman. Maka ambillah kejadian itu untuk menjadi pelajaran wahai orang yang mempunyai pandangan”. (QS. al-Hasyr: 2).

Yahudi Bani Quraizhah melakukan pengkhianatan yang ketiga. Mereka membentuk pasukan Koalisi (al-Ahzab), antara pasukan musyrik dan pasukan Yahudi. Suku Quraisy dipimpin Abu Sufyan ibnu Harb, suku Gathafan di bawah pimpinan Uyainah ibnu Hushn, suku bani Murrah di bawah pimpinan Harits ibnu Auf dan suku-suku yang lain, sementara pasukan Yahudi bani Quraizhah akan menusuk dari belakang. Peperangan Al-Ahzab itu betul-betul menyesakkan dada kaum muslimin yang terkepung, apalagi tingkah golongan munafik yang membuat goyah pasukan Islam. Berkat kesabaran kaum muslimin, maka Allah SWT mengirim pasukan Malaikat dengan mendatangkan serangan berupa angin topan dan guntur yang memporak-porandakan pasukan koalisi. Mereka kocar-kacir, dan pulang ke tempat masing-masing dengan membawa kekalahan. Tinggallah Yahudi Bani Quraizhah, lalu Rasulullah saw mengumumkan kepada pasukan Islam: “Bagi mereka yang mau mendengar dan taat agar jangan shalat ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizhah.” Kaum muslimin langsung bergerak menuju perkampungan Yahudi Bani Quraizah, dan mengepung mereka selama 25 malam. Orang-orang Yahudi tersebut benar-benar dicekam rasa ketakutan, lalu memohon kepada Rasulullah saw agar memberikan izin kepada mereka untuk keluar, sebagaimana yang beliau lakukan kepada Yahudi Bani Nadhir. Beliau menolak permohonan mereka, kecuali mereka keluar dan taat pada keputusan beliau. Kemudian Rasululah saw menyerahkan keputusan atas mereka kepada Sa’ad ibnu Mu’adz pemimpin suku Aus. Keputusan telah ditetapkan yaitu: laki-laki dewasa dieksekusi, harta dirampas, anak-anak dan wanita menjadi tawanan. Hukuman terhadap pengkhianatan Bani Quraizhah lebih berat dari pada Bani Qainuqa' dan Bani Nadzir, karena dampak dari pengkhianatan mereka hampir saja merontokkan moral kaum muslimin dan membahayakan nyawa mereka semua.

“Hai orang-orang yang beriman ingatlah akan nikmat Allah kepadamu, ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan. Yaitu ketika datang (musuh) dari atas dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatanmu dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan, dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka disitulah diuji orang-orang mukmin, dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang sangat”. (QS. al-Ahzab: 9-11).

Kehancuran Yahudi

Secara global Al-Qur’an mengabarkan kehancuran Yahudi, seperti firman-Nya: “Dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan Israel) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang Islam di bawah pimpinan Imam Mahdi) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam Masjid (Al-Aqsha), sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama, dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa yang mereka kuasai”. (QS. al-Isra’: 7)

Sejak 1948 Yahudi merampas tanah Palestina dan memblokade Gaza mulai 2006 sampai sekarang, sehingga sekitar 1,5 juta jiwa muslim terkurung rapat dari dunia luar. Berbagai upaya kemanusiaan untuk membantu mereka selalu digagalkan oleh Israel, termasuk misi kemanusiaan yang baru saja diserang pasukan komando Israel di perairan Gaza (Laut Mediterania). Tidak ada kekuatan di dunia ini yang mampu menghentikan kebiadaban Israel. Pengepungan dan pemenjaraan massal oleh penjajah Israel dengan pembangunan tembok pemisah dimulai 16 Juni 2002 di Tepi Barat dengan dalih pengamanan. Panjang tembok tersebut mencapai 721 km sepanjang Tepi Barat, tinggi 8 meter sehingga mengisolasi lahan pertanian milik penduduk Palestina yang ditanami berbagai buah, seperti anggur dan zaitun, maka perekonomian Palestina terpuruk. Pengepungan ini sudah dinubuwatkan oleh Rasulullah saw:

“Hampir tiba masanya tidak dibolehkan masuk (embargo) kepada penduduk Iraq meski hanya satu qafiz makanan dan satu dirham, Kami bertanya dari mana larangan itu? Beliau menjawab: Dari orang-orang asing yang melarangnya (AS). Kemudian berkata lagi: Hampir tiba masanya tidak diperbolehkan masuk (blokade) kepada penduduk Syam (Palestina) meski hanya satu dinar dan satu mud makanan. Kami bertanya: Dari mana larangan itu? Beliau menjawab: Dari orang-orang Romawi” (AS dan Israel). (HR. Muslim)

Siapa kekuatan yang mampu menghancurkan Israel? Rasulullah saw menjelaskan: “Akan muncul dari Khurasan (Afghanistan) bendera-bendera hitam, maka tidak ada seorang pun yang mampu mencegahnya, sehingga bendera-bendera itu ditancapkan di Eliya (al-Quds)“. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Nu’aim bin Hammad). Kehancuran Israel berarti kiamat telah dekat, sehingga banyak orang mempertahankan eksistensi Negara Israel tersebut, namun janji Allah dan Rasul-Nya pasti akan terlaksana.

“Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin memerangi bangsa Yahudi, sampai-sampai orang Yahudi berlindung di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon tadi akan berbicara; Wahai orang Islam, hai hamba Allah! di belakangku ada orang-orang Yahudi, kemarilah, bunuhlah dia, kecuali pohon Ghorqod, sebab ia itu sungguh pohonnya Yahudi”. [HR. Ahmad]

“Kalian akan memerangi orang-orang Yahudi sehingga seorang diantara mereka bersembunyi di balik batu. Maka batu itu berkata, “Wahai hamba Allah, inilah si Yahudi di belakangku, maka bunuhlah ia”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (2767), dan Muslim dalam Shahih-nya (2922)]. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Dalam hadits ini terdapat tanda-tanda dekatnya hari kiamat, berupa berbicaranya benda-benda mati, pohon, dan batu. Lahiriahnya hadits ini (menunjukkan) bahwa benda-benda itu berbicara secara hakikat”.[Fathul Bari (6/610)].
Wallahu a’lam.

Orang-orang yang amalnya tidak berpahala

alt
Oleh: Hartono Ahmad Jaiz
Ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Muhammad saw banyak yang menegaskan tidak adanya pahala bagi orang kafir, musyrik, munafiq, tidak beriman, dan bahkan orang Islam yang berbuat baiknya bukan karena Allah swt tetapi karena riya’, yaitu pamer kebaikan untuk dilihat orang lain. Bukan ikhlas karena Allah swt. Sehingga dari ayat-ayat dan hadits Nabi saw telah jelas bahwa orang kafir, baik mereka itu dari Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) yang tidak masuk Islam, maupun orang-orang kafir musyrik (bukan Ahli Kitab, beragama apapun) maka tidak ada pahala bagi mereka, dan kelak di akherat kekal di neraka. Itu jelas dalam Al-Qur’an Surat Al-Bayyinah ayat 6.

Selain orang kafir, orang yang mengaku Islam tetapi sebenarnya kafir (yaitu munafiq), mereka juga tidak ada pahala apa-apa di akherat.

Orang kafir dan munafiq (menampakkan dirinya Islam tetapi hatinya kafir) itu agamanya sama, yaitu agama kekafiran. Orang kafir itu sendiri agamanya berbeda-beda, hanya saja di dalam istilah Islam sudah dikategorikan bahwa al-kufru millah waahidah, kekafiran itu adalah agama yang satu. Berbeda-beda agamanya (yakni selain Islam) tetapi sama kafirnya. Itu semua mereka tidak berpahala, dan di akherat kelak tempatnya di neraka selama-lamanya. Itu jelas dalam Al-Qur’an:
Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS Al-Bayyinah/ 98: 6).

Ayat-ayat tentang hapusnya amal
Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi. (QS Al-Maaidah/ 5 : 5).

Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (QS Al-An’aam/ 6: 88).

Mereka bakhil terhadapmu apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS Al-Ahzab/ 33: 19).

Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Qur'an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka. (QS Muhammad/ 47: 9).

Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan (karena) mereka membenci (apa yang menimbulkan) keridhaan-Nya; sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka. (QS Muhammad/ 47: 28).

Sesungguhnya orang-orang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah serta memusuhi rasul setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. Dan Allah akan menghapuskan (pahala) amal-amal mereka. (QS Muhammad/ 47: 32).

Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka (katakanlah olehmu): "Ketahuilah, sesungguhnya Al Qur'an itu diturunkan dengan ilmu Allah dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?"

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.

Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (QS Hud/ 11 : 14, 15, 16).

Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani Israil berkata: "Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)". Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)".

Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang selalu mereka kerjakan. (QS Al-A’raaf/ 7 : 138, 139).

Hadits dan tafsir tentang batalnya amal hingga tak berpahala
Riwayat dari Abi Waqid Al Laitsi, ia berkata: “Kami keluar kota Madinah bersama Rasulullah menuju perang Hunain, maka kami melalui sebatang pohon, aku berkata: “Ya Rasulullah jadikanlah bagi kami pohon “dzatu anwaath” (pohon yang dianggap keramat) sebagaimana orang kafir mempunyai “dzatu anwaath”. Dan adalah orang-orang kafir menggantungkan senjata mereka di pohon dan beri’tikaf di sekitarnya. Maka Rasulullah menjawab: “Allah Maha Besar, permintaanmu ini seperti permintaan Bani Israil kepada Nabi Musa: (`Jadikanlah bagi kami suatu sembahan, sebagaimana mereka mempunyainya`), sesungguhnya kamu mengikuti kepercayaan orang sebelum kamu.” (HR Ahmad dan Al-Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah, hadits no 267).

Tafsir Al-Qur’an keluaran Departemen Agama RI mengulas sebagai berikut:

Kenyataan tentang adanya kepercayaan itu diisyaratkan hadits di atas pada masa dahulu dan masa sekarang hendaknya merupakan peringatan bagi kaum muslimin agar berusaha sekuat tenaga untuk memberi pengertian dan penerangan, sehingga seluruh kaum muslimin mempunyai akidah dan kepercayaan sesuai dengan yang diajarkan agama Islam. Masih banyak di antara kaum muslimin yang masih memuja kuburan, mempercayai adanya kekuatan gaib pada batu-batu, pohon-pohon, gua-gua, dan sebagainya. Karena itu mereka memuja dan menyembahnya dengan ketundukan dan kekhusyukan, yang kadang-kadang melebihi ketundukan dan kekhusyukan menyembah Allah sendiri.

Banyak juga di antara kaum muslimin yang menggunakan perantara (wasilah) dalam beribadah, seakan-akan mereka tidak percaya bahwa Allah Maha Dekat kepada hamba-Nya dan bahwa ibadah yang ditujukan kepada-Nya itu akan sampai tanpa perantara. Kepercayaan seperti ini tidak berbeda dengan kepercayaan syirik yang dianut oleh orang-orang Arab Jahiliyyah dahulu, kemungkinan yang berbeda hanyalah namanya saja. (Al-Qur’an dan Tafsirnya, Departemen Agama RI, Jakarta, 1985/ 1986, jilid 3, halaman 573-574).

Imam Al-Baghowi menjelaskan dalam tafsirnya:
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (QS Hud/ 11 : 16)

Para ulama berbeda pendapat dalam makna ayat ini. Mujahid berkata: Mereka itu adalah ahli riya’ (pemilik sikap riya’, sombong, pamer). Kami telah meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda:

“Sesungguhnya yang paling saya khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil”. Mereka (para sahabat) bertanya: “Ya Rasulallah, apakah syirik kecil itu?” Beliau menjawab: “Riya’” (sombong, pamer). Allah berfirman di hari qiyamat ketika membalas manusia dengan perbuatan-perbuatan mereka: “Pergilah kalian ke orang-orang yang kalian pameri di dunia, maka lihatlah apakah kalian dapati balasan (pahala) di sisi mereka?” (HR Ahmad).

(Pendapat lain) dikatakan: (Makna ayat) ini mengenai orang kafir. Adapun orang mukmin, maka menginginkan dunia dan akherat, sedang keinginannya untuk akherat itu dominan, maka dibalas kebaikan-kebaikannya di dunia, dan diberi pahala atas kebaikan-kebaikannya itu di akherat. Kami telah meriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasulullah saw bersabda:

Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla tidak mendhalimi orang mukmin satu kebaikan pun, maka orang mukmin itu diberi atas perbuatan baiknya (berupa) rizki di dunia, dan diganjar kebaikan-kebaikannya itu di akherat. Adapun orang kafir maka diberi (balasan) kebaikan-kebaikannya di dunia sehingga begitu habis (kebaikannya) lalu ke akherat tidak ada kebaikan lagi baginya yang akan diberikan sebagai (balasan) kebaikan. (HR Muslim dan Ahmad). (Al-Baghowi, Tafsir Al-Baghowi/ Ma’alimut Tanzil, Daru Thibah, Riyad, cetakan 4, 1417H/ 1997M, juz 4 halaman 166).

Kamis, 23 September 2010

Tentara Israel Serang Masjid al-Aqsa

E-mail Print PDF
Setidaknya enam orang Palestina ditangkap dalam penyerangan tersebut

Hidayatullah.com--Rabu (22/9) sore, tentara Israel menyerang masjid al-Aqsa di al-Quds, dengan dalih mengusir sekelompok pemuda yang melempari jama'ah Yahudi dengan batu di halaman Tembok Ratapan. Demikian dilansir Islammemo.cc (22/9).

Beberapa sumber Israel mengatakan bahwa puluhan orang berapa di dalam masjid. Sedangkan pasukan Israel menutup semua pintu gerbang masjid, dan mengurung orang-orang yang shalat.

Kantor berita Al-Jazeera melaporkan bahwa pasukan Israel menangkap sedikitnya enam warga Palestina dari dalam masjid al-Aqsa.

Koresponden AL-Jazeera juga mengatakan bahwa penyerangan dilakukan dari arah dua pintu gerbang, yaitu gerbang Mugharabah dan gerbang Asbath.

Kejadian ini terjadi ketika tiga tentara Israel terluka dalam bentrokan di wilayah Thur, al-Quds. Sementara, tentara Israel berkumpul di gerbang Mugharabah yang menuju masjid al-Aqsa. [sdz/ismm/jzr/hidayatullah.com]

Penggugat Pastur Tak Senonoh Mulai Bertambah

E-mail Print PDF
Pastur Long ditengarai punya cara dan praktek tertentu untuk memilih sekelompok pria muda anggota gereja
Hidayatullah.com--Penggugat Eddie Long, seorang pastur terkemuka di Atlanta yang dituding melakukan tindakan asusila (cabul) terhadap jamaatnya, bertambah seorang.
Media lokal, Atlanta Journal-Constitution seperti dilansir News.com.au, Kamis (23/9) mengabarkan bahwa Jamal Paris, anggota gereja New Birth Ministry Baptist Church memasukkan gugatan ke Pengadilan Tinggi DeKalb County di Georgia terhadap Uskup Eddie Long, gereja tersebut dan Longfellows Youth Academy, Inc. yang dibiayai Long.
Sebelumnya Selasa (21/9) waktu setempat, Eddi Long diadukan dua pria muda atas tuduhan pemaksaan hubungan seks. Kedua pria tersebut adalah Anthony Flagg (21) dan Maurice Robinson (20).
Pengacara kedua pria yang sekarang berumur 20 dan 21 tahun itu mengatakan bahwa mereka mengajukan tuntutan kepada Gereja New Birth Missionary Baptist di Lithonia yang menampung sekitar 25.000 jemaat setiap minggunya.
“Terdakwa Long punya cara dan praktek tertentu untuk memilih sekelompok pria muda anggota gereja dan menggunakan kekuasaannya sebagai Uskup agar mereka melakukan hubungan seksual dengannya,” kata pengacara kedua pria tersebut.
Lebih tepatnya lagi, satu dari kedua pria tersebut menyebutkan bahwa Long membawanya ikut dalam perjalanan malam mengunjungi setengah lusin kota di Amerika dalam tahun-tahun terakhir ini.
Namun pengacara Long, Craig Gillen membantah keras tuduhan terhadap kliennya. "Pastur Long dengan tegas membantah tuduhan-tuduhan ini," tutur Gillen.
Long merupakan salah satu pastur kulit hitam terkemuka di AS. Gereja New Birth Ministry Baptist Church yang dipimpinnya merupakan salah satu gereja terbesar di AS dengan lebih dari 25 ribu anggota jemaat. Gereja tersebut berlokasi di Lithonia, pinggiran Atlanta.
Menurut kuasa hukum Flagg dan Robinson, Brenda Joy Bernstein, para pengurus gereja telah menutup-nutupi skandal seks tersebut demi melindungi Long dan gereja. Long selama ini dikenal sebagai pengkritik homoseksual yang blak-blakan. Pria itu merupakan penulis buku berjudul "What A Man Wants, What A Woman Needs: The Secret To Successful, Fulfilling Relationships".
Long dijadwalkan akan mengungkapkan pernyataannya. Meskipun Long merupakan pengkhotbah Afrika Amerika yang terkenal, dia pernah dihukum karena ‘khotbah kemakmurannya’ di mana dia menekankan bahwa para orang percaya ditakdirkan untuk berkembang biak secara spiritual, fisik, dan keuangan. [cha, berbagai sumber/hidayatullah.com]

Operasi Densus 88 Penuh Rekayasa

alt
Tim Densus 88 membekuk 4 orang yang diduga "teroris" di desa Tanjung Bunga, Tanjung Balai Asahan, yang berjarak sekitar 317 Km dari Medan pada Minggu (19/9/2010) lalu.

Dari empat orang yang digerebek, dua diantaranya tewas di tempat dan dua lainnya terluka. Korban tewas bernama Deden (25) dan Deni (27) sedang yang terluka adalah Khairul Ghazali (35) dan Alex (27).

Pernyataan polisi tentang terjadinya baku tembak saat penangkapan di rumah kontrakan Khairul Ghazali di Kota Tanjung Balai, dibantah pihak keluarga. Penelusuran yang dilakukan keluarga menunjukkan, tidak ada yang mendengar terjadinya baku tembak di rumah tersebut.

Adil Akhyar, adik kandung Ghazali, menuding penangkapan itu sarat rekayasa. Termasuk soal senjata yang ditemukan Densus 88 di rumah Ghazali saat penangkapan di Bunga Tanjung, Kecamatan Datuk Bandar Timur, Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara (Sumut), sekitar 200 kilometer dari Medan.

“Kami menilai Kapolri sudah menebarkan kebohongan besar. Tidak ada kontak senjata di sana, dan tidak ada pagar manusia. Namanya di rumah, ya ada anak dan istri, mereka bukan pagar manusia,” kata Adil kepada wartawan di Medan, Selasa (21/9/2010).

Pihak keluarga meyakini, senjata-senjata jenis AK-47, pistol jenis FN serta sangkur yang dinyatakan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) ditemukan di rumah Ghazali, bisa saja memang dibawa polisi dan diletakkan di sana. Kemudian dinyatakan sebagai barang bukti.

Pasalnya, kata dia, Ghazali sangat jauh dari urusan senjata, dia hanya bekerja sebagai tabib, dan menulis. Ghazali, yang pernah tinggal di Malaysia selama hampir 10 tahun sebelum ke pindah ke Kota Tanjung Balai, punya pengalaman sebagai jurnalis untuk sebuah terbitan di sana.

Selain itu, keluarga juga mempertanyakan di mana anak dan istri Ghazali saat ini. Densus membawa serta istri Ghazali Cicih (35), dan empat orang anaknya. Termasuk salah seorang anak yang masih berusia sekitar satu bulan.

“Kami tidak mengetahui di mana Ghazali, dan di mana anak istrinya yang dibawa saat penangkapan itu. Kami sangat khawatir,” tukas Adil.

Berkenaan dengan dua orang yang ditembak mati di rumah Ghazali, Adil menyatakan keduanya adalah tamu yang datang saat berlebaran. Sebagai tabib, Ghazali banyak berkenalan dengan orang, dan sebagian di antaranya datang bersilaturrahmi.

Beberapa hari setelah penggerebekan, beredar foto-foto penggerebekan tersebut di internet. Selain beredarnya foto, mulai terkuak beberapa kejanggalan dalam aksi brutal Densus 88 ini. Salah satu korban tewas yang ditembak oleh Tim Densus 88, Yuki Wantoro (20), dikatakan oleh pihak keluarga bukanlah pelaku perampokan Bank CIMB yang dikait-kaitkan dengan "terorisme". Kaka Yuki Wantoro berujar bahwa adiknya berada di rumah saat aksi perampokan terjadi, dan Yuki mengetahui berita perampokan tersebut melalui televisi.
"Waktu terjadi perampokan dia (Yuki) dirumah," kata Yudi Mansur (34), kaka Yuki Wantoro. (arrahmah.com)

Berikut foto-foto yang beredar di internet :

alt

alt



alt

Minggu, 19 September 2010

Tauhid [Hakikat Dan Kedudukannya]



Firman Allah s.w.t.: “Tidak Aku ciptakan jin dan Manusia melainkan hanya untuk beribadah[1] kepada-Ku.” (QS. Adz -Dzariyat, 56). “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada setiap umat (untuk menyerukan) "Beribadalah kepada Allah (saja) dan jauhilah thoghut.”[2] (QS. An - Nahl, 36). “Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah kecuali hanya kepada-Nya, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” (QS. Al - Isra'', 23- 24). “Katakanlah (Muhammad) marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmua, iaitu " Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang tuamu, dan janganlah kamu membunuh anak anak kamu kerana takut kemiskinan. Kami akan memberi rizki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan perbuatan yang keji, baik yang nampak diantaranya mahupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun dia adalah kerabat(mu). Dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. Dan bahawa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), kerana jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al - An''am, 151- 153). Ibnu Mas''ud r.a. berkata: "Barang siapa yang ingin melihat wasiat Muhammad s.a.w. yang tertera di atasnya cincin stempel milik beliau, maka supaya membaca firman Allah s.w.t.: "Katakanlah (Muhammad) marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, iaitu "Janganlah kamu berbuat syirik sedikitpun kepadaNya, dan "Sungguh inilah jalan-Ku berada dalam keadaan lurus, maka ikutilah jalan tersebut, dan janganlah kalian ikuti jalan-jalan yang lain. [3] " Mu''adz bin Jabal r.a. berkata: "Aku pernah diboncengkan Nabi s.a.w. di atas keledai, kemudian beliau berkata kepadaku: " wahai muadz, tahukah kamu apakah hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hambaNya, dan apa hak hamba-hambaNya yang pasti dipenuhi oleh Allah?, Aku menjawab: "Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui", kemudian beliau bersabda: "Hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hambaNya ialah hendaknya mereka beribadah kepadaNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun, sedangkan hak hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah ialah bahawa Allah tidak akan menyiksa orang orang yang tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun, lalu aku bertanya: ya Rasulullah, bolehkah aku menyampaikan berita gembira ini kepada orang-orang?, beliau menjawab: "Jangan engkau lakukan itu, kerana khuwatir mereka nanti bersikap pasrah" (HR. Bukhari, Muslim).
Pelajaran penting yang terkandung dalam bab ini: 1-Hikmah diciptakannya jin dan manusia oleh Allah s.w.t.. 2-Ibadah adalah hakikat (tauhid), sebab pertentangan yang terjadi antara Rasulullah s.a.w. dengan kaumnya adalah dalah tauhid ini. 3-Barang siapa yang belum merealisasikan tauhid ini dalam hidupnya, maka ia belum beribadah (menghamba) kepada Allah s.w.t.. inilah sebenarnya makna firman Allah: “Dan sekali-kali kamu sekalian bukanlah penyembah (Tuhan) yang aku sembah” (QS. Al Kafirun, 3) 4- Hikmah diutusnya para Rasul[adalah untuk menyeru kepada tauhid, dan melarang kemusyrikan]. 5-Misi diutusnya para Rasul itu untuk seluruh umat. 6-Ajaran para Nabi adalah satu, iaitu tauhid [mengesakan Allah s.w.t. saja]. 7-Masalah yang sangat penting adalah: bahawa ibadah kepada Allah s.w.t. tidak akan terealisasi dengan benar kecuali dengan adanya pengingkaran terhadap thoghut. Dan inilah maksud dari firman Allah s.w.t.: “Barang siapa yang mengingkari thoghut dan beriman kepada Allah, maka ia benar benar telah berpegang teguh kepada tali yang paling kuat” (QS. Al Baqarah, 256). 8-Pengertian thoghut bersifat umum, mencakup semua yang diagungkan selain Allah s.w.t.. 9-Ketiga ayat muhkamat yang terdapat dalam surah Al - An''am menurut para ulama salaf penting kedudukannya, di dalamnya ada 10 pelajaran penting, yang pertama adalah larangan berbuat kemusyrikan. 10-Ayat ayat muhkamat yang terdapat dalam surah Al Isra mengandungi 18 masalah, dimulai dengan firman Allah: “Janganlah kamu menjadikan bersama Allah sesembahan yang lain, agar kamu tidak menjadi terhina lagi tercela” (QS. Al Isra'', 22). Dan diakhiri dengan firmanNya: “Dan janganlah kamu menjadikan bersama Allah sesembahan yang lain, sehingga kamu (nantinya) dicampakan kedalam neraka jahannam dalam keadaan tercela, dijauhkan (dari rahmat Allah)” (QS. Al Isra'', 39). Dan Allah mengingatkan kita pula tentang pentingnya masalah ini, dengan firmanNya: “Itulah sebahagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu” (QS. Al Isra'', 39). 11-Satu ayat yang terdapat dalam surah An-Nisa'', disebutkan didalamnya 10 hak, yang pertama Allah memulainya dengan firmanNya: “Beribadahlah kamu sekalian kepada Allah (saja), dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” (QS. An - Nisa'', 36). 12-Perlu diingat wasiat Rasulullah s.a.w. di saat akhir hayat beliau. 13-Mengetahui hak hak Allah yang wajib kita laksanakan. 14-Mengetahui hak hak hamba yang pasti akan dipenuhi oleh Allah apabila mereka malaksanakanya. 15-Masalah ini tidak diketahui oleh sebahagian basar para sahabat [4]. 16-Boleh merahasiakan ilmu pengetahuan untuk maslahah. 17-Dianjurkan untuk menyampaikan berita yang menggembirakan kepada sesama muslim. 18-Rasulullah s.a.w. merasa khuwatir terhadap sikap menyandarkan diri kepada keluasan rahmat Allah. 19-Jawapan orang yang ditanya, sedangkan dia tidak mengetahui adalah: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. 20-Diperbolehkan memberikan ilmu kepada orang tertentu saja, tanpa yang lain. 21-Kerendahan hati Rasulullah s.a.w., sehingga beliau hanya naik keledai, serta mahu memboncengkan salah seorang dari sahabatnya. 22-Boleh memboncengkan seseorang diatas binatang, jika memang binatang itu kuat. 23-Keutamaan Muadz bin Jabal. 24-Tauhid mempunyai kedudukan yang sangat penting.

Penjelasan Tentang Makna Tauhid Dan Syahadat "La Ilaha Illallah"

Firman Allah s.w.t.: “Orang orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada tuhan mereka, siapa diantara mereka yang lebih dekat (kepada Allah), dan mereka mengharapkan rahmatNya serta takut akan siksaNya; sesungguhnya siksa Tuhanmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti.” (QS. Al Isra'', 57) “Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapa dan kaumnya: sesungguhnya aku membebaskan diri dari apa yang kalian sembah, kecuali (Allah) Dzat yang telah menciptakan aku, kerana hanya Dia yang akan menunjukkan (kepada jalan kebenaran).” (QS. Az zukhruf, 26-27). “Mereka menjadikan orang-orang alim dan pendeta-pendeta mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan (mereka mempertaruhkan pula) Al Masih putera Maryam; padahal mereka itu tiada lain hanyalah diperintahkan untuk beribadah kepada satu sembahan, tiada sembahan yang haq selain Dia. Maha suci Allah dari perbuatan syirik mereka.” (QS. Al Taubah, 31). “Diantara sebahagian manusia ada yang menjadikan tuhan-tuhan tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, adapun orang-orang yang beriman lebih besar cintanya kepada Allah.” (QS. Al Baqarah, 165). Diriwayatkan dalam Shoheh Muslim, bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barang siapa yang mengucapkan “la Ilaha Illallah”, dan mengingkari sesembahan selain Allah, maka haramlah harta dan darahnya, adapun perhitungannya adalah terserah kepada Allah". Keterangan tentang bab ini akan dipaparkan pada bab-bab berikutnya. Adapun kandungan bab ini menyangkut masalah yang paling besar dan paling mendasar, iaitu pembahasan tentang makna tauhid dan syahadat. Masalah tersebut telah diterangkan oleh bab ini dengan beberapa hal yang cukup jelas, antara lain: 1-Ayat dalam surah Al Isra''. Diterangkan dalam ayat ini sanggahan terhadap orang-orang musyrik, yang memohon kepada orang-orang yang soleh, oleh kerana itu, ayat ini mengandungi suatu penjelasan bahawa perbuatan mereka itu adalah syirik besar[18]. 2-Ayat dalam surah At taubah. Diterangkan dalam ayat ini bahawa orang-orang ahli kitab telah menjadikan orang-orang alim dan pendeta pendeta mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan dijelaskan pula bahawa mereka hanya diperintahkan untuk menyembah kepada satu sesembahan, dan menurut penafsiran yang sebenarnya mereka itu hanya diperintahkan untuk taat kepadanya dalam hal-hal yang tidak bermaksiat kepada Allah, dan tidak berdoa kepadanya. 3-Kata-kata Nabi Ibrahim a.s. kepada orang-orang kafir: "sesungguhnya saya berlepas diri dari apa yang kalian sembah, kecuali (saya hanya menyembah) Dzat yang menciptakanku". Di sini beliau mengecualikan Allah dari segala sesembahan. Pembebasan (dari segala sembahan yang batil) dan pernyataan setia (kepada sembahan yang haq, iaitu: Allah) adalah makna yang sebenarnya dari syahadat “la Ilaha Illallah”. Allah s.w.t. berfirman: “Dan Nabi Ibrahim menjadikan kalimat syahadat ini kalimat yang kekal pada keturunannya, agar mereka ini kembali (kepada jalan yang benar).” (QS. Az Zukhruf, 28) 4-Ayat dalam surah Al Baqarah yang berkenaan dengan orang-orang kafir, yang dikatakan oleh Allah dalam firmanNya: “Dan mereka tidak akan dapat keluar dari neraka.”

Disebutkan dalam ayat tersebut, bahawa mereka menyembah tandingan tandingan selain Allah, iaitu dengan mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, ini menunjukkan bahawa mereka mempunyai kecintaan yang besar kepada Allah, meskipun demikian kecintaan mereka ini belum boleh memasukkan mereka kedalam agama Islam[19]. Lalu bagaimana dengan mereka yang cintanya kepada sesembahan selain Allah itu lebih besar dari cintanya kepada Allah? Lalu bagaimana lagi orang-orang yang cuma hanya mencintai sesembahan selain Alldan tidak mencintai Allah? 5-Sabda Rasulullah s.a.w.: "Barang siapa yang mengucapkan “la Ilaha Illallah”, dan mengingkari sesembahan selain Allah, maka haram darah dan hartanya, sedangkan perhitungannya kembali kepada Allah". Ini adalah termasuk hal yang penting sekali yang menjelaskan pengertian “la Ilaha Illallah”. Sebab apa yang dijadikan Rasulullah sebagai pelindung darah dan harta bukanlah sekadar mengucapkan kalimat itu dengan lisan atau memahami erti dan lafadznya, atau mengetahui akan kebenarannya, bahkan bukan pula kerana tidak meminta kecuali kepada Allah saja, yang tiada sekutu bagiNya, akan tetapi harus disertai dengan tidak adanya penyembahan kecuai hanya kepadaNya. Jika dia masih ragu atau bimbang, maka belumlah haram dan terlindung harta dan darahnya. Betapa besar dan pentingnya penjelasan makna “la Ilaha Illallah” yang termuat dalam hadis ini, dan betapa jelasnya keterangan yang dikemukakannya, dan kuatnya argumentasi yang diajukan bagi orang-orang yang menentangnya.

Keajaiban Pikiran Manusia



Pernah saya membaca dalam beberapa artikel dan saya pun mengakuinya bahwa pikiran manusia sungguh ajaib, kenapa…? apapun yang kita cari kemungkinan akan kita temukan. Jadi bila kita mencari keburukan, takakan sulit bagi anda untuk menenukanya, dan bila anda mencari keindahan juga pasti akan anda temukan, bukti banyak dari rekan milist ini dapat membuat artikel, cerpen dan puisi yang sangat menawan.
Sebagian besar pengalaman kita tergantung pada cara kita menyikapi hidup ini, ada sedikit cerita tentang dua orang tukang bangunan si Joko dan si baba yang kerjanya sama persis. Dan suatu ketika saya bertanya kepada si joko “apa yang kamu kerjakan…?” si joko menjawab dengan negative dan mengasihani dirinya sendiri “Aku duduk disini setiap hari, meletakan satu bata diatas bata yang lain.”
Saya pun beralih bertanya kepada si baba dengan pertanyaan yang sama, tetapi mendapat jawaban yang berbeda dari si baba, dengan mantap penuh percaya diri si baba berkata “ Aku seorang pekerja ahli. Aku membantu membangun gedung-gedung yang anda lihat disekitar anda ini, tanpa peran ku gedung-gedung tersebut tak akan pernah terbangun.”
Dari cerita diatas jawaban dari kedua tukang bangunan tidak ada yang salah, keduanya benar. Mudah bagi anda untuk mengerti bahwa dalam kehidupan anda bisa mengalami seperti kedua tukang bangunan tersebut dan anda dapat menyikapi dengan cara yang berbeda.
Yaitu cara pertama anda bisa mengambil hikmah, anugerah yang tersembunyi dalam keadaan, atau masalah yang ada dan mengambil pelajaran berharga dari setiap masalah atau keadaan yang ada. Atau anda bisa memilih sikap yang lebih umum yaitu melihat dari sisi sulit dan sisi buruknya sebagai bukti hidup ini keras dan tak adil.
Saya sadari membaca tulisan ini tidak berarti anda akan mampu menyikapi masalah secara lebih positif, (saya pun tidak selalu bisa), tapi selalu menenangkan bisa mengetahui bahwa selalu ada sisi positif dari sebuah permasalahan yang ada. Mungkin ada dari anda yang berkata “tulisan Erwin adalah omong kosong “ tapi mungkin beberapa anda akan bisa bertanya pada diri anda sendiri “ apa pilihan yang tersedia bagiku atas keadaan/masalah yang kuhadapi saat ini.?”
Satu-satunya pilihan yang paling mudah dan umum adalah berpikir negative menyerah, kalah, berpikir pesimis. Tapi saya meminta anda untuk berfikir sejenak bahwa pilihan tersebut bukan lah pilahan terbaik. Pilihan tersebut membuat situasi menjadi lebih buruk, semakin sulit diatasi dan lebih berat dari keaadaan sebenarnya. Dan membuat orang disekitar anda akan merasa tertekan dan tidak aman, dan mengurangi kesempatan anda untuk menyelesaikan secara efektif dan menang.
Menurut ingatan saya berdasarkan pengalaman hidup saya, setiap kali saya mampu bersikap positif terhadap sebuah situasi, apa pun itu, sikap itu membuat saya menjadi berkembang dan mendapatkan penyelesaian yang kreatif serta tepat sasaran. Sikap positif mencegah hari-hari buruk menjadi tambah buruk, seperti keadaan kita sedang putus cinta, gagal dalam wawancara kerja, gagal mendapat promosi, salah dalam menempatkan strategi bisnis, gagal mendapat beasiswa, menderita kebangkrutan financial, retaknya hubungan pernikahan, dll. Dengan bersikap positif membuat kita lebih tegar, dan kita pun dapat menemukan hikmah dibalik suatu kejadian yang menyakitkan dan memfokuskan pikiran kesana. Kita pasti bisa jika kita mau untuk berlatih. Pendek kata bersikap positif membantu kita untuk tidak meributkan masalah dan terlalu dalam. Saya mengajak sahabat-sahabat ku semua untuk berlatih berfikir positif, betapa indah kehidupan ini jika kita isi dengan berfikir positif. Saya yakin anda pun pasti bisa… Mari bersama ciptakan kehidupan yang lebih baik dengan berfikir positif…
Lebih baik memiliki sedikit ilmu untuk diamalkan dari pada banyak ilmu tapi tak terpakai , mari kita berfikir positif. (EA

Bekerjalah, Engkau Akan Lebih Mulia!

E-mail Print PDF

Zaman sedang susah. Harga terus naik, sementara gaji tak mesti mengintip. Meski perasaan kita luka, kita tetap harus bekerja!

ZAMAN memang sedang susah. Harga kebutuhan pokok terus melambung tinggi setiap hari. Sementara gaji tidak tentu bertambah setiap bulan. Jutaan sarjana bertambah setiap tahunnya. Namun sebagian besar perusahaan ‘kurang ramah’ dengan para sarjana baru lulus. “Dibutuhkan karyawan yang berpengalaman, minimal pernah bekerja dua tahun,” begitu semboyannya.

Banyak warga terdhalimi oleh situasi. Rumah-rumah mereka tergusur atau digusur. Akibat kelalaian, puluhan ribu orang korban Lapindo Brantas kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan. Di saat yang sama, ada orang bermewah-mewah untuk hal-hal yang sedikit kemanfaatanya. Ada pengusaha yang rela mengeluarkan biaya 10 Milyar untuk biaya pernikahan anaknya. Seorang bakal calon Bupati atau Walikota menghabiskan dana serupa untuk biaya kampanye.

Bahkan ada yang lebih menyedihkan dari semua itu. Menjelang perayaan Tahun Baru 2010, sebuah pengelola hiburan di Jakarta rela menghabiskan uang Rp 2 Miliar hanya untuk biaya kembang api.

Fenomena ini bisa melukai perasaan Anda, khususnya yang sedang menderita, yang tak memiliki pendapatan apa-apa dan yang selalu ditolak saat melamar kerja.

Ini memang zaman susah. Meski demikian, semua kesusahan hendaknya tetap menjadikan kita terus bersemangat untuk berusaha dan tidak gampang menyerah.

Kegigihan untuk mencari nafkah hendaknya tetap terjaga, jangan sampai kendor. Ketidakadilan sosial atau politik, janganlah menyebakan kita menjadi “buta” dan gelap mata.

Mengapa demikian pentingnya bekerja? Karena dalam agama kita, bekerja bukan semata untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan, lebih dari itu, ia akan mengangkat derajat kita di mata manusia maupun di sisi-Nya. Dalam agama Islam, orang yang bekerja adalah orang yang memiliki harga diri dan kemuliaan.
Dalam salah satu haditsnya, baginda Rasulullah Saw menjelaskan, “Seorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya maka itu lebih baik dari seorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak.” (HR.Mutafaq’alaih)

Orang yang dengan gigih bekerja keras, membanting tulang, mencari rezki dari memeras keringat dan makan dari hasil itu, maka itu lebih baik dari makan hasil yang diperoleh dari harta warisan, atau memperoleh berdasarkan pemberian orang karena si pemberi merasa terdorong untuk memberi, terlebih jika shadaqah itu memang diminta-minta.

Dalam hadits yang lain, Rasulullah Saw bersabda, ”Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah SWT.” (HR. Ahmad)

Semua bentuk usaha yang dilakukan dengan membanting tulang dan pantang menyerah akan memompa semangat berkontraksi otot tubuh yang menyebabkan kesehatannya tetap terjaga dan semakin menambah kekuatannya. Secara fisik orang yang berlaku seperti ini akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat, sedang dalam jiwanya akan tumbuh rasa percaya diri dan sifat mandiri. Ia tidak tergantung dengan orang lain.

Sebaliknya orang yang hidup berdasar dari belas kasih orang lain, selain bermental pasif, mereka juga memiliki jiwa lemah bahkan mematikan jiwa. Dengan sangat tegas Nabi mengingatkan kepada kita bahwa, “Pengangguran (dapat) menyebabkan hari keras (keji dan membeku).”(HR. Asysyihaab).


Pengangguran aktif--yang didorong oleh kemalasan, dan pengangguran pasif --karena bersandar dari tunjangan-tunjangan, warisan,sama-sama berpotensi membuat hati menjadi keras dan membeku.

Islam memerintahkan kepada kita, selama hayat masih dikandung badan, bergerak dan berkarya adalah sangat dianjurkan. Rasulullah mengingatkan ummatnya agar manusia senatiasa berusaha dan berhati-hati terhadap waktu luang, karena pada momentum tersebut merupakan ladang subur bagi syetan untuk menanamkan kemunkaran. Ditinjau dari konteks ini maka bekerja dan berakritivitas adalah jalan lain untuk membentung kejahatan.

Bahkan apapun atau bagaimanapun bentuk pekerjaan itu, bila berangkat dari mencari keridhaan-Nya adalah bernilai ibadah, yang berarti mendapatkan ganjaran di sana.

Itulah sebabnya (hikmahnya)mengapa di pagi buta seusai shalat subuh (fajar) kita dilarang tidur lagi sebagaimana disabdakan oleh beliau Saw, ”Seusai shalat fajar(subuh) janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari rezki.” (HR.Ath-Thabrani).

Seiring dengan perputaran matahari, kita juga diperintahkan untuk menjalankan amanah-amanah kehidupan dengan bekerja dan bekerja.

Dalam al-Qur’anul Karim kata ‘aamanu’ (beriman) senantiasa diikuti dengan ‘wa aamilushsholihat’ (melakukan amal sholeh/kerja), seperti yang termaktub dalam surat al-Ashr: 3; illalladzinaamanuu wa ‘amimush-sholihati wa tawa shoubil haqqi fatawa shoubishshobri. (kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran).

Orang yang senantiasa bergerak/kerja menandakan keimanan yang bersangkutan dalam kondisi aktif dan dinamis. Sebaliknya, mereka yang ‘menikmati’ bermalas-malasan alias gemar berpangku tangan, menandakan dirinya sedang dilanda impotensi iman. Naudhubillahi mindhalik.

Asahlah iman, agar iman kita lebih dinamis dan produktif. Sempurnakan kecintaan kita kepada Allah dengan semangat yang kuat untuk menjemput fadhilahnya/rezkinya yang dihamparkannya begitu luas di penjuru bumi. Singsingkan lengan baju, setelah kita bertakarrub kepadaNya. Begini inilah yang dikatakan iman yang potensial. Iman yang aktif lagi produktif.

Menurut Ibnu Atsir, bekerja termasuk bagian dari sunnah-sunnah nabi. Nabi Zakaria as. adalah tukang kayu. Nabi Daud as. membuat baju besi dan menjualnya sendiri. Bahkan sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah, Nabi Daud itu tidak akan makan, kecuali makan dari hasil tangannya sendiri.

Siapa yang tidak mengenal Nabiullah Daud? Selain seorang Nabi, beliau telah diberi oleh Allah SWT kekuasaan dan harta yang melimpah. Walau begitu, beliau tidak merasa gengsi untuk bekerja dengan tangannya sendiri guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Beliau tidak mengajarkan berpangku tangan dan mengharap belas kasih dari orang lain, pada ummat yang dipimpinnya.

Akhirul Kalam

Marilah kita tetap bekerja, bekerja dan bekerja. Apapun itu bentuk pekerjaannya. Selagi dalam koridor syari’at alias tidak diharamkan-Nya, lakukanlah itu dengan kesungguhan. Bila hal itu kita lakukan, insya Allah hal itu akan membuat hidup kita menjadi lebih mulia dan terhormat. Bukan begitu saudaraku? Wallahu ‘alam bishshowab. [Ali Atwa/hidayatullah.com]