Bersin. Siapapun tahu bersin. Kita dapat menemukan orang yang bersin di rumah, angkutan umum, jalan raya, kantor dan sudah tentu di iklan. Bahkan, kucing pun bersin seperti layaknya manusia (hanya saja dia tidak mengenakan sapu tangan). Bukan itu saja, ada orang yang bersinnya seperti bersinnya ?kucing. Ayo ngaku, siapa yang bersinnya seperti kucing? Karena bukan merupakan hal yang baru, jarang sekali orang yang ?membahas mengenai bersin. Namun Islam membahasnya secara khusus mengenai bersin. Rasulullah mengajarkan suatu adab, adab ketika bersin. Ketika bersin, maka orang yang bersin diperintahkan untuk mengucapkan Alhamdulillah. Ucapan Alhamdulillah merupakan suatu bentuk ucapan syukur. Mengapa mengatakan ucapan syukur? Bersin adalah keluarnya udara dengan keras, kuat disertai hentakan melalui dua lubang: hidung dan mulut. Maka akan terkuras dari badan bersamaan dengan bersin ini sejumlah hal seperti debu, haba' (sesuatu yang sangat kecil, di udara, yang hanya terlihat ketika ada sinar matahari), atau kutu, atau mikroba yang terkadang masuk ke dalam organ pernafasan. Oleh karena itu, secara tabiat, bersin datang dari Yang Maha Rahman (Pengasih), sebab padanya terdapat manfaat yang besar bagi tubuh.(Lihat Al-Haqa'iq Al-Thabiyah fii Al-Islam: hal 155) Dikutip dari; ( alsofwah.or.id - 13 Ramadhan 1424/071103 ) Jadi, pantaslah bila sehabis bersin mengucapkan hamdalah. Sebab bila tidak bersin, berarti penyakit akan masuk ke dalam diri seseorang. Dengan mengucapkan hamdalah itu berarti ungkapan terima kasih kepada Allah yang telah mengeluarkan penyakit dari dalam tubuh seseorang. Begitulah yang diajarkan Rasulullah. Hubungan dengan Allah bukan saja pada shalat, do’a, puasa dan ibadah-ibadah lainnya. Hablum minallah (hubungan dengan Allah) dapat juga terjalin di saat seorang muslim bersin. Islam memang berbeda dengan paham atheis. Bagi orang atheis, bersin tidak ada hubungannya dengan Allah atau Tuhan. Karena bagi para penganut paham atheis, bersin hanya merupakan reaksi tubuh saja tidak ada hubungannya dengan Allah. Tapi bukan itu saja, bukan hubungan dengan Allah saja. Hablum minannaas (hubungan sesama manusia) juga nampak dalam adab bersin. Bila ada yang bersin dan mengucapkan hamdalah, maka saudaranya yang mendengar wajib untuk menjawabnya dengan ucapan yarhamukumullah. Selanjutnya orang yang bersin juga diharuskan untuk menjawab, “Yahdikumullah wa yushlih baalakum.” Cobalah perhatikan, suatu pemandangan yang indah sekali. Hubungan dengan Allah terjalin dan hubungan sesama manusia juga terjalin dengan indah. Hubungan sesama manusia terjalin dengan harmonis. Tidak ada saling caci, tidak ada saling fitnah, tidak ada saling menjatuhkan, tidak ada saling merendahkan dan seterusnya. Yang ada adalah saling mendoakan. Untuk memperkuat adab dan akhlak ini, Rasulullah memasukkan adab menjawab orang bersin sebagai hak seorang muslim terhadap muslim lainnya. Sehingga seorang muslim yang mendengar saudaranya bersin dan mengucapkan hamdalah, dia wajib untuk menjawabnya. Paham materialistis sudah merasuki hingga ke aliran darah setiap muslim. Sehingga menjatuhkan dan menjegal seorang teman demi materi merupakan suatu hal yang dianggap wajar. Muncullah sikap individualis. Jangankan untuk mendoakan sesama muslim. Saling menghormati, saling menyapa saja mungkin merupakan barang yang langka di saat paham materialistis dan sikap individualis telah merasuk ke dalam darah setiap muslim. Menyebarkan adab bersin ini merupakan suatu usaha untuk menekan sikap individualis. Semoga bermanfaat.(arnab) |
Senin, 30 Agustus 2010
Yuk Terapkan Adab Bersin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar