Imam Nawawi pindah ke Damsyik, tinggal di madrasah untuk menuntut ilmu. Beliau sangat tekun menuntut ilmu agama, hafal ‘at tanbih’ dalam waktu 4,5 bulan, di bulan sisanya di tahun itu beliau menghafal rab’ul muhadzdzab. Beliau belajar ilmu terus menerus hingga menjadi ulama besar dalam fiqh madzhab Syafi’i, dalam bidang hadits dan bahasa.
Imam Nawawi dikenal sebagai seorang alim rabbani, zuhud dalam dunia, wara’ dan beliau hampir tidak pernah berpaling dari ketaatan, kuat dalam amar ma’ruf nahi munkar, menasehati penguasa, tidak takut celaan orang karena Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
Beliau memiliki kedudukan yang tinggi yang dikenal oleh ulama di jamannya. Berkaitan dengan ini Syaikh ibn farh menyatakan bahwa Imam Nawawi memiliki tiga derajat yang satu derajatnya saja sangat berat dicapai oleh orang lain, yaitu ilmu, zuhud dan amar ma’ruf nahi mungkar.
Wafat beliau
Nawawi meninggal pada tanggal 14 Rajab 176 H di Nawa. Umur Imam Nawawi memang tidak panjang, tidak lebih dari 45 tahun, meskipun demikian usia yang tidak panjang itu penuh barakah. Umur yang tidak panjang itu, beliau habiskan untuk ibadah, ketaatan, mengajar dan menulis.
Karya Imam Nawawi
Beliau mewariskan peninggallan yang berharga dalam beragam ilmu-ilmu agama, yang dapat dibaca oleh para penelaah, dan pembaca. Disaat beliau diberi kekuatan pemahaman dalam memahami nash, ilmu fiqh, ushul fiqh, mustholah, bahasa dan bidang ilmu yang lain. Diantara karangan beliau adalah Minhaj fi syarah shahih Muslim, Taahdzibul asma’ waal lughoh, Minhajuj tholibin, Ad daqoiq, Tashhihul tanbih fi fiqhil asy syafi’iyah, Taqrib wa tahsin fi mushtolah al hadits, Riyadhus shalihin min kalamisayidil mursalin dan tulisan-tulisan lain yang masih banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar