MENU

Islamic Widget

Minggu, 19 September 2010

Biang Kemunduran Peradaban Islam

E-mail Print PDF

Judul Buku : Peradaban Muslim: Penyebab Keruntuhan dan &
Perlunya Reformasi
Penulis : Dr. M. Umer Chapra
Penerjemah : Ikhwan Abidin Basri
Penerbit : AMZAH, Jakarta
Cetakan : I, April 2010
Tebal : xxxviii + 286 halaman
Peresensi : Ahmad Fatoni*)


SEJARAH bukan semata rentetan peristiwa, lebih dari itu merupakan kumpulan gambaran yang menyingkap rangkaian prestasi dan kegagalan, kejayaan dan kehancuran. Sejarah adalah catatan perjalanan umat manusia menuju hari esok, akumulasi masa lalu menuju hari ini, dan pembuka pintu gerbang demi menyongsong masa depan. Sejarah juga menghadirkan lebih dari sebuah galaksi peristiwa, sebuah cermin tanpa batas yang merefleksikan maju dan mundurnya sebuah bangsa dan peradaban.

Buku yang judul aslinya Muslim Civilization: Cause of Decline and for Reform ini banyak menyoroti sebab-sebab kemunduran kaum muslim, akar krisis di dunia Islam, dan perlunya usaha reformasi. Peran ide-ide, individu-individu, institusi-institusi, gerakan-gerakan sosial, dan negara mendapat sorotan tajam dari Umer Chapra. Pokok strategi yang ditawarkannya meniscayakan remobilisasi ekonomi, sosiologi, politik, teknologi, dan faktor struktural bagi rekonstruksi masyarakat dan negara-negara Islam.

Buku ini lalu membeberkan sejumlah faktor internal dan eksternal sebagai biang kemerosotan peradaban Islam, terutama setelah abad ke-6. Di antara faktor tersebut adalah degenerasi moral, hilangnya dinamisme dalam Islam dalam belenggu dogmatisme, lemahnya keilmuan dan tradisi ilmiah, pemberontakan dan perpecahan, selain juga peperangan yang menggerogoti kekuatan umat Islam serta mengancam jiwa dan harta sekaligus memperlemah daya perekonomian.

Untuk itu, ajak penulis, kaum muslim perlu merujuk ke Quran dan Hadis sebagai pembimbing. Dalam Quran disebutkan, faktor utama penyebab maju dan mundurnya masyarakat adalah manusia itu sendiri (QS. Al-Anfal: 33 dan ar-Ra’d: 41). Dengan demikian, maju dan mundurnya umat Islam hanya dapat dijelaskan dengan menganalisis motivasi, usaha, karakter, dan kepribadian mereka sendiri. Tonybee dalam A Study of History (1935) juga berpendapat sama: “peradaban mati karena bunuh diri, bukan karena pembunuhan.”

Aspek penting lainnya dari studi buku ini adalah ulasannya tentang isu-isu seputar peradaban Islam dalam konteks miliu global. Penulis sengaja memaparkan asal mula tantangan yang bersifat multidimensi, juga menawarkan gagasan segar dengan aneka argumen rasional untuk melawan strategi reformasi parsial yang telah ada. Pembelaan Chapra dengan sebuah pendekatan holistiknya berjalan seirama dengan etos sejarah umat Islam yang menekankan aspek keadilan dan pemerataan bagi umat manusia.

Chapra dalam buku ini berhasil mengurai sebuah visi bagi masyarakat dan ekonomi Islam yang ditegakkan di bawah naungan paradigma Islam. Menurutnya, strategi-strategi yang bersumber dari paradigma sekuler dan materialis telah mengesampingkan dimensi moral dan terbukti gagal menciptakan kemakmuran. Namun, sayangnya, selama beberapa abad terakhir, dunia Islam Islam merefleksikan potret buram dan tampak semakin jauh dari realisasi visi tersebut.

Kenyataannya, umat Islam masa kini seperti antitesis dari umat Islam masa keemasan dahulu. Jika kita mendengar kata keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan, secara spontan kita teringat pada umat Islam. Seakan-akan telah terjadi missing link atau mata rantai yang terputus dalam sejarah umat Islam.

Melalui buku ini Chapra telah melakukan sebuah telaah baru terhadap sejarah dan peradaban Islam modern, mengungkap pengalaman sejarah umat Islam secara umum dan menerapkan analisis sejarah yang dikembangkan oleh Ibnu Khaldun secara khusus. Sementara penjelasan Ibnu Khaldun terkait jatuh bangunnya sejarah Islam dapat disimak dalam Muqaddimah (1967).

Ibnu Khaldun dalam karya monumentalnya itu menawarkan sebuah model analisis yang cukup komprehensif, selain dapat mengidentifikasi faktor-faktor penentu kemajuan dan kemunduran umat Islam, juga menyelami berbagai masalah yang dihadapi masyarakat muslim. Ia berupaya mengungkap kekuatan dan kelemahan umat Islam dalam pancaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Quran dan hadis.

Alhasil, satu pelajaran kunci dari penelusuran sejarah Islam masa lalu, bahwa Islam telah menyelamatkan kaum muslim dari masa-masa krisis yang mereka hadapi, bukan sebaliknya. Dengan kata lain, sejarah Islam telah memberikan sumber inspirasi dan menjadi pokok penentu kebangkitan dan regenerasi umat Islam.

Garis pemikiran semacam ini, tentu berbeda secara diametrik dengan pendekatan yang dikembangkan oleh para orientalis dan sarjana Barat dalam memandang Islam. Mereka menilai Islam berikut nilai-nilai di dalamnya sebagai biang kemunduran kaum muslim, tanpa menyadari bahwa seluruh episode penting dari masa keemasan sejarah Islam adalah bersumber dari Islam itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar