Saya selalu membahas sesuatu dengan cara yang berbeda, jadi meski Anda sudah membaca atau mengetahui tentang DUIT sebagai rahasia sukses, silahkan baca artikel ini, setidaknya akan memberikan wawasan tambahan bagi Anda. DUIT yang akan saya bahas bukan Do’a, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal. Lalu? Lanjutkan membaca.
Rahasia Sukses Diawali Dengan Do’a
Hanya orang yang sombong yang tidak mau berdo’a. Sehebat apa pun kita, sepintar apa pun kita, sebesar apa pun modal yang kita miliki, jika Allah tidak mengijinkan kita untuk sukses, maka sukses tidak akan pernah datang. Do’a adalah rahasia sukses. Bahkan Allah murka kepada hamba-Nya yang tidak mau berdo’a.
Barangsiapa tidak (pernah) berdo’a kepada Allah maka Allah murka kepadanya. (HR. Ahmad)
Dengan berdo’a, kita pasti sukses. Bisa sukses sesuai dengan apa yang kita harapkan. Bisa juga diubah menjadi tabungan akhirat, atau bisa juga dengan terhindarnya kita dari musibah. Jadi do’a tidak pernah sia-sia.
Tiada seorang berdo’a kepada Allah dengan suatu do’a, kecuali dikabulkanNya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa. (HR. Ath-Thabrani)
Lalu bagaimana agar do’a kita terkabul? Kita perlu memperdalam lagi bagaimana cara berdo’a. Tidak sekedar melafalkan text do’a sambil mengangkat tangan. Do’a adalah sumsumnya ibadah, oleh karena ada tata caranya agar do’a terkabul, baik cara berdo’a dan waktu berdo’a yang tepat. Sudah banyak buku yang membahasnya. Silahkan Anda dapatkan di toko buku kesayangan Anda.
Rahasia Sukses Dilanjutkan Dengan “Ultimate Ikhtiar”
Ini salah satu pembeda dengan kepanjangan yang dipahami secara umum. U dan I menjadi Ultimate Ikhtiar. Kenapa menghilangkan Usaha? Sebenarnya tidak hilang, Usaha dan Ikhtiar adalah sama.
Apa itu Ultimate? Ultimat bisa diartikan “yang terhebat” atau dalam bahasa Inggris disebut “the greatest”. Artinya rahasia sukses itu harus menghadirkan usaha yang paling hebat. Tidak asal-asalan usaha.
“Saya sudah berdo’a dan berusaha. Kenapa belum berhasil juga?”
Sudah benar cara berdo’anya? Silahkan perdalam ilmu tentang berdo’a?
Sejauh mana usaha Anda? Apakah Anda sudah melakukan yang terbaik? Sudah belajar ilmunya? Silahkan tingkatkan lagi kuantitas dan kualitas usaha Anda sehingga menjadi Ultimat Ikhtiar.
Ultimate Ikhtiar itu adalah kerja keras.
Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yang halal. (HR. Ad-Dailami)
Allah memberi rezeki kepada hambaNya sesuai dengan kegiatan dan kemauan kerasnya serta ambisinya. (HR. Aththusi)
Ultimate Ikhtiar itu adalah terampil atau menguasai apa yang Anda lakukan.
Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)
Artinya jika Anda masih berusaha dengan pekerjaan yang minim, maka jangan terlalu berharap. Anda akan mendapatkan sesuai dengan usaha Anda.
Allah memang bisa saja memberikan apa yang minta dalam do’a tanpa ikhtiar, namun Allah menyuruh kita berikhtiar.
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS.Ar Ra’d:11)
Rahasia Sukses Itu Iringi Ikhtiar dengan Tawakal
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS Ath Thalaaq:3)
Apa itu tawakal? Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya-nya:
Tawakkal adalah ketergantungan hati hanya kepada Al-Wakil subhanahuwata’ala semata.
Jadi hanya tergantung kepada Allah, bukan kepada yang lain termasuk usaha. Kita berusaha karena diperintahkan Allah, namun bukan berarti usaha yang menentukan hasil. Manusia hanya berusaha, Allah yang menentukan. Allah berhak memberikan hasil, apa pun, sesuai dengan kehendak Allah. Bisa sama dengan apa yang kita harapkan, bisa lebih sedikit dari apa yang kita harapkan, bahkan bisa lebih besar.
Usaha tidak merusak tawakal. Usaha adalah aktivitas fisik sedang tawakal adalah aktivitas hati. Selama kita tidak bergantung kepada usaha, maka usaha tidak merusak tawakal bahkan merupakan perintah.
Dari Anas bin Malik ra berkata: Seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah saw: “Apakah aku ikat untaku dan bertawakkal atau aku biarkan dan bertawakkal?” Rasulullah saw bersabda: “Ikatlah dan tawakkallah !” (HR. Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-Albani).
Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan tawakkal yang benar pasti Dia member rizki kepada kalian seperti ia memberi rizki kepada burung yang terbang di pagi hari dalam keadaan keadaan perut yang kosong dan pulang sore hari dengan tembolok penuh. (HR Tirmidzi dari Umar bin Khottob)
Mudah-mudahan, kita semua bisa mengamalkan rahasia sukses ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar