Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sedemikian kuatnya mengkondisikan ummatnya untuk menghayati betapa hari Kiamat telah dekat. Sehingga dalam suatu khutbah beliau digambarkan ibarat seorang komandan perang yang memperingatkan pasukannya agar selalu dalam keadaan waspada siaga satu.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَطَبَ احْمَرَّتْ عَيْنَاهُ وَعَلَا صَوْتُهُ وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ حَتَّى كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ يَقُولُ صَبَّحَكُمْ وَمَسَّاكُمْ وَيَقُولُ بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ وَيَقْرُنُ بَيْنَ إِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى
Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ’anhu: “Adalah Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bila menyampaikan khotbah mata beliau memerah, suara meninggi dan sangat marah, seakan-akan panglima perang yang sedang memperingatkan pasukannya dengan aba-aba: “Awas! Berjaga-jagalah kalian pada pagi hari dan petang harimu!” dan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Aku dan hari kiamat diutus (berdampingan) seperti ini.” Dan beliau menghimpun jari telunjuk dengan jari tengahnya.”(HR Muslim 4/359)
Bayangkan..! Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam diriwayatkan sebagai memerah matanya, meninggi suaranya dan berkhutbah dalam keadaan sangat marah...! Sungguh persis seperti seorang komandan di tengah medan jihad yang sedang memberi arahan kepada pasukannya. Beliau samasekali tidak ingin seorangpun pasukannya lengah dalam mengantisipasi gerak musuh. Sebab kelengahan pasukan bisa menyebabkan musuh berhasil menjebol benteng ummat dan itu berarti seluruh ummat Islam bakal terancam nyawanya.
Bolehkah seorang muslim bersikap santai dan acuh tak acuh terhadap peristiwa dahsyat Kiamat? Sudah barang tentu TIDAK…! Sebab tidak seorangpun mengetahui kapan datangnya hari Kiamat. Jangankan sembarang manusia, bahkan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sekalipun tidak tahu persis hari, tanggal, bulan dan tahun bakal terjadinya hari Kiamat.
يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ
”Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit/hari Akhir/hari Kiamat. Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari itu hanya di sisi Allah.” (QS Al-Ahzab ayat 63)
Jadi kita tidak dibenarkan menyikapi hari Kiamat dengan bersantai-santai hanya mentang-mentang kita termasuk muslim yang dijamin tidak bakal mengalaminya. Padahal kita tidak tahu persisnya kapan hari itu akan tiba. Yang pasti, Allah subhaanahu wa ta’aala memerintahkan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam untuk mengkondisikan ummatnya agar meyakini bahwa hari Kiamat sudah dekat waktu kedatanganannya. Walau kedatangannya tidak jelas, tapi ummat diarahkan untuk selalu standby menghadapinya dengan menghayati bahwa kedatangannya sudah dekat. Tidak ada satupun ayat maupun hadits yang membenarkan sikap menganggap bahwa Kiamat masih jauh.
وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا
“Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari itu sudah dekat waktunya.” (QS Al-Ahzab ayat 63)
عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ
قَالَ وَضَمَّ السَّبَّابَةَ وَالْوُسْطَى (مسلم)
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu berkata: Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Aku dan hari kiamat diutus (berdampingan) seperti ini.” Anas berkata:”Dan beliau menghimpun jari tengah dan jari telunjuknya.” (HR Muslim 14/193)
Di samping itu, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengingatkan kita bahwa beberapa saat sebelum tibanya hari Kiamat dunia bakal diselimuti rangkaian fitnah ( Ujian, Cobaan Duniawi - FITNAH trhadap Kebnaran SEJATI yaitu ISLAM ) yang begitu dahsyat sehingga menjadi laksana potongan malam yang gelap-gulita. Sedemikian hebatnya keadaan fitnah-fitnah saat itu sehingga akan banyak dijumpai orang yang begitu mudah berubah menjadi kafir padahal asalnya beriman. Bahkan perubahan dari iman menjadi kafir tersebut berlangsung dalam tempo yang sangat singkat. Tidak memerlukan proses dan waktu yang lama.
Ini terjadi karena bentuk fitnah adalah mngkaburkan kbenaran, maksiat dan dosa dianggap biasa, gila dunia membutakan hati dalam mengkebiri iman dan melemahkan kesungguhan dalam melaksanakan Islam yg sebenarnya.
إِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا
وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا
”Sesungguhnya menjelang hari Kiamat banyak fitnah bermunculan laksana malam gelap. Pagi hari seseorang beriman dan sore harinya kafir. Sore hari beriman paginya kafir.” (HR Ibnu Majah 11/455)
Dunia yang kita hadapi dewasa ini saja sudah terasa diwarnai begitu banyak fitnah. Marilah kita bersungguh-sungguh mempersiapkan diri menghadapi bakal datangnya hari dahsyat Kiamat. Marilah kita jauhi sikap santai dan acuh tak acuh terhadap fenomena hidup di Akhir Zaman menjelang datangnya Kiamat. Marilah kita tingkatkan pengetahuan dan keyakinan kita akan tanda-tanda menjelang datangnya Kiamat agar kita dapat mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan skenario ilahi yang bakal –insyaAllah- pasti terjadi.
Semoga Allah subhaanahu wa ta’aala memasukkan kita ke dalam golongan yang tidak salah mensikapi segenap tanda demi tanda Akhir Zaman yang kian membenarkan kenabian Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam.
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Al-Ahzab ayat 40)
Diutusnya Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sebagai penutup para nabi mengantarkan kita kepada beberapa kesimpulan:
Pertama, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam merupakan Penutup para Nabi untuk ummat manusia yang posisinya sebagai Penutup Para Ummat.
Kedua, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam merupakan Nabi Akhir Zaman untuk Ummat Akhir Zaman alias Ummat manusia yang hidup di Akhir Zaman.
Ketiga, semenjak diutusnya Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam berarti manusia yang hidup bersama beliau dan datang sesudah beliau mendapat julukan Penutup Para Ummat atau Ummat Akhir Zaman. Dengan kata lain kita semua yang dilahirkan dan hidup sesudah diutusnya Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam merupakan the Last Of Mankind. Sesudah kehadiran ummat akhir zaman ini di muka bumi, maka tidak akan ada lagi ummat manusia di muka bumi sebab dunia akan segera berakhir.
Keempat, tidak bakal ada lagi Nabi setelah Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam yang bakal diutus Allah subhaanahu wa ta’aala untuk membawa ajaran baru. Sebab ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam telah mencapai bentuk kesempurnaan dan kelengkapan ajaran Allah subhaanahu wa ta’aala.
Kelima, kalaupun ajaran Islam mengajarkan bahwa Nabiyullah Isa alaihis-salaam bakal turun kembali di akhir zaman, maka ia tidak akan datang membawa ajaran baru atau menda’wahkan ajaran Kristen atau Nashrani, melainkan ia malah akan menjadi pengikut dan pengokoh ajaran Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Sebab turunnya kembali Nabiyullah Isa alaihis-salaam adalah untuk menjalankan beberapa tugas mulia yang belum beliau jalankan, yakni di antaranya: (1) mengajak ahli Kitab yakni Yahudi dan Nashrani agar memeluk agama Islam, (2) membunuh fitnah yang paling dahsyat sepanjang zaman yakni Dajjal, (3) menghancurkan salib, (4) membunuh babi, (5) mengatasi kaum penghancur Ya’juj wa Ma’juj serta (6) menghidupkan syiar agama Islam di antaranya melalui pelaksanaan ibadah haji dan umroh.
Satu hal yang pasti ialah bahwa ummat Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam merupakan ummat Akhir Zaman. Artinya ummat ini merupakan ummat yang hidup di penghujung perjalanan eksistensi dunia fana ini. Ummat Muhammad adalah ummat yang bakal menyongsong datangnya kiamat.
عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ
قَالَ وَضَمَّ السَّبَّابَةَ وَالْوُسْطَى (مسلم)
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu berkata: Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Aku dan hari kiamat diutus (berdampingan) seperti ini.” Anas berkata:”Dan beliau menghimpun jari tengah dan jari telunjuknya.” (HR Muslim 14/193)
Hanya saja yang bakal mengalami Kiamat hanyalah ummat Muhammad yang durhaka kepada Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Adapun mereka yang mengimani dan mentaati Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam bakal diselamatkan dari peristiwa dahsyat Kiamat sebab Allah subhaanahu wa ta’aala bakal mencabut nyawa kaum muslimin menjelang dekat sekali datangnya kiamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar